Selasa, September 17, 2013

Jawaban Ustadz yang menyesatkan ke 5




Aep saepulloh darusmanwiati menyampaikan dalam artikel kemarin  sbb
عن أنس بن مالك قال: كنَّا نُصلِّي مع النَّبي صلى الله عليه وسلم فَيَضعُ أحدُنا طرفَ الثوبِ من شدَّة الحرِّ في مكان السجود. [رواه البخاري ومسلم

Artinya: "Anas bin Malik berkata: "Kami shalat bersama Rasulullah saw, dan setiap kami meletakkan ujung baju di tempat sujud, karena sangat panas" (HR. Bukhari (hadits nomor 378) dan Muslim (hadits nomor 620).
Imam Bukhari menyimpan hadits di atas dalam bab yang diberinya judul: "Bab: Sujud di atas baju karena sangat panas".

Komentarku ( Mahrus ali): 


صحيح.
رواه البخارى (1/108 , 146) - واللفظ له فى رواية - ومسلم (2/109) والنسائى (1/167) والترمذى (2/479) والدارمى (1/308) وابن أبى شيبة فى " المصنف " (1/105/1) وابن ماجه (1033) وأحمد (3/100) والبيهقى (2/106) والسراج فى " حديثه " (87/1).

Hadis tsb sahih .
Bukhari (1/108, 146) - dan redaksi hadis menurut riwayat beliau - dan Muslim (2/109) Nasa`I  (1/167)  al-Tirmidzi (2/479) Darimi (1/308)  Ibnu Abi Shaybah dalam " al mushannaf" (1/105 / 1) Ibnu Majah (1033)  Ahmad (3/100) dan Al Baihaqi (2/106) dan Al siraj  dalam "hadisnya" (87/1).

وقال الترمذى: " حديث حسن صحيح ".
Imam Tirmidzi berkata: Hadis tsb hasan sahih
Hadis tsb menunjukkan bahwa  salah satu dari sahabat bukan semuanya atau sebagiannya melakukan sujud ke ujung pakaiannya karena tanahnya sangat panas. Lain dengan posisi kita yang berada di masjid yang  udaranya bukan udara Mekkah Medinah yang sangat panas, tapi berudara di Indonesia yang sejuk. Anehnya kita malah bersujud ke karpet, bahkan anti dengan  sujud ke tanah karena ikut budaya leluhur yang hina bukan para sahabat  sebagai leluhur yang mulia.Seandainya para  sahabat itu bersujud di tanah kita yang sejuk ini sudah tentu mereka  akan bersujud ke tanah tanpa menggunakan kain ujung bajunya gitu. Karena itu, kita menjalankan salat tanpa mengikuti salat sahabat dan Nabi SAW. Kita menjalankan salat atas landasan kebodohan kita terhadap sunnah Rasulullah SAW, lalu mengikuti budaya.

ثالثا: في ما ورد من السجود على غير الأرض لعذر:
(5) البخاري: ج 1 ص 107.
أخرج البخاري - في باب: السجود على الثوب في شدة الحر

Ketiga: Hadis tentang sujud kepada lain tanah karena ada udzur.  Bukkhari  107. hal 107.
Bukhari membikin bab : “Sujud di tanah waktu sangat panas”
Komentarku ( Mahrus ali): 
Bukhari membikin bab seperti itu dengan mengetengahkan hadis yang menjelaskan sahabat dan Nabi SAW telah bersujud ke tanah sekalipun terasa panas, namun ada salah satu sahabat yang menjalankan sujud dengan hamparan ujung bajunya karena sangat panas.
 Jadi hadis itu tidak boleh dibuat landasan untuk memperkenankan salat di atas karpet, tapi justru mendukung salat yang benar adalah  salat yang langsung bersujud ke tanah bukan di keramik. Dan salat  di atas karpet tidak memiliki satu dalil sama sekali apalagi dua atau tiga.

Lihat hadis sbb:
Tata  cara sujud Rasulullah SAW  sbb :
وَقَالَ يَزِيدُ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وَسَلَّمَ يَضَعُ أَنْفَهُ عَلَى الْأَرْضِ إِذَا سَجَدَ مَعَ جَبْهَتِهِ *
Yazid ra  berkata : “ Aku melihat Rasulullah SAW  meletakkan  hidungnya di atas tanah ketika bersujud dengan dahinya .[1]
َِوَضْعُهُمَا فِي السُّجُودِ عَلَى الْأَرْضِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ
Dua tangannya waktu sujud di atas tanah  sejajar dengan dua pundaknya [2]
  Rasulullah SAW   pernah melakukan salat di atas mimbar , ma`mum di belakangnya  dan di bawah. Katika akan sujud  Rasulullah SAW   mundur  lalu bersujud di atas tanah .
ثُمَّ رَجَعَ الْقَهْقَرَى فَسَجَدَ عَلَى الْأَرْضِ
 Rasulullah SAW  mundur lalu bersujud di atas tanah. [3]

Itulah tata cara sujud Rasulullah SAW yang langsung ke tanah, bukan ke sajadah, karpet, tikar, atau keramik apalagi di masjid yang bertingkat . Kita bila  tidak ikut rasul lalu ikut orang banyak tanpa dalil, maka kita akan sesat. Ingat ayat ini:

وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُون

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta.” (Q.s. Al-An‘am: 116).

Dalam ayat lainnya, Allah menyatakan bahwa sebagian besar manusia tidak akan beriman:

وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ

“Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu menginginkannya.” (Q.S. Yusuf[12]: 103).

Dalam surat Al-Ma’idah, Allah menyebutkan tentang merajalelanya yang “buruk” dan menyerukan agar orang-orang yang berakal menjauhinya.

قُل لاَّ يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ فَاتَّقُواْ اللّهَ يَا أُوْلِي الأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُون

“Katakanlah, ‘Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.” (Q.S. Al-Ma’idah[5]: 100).

Bersambung ………..
Peringatan:Mesin pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah:  mantan kiyai nu    lalu teks yang kamu cari
Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfreand ). 081935056529 (XL ) atau  08819386306   ( smartfreand )
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1



[1] HR  Ahmad  18377
[2] Muslim
[3] Muttafaq alaih  , Bukhori 377

Artikel Terkait

3 komentar:

  1. Itulah tata cara sujud
    Rasulullah SAW yang
    langsung ke tanah, bukan ke
    sajadah, karpet, tikar, atau
    keramik apalagi di masjid
    yang bertingkat . Kita bila
    tidak ikut rasul lalu ikut orang
    banyak tanpa dalil, maka kita
    akan sesat. (jawaban ust mahrus)
    mohon maaf ustad rumah ustad d keramik tdk?semua masjid d indonesia berkeramik bahkan bertingkat 2 ...terus kita sholat d mana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang rumah saya keramikan, lalu salah satu kamarnya saya bongkar keramiknya, lalu saya gunakan untuk salat di tanah langsung dengan berjamaah sama murid murid sekitar 30 orang
      Dan ingat bumi Allah itu luas dan tanah itu banyak, salatlah di sana.

      Hapus
    2. masjidilharam saja dikeramik dan saya enjoy saja sujud di sana.

      Hapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan