Sabtu, September 21, 2013

Bantahan terhadap buku Idahram yang berjudul "Ulama sejagat menggugat Wahhabi"



 Bantahan terhadap buku Idahram yang berjudul "Ulama sejagat menggugat Wahhabi"


Oleh: Muhammad Faisal, S.Pd, M.MPd.
(Aktivis anti pemurtadan dan aliran sesat, penulis risalah berjudul biografi Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At-Tamimi rahimahulloh)
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مّسْلِمُونَ يَآ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْراً وَنِسَآءً وَاتَّقُوْا اللَّهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْباً يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ وَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً أما بعد: فإن أصدق الكلام , كلام الله . وخير الهدي , هدي محمد صلى الله عليه وسلم . وشر الأمور محدثاتها , وكل محدثة بدعة , وكل بدعة ضلالة , وكل ضلالة في النار
(Arrahmah.com) – Amma ba’du, Idahram (Abu Salafy) menulis buku yang berjudul “Ulama Sejagat Menggugat Salafi Wahabi” Dari judulnya saja sudah nampak kedustaan atas buku ini. Dari sisi judul saja, buku ini sudah salah. Benarkah ulama seluruh dunia telah menggugat dakwah dan kaum Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab? Padahal banyak para ulama yang membela dakwah tauhid yang dihidupkan kembali oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi (di Indonesia dikenal dengan Sebutan Syaikh Muhammad At-Tamimi). Mungkin yang dimaksud Idahram itu yang menggugat Salafi Wahhabi adalah Abdul Karim Al-Khatib, Muhammad Abu Zahrah, Muhammad Sa’id al-Buthi, atau yang semisal mereka. Yang anti terhadap dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahulloh.
Lalu Ulama sejagad mana yang dimaksud oleh Idahram? Jika menelaah kitab para ulama, maka gugatan Abdul Karim Al-Khatib, Muhammad Abu Zahrah, Muhammad Sa’id Al-Buthi sudah di jawab dengan ilmiah oleh Syaikh Prof. DR.Shaleh Fauzan al-Fauzan. Silahkan memabaca jawaban ilmiah Syaikh Shaleh Fauzan dalam masalah ini.
Berikut beberapa pandangan Ulama Timur dan Barat tentang dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab at-Tamimi Rahimahulloh.
1.    Imam Muhammad bin Isma’il As-Shan’ani Rahimahulloh (pengarang kitab Subulus Salam) : Ketika sampai kepada beliau dakwah yang dibawa oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Maka beliau memujinya dengan menggubah suatu syair yang indah : “Ucapan selamat dariku untuk Najd dan orang yang tinggal di Najd (Hijaz) sana. Walaupun ucapanku tidak akan terdengar dari jauh. Telah memancar dari sebuah kaki bukti Sana’a mata air kehidupan. Menghidupkan dan memanjangkan nya dengan guyuran hujan dari awan. Maka berhentilah dan bertanyalah kepada orang pandai yang hidup ditanah Haram. Yang dengan nya dia menunjukkan orang bodoh, petunjuk kehidupan. Muhammad, dia yang mengajak manusia menuju ajaran Ahmad. Betapa terpujinya yang memberi petunjuk dan menjadi sumber petunjuk.
Betapa banyak manusia yang mengingkari perkataan nya. Menolak tanpa dasar kebenaran dan fakta. Tidaklah setiap perkataan diterima dengan terbuka. Dan tidaklah semua perkataan akan ditolak. Kecuali perkataan Rabb kita dan Rasul-Nya. Maka demikianlah perkataan manusia yang mulia itupun ditolaknya. Sesungguhnya perkataan manusia, Tergantung kepada ketelitian nya dan sumbernya. Dan telah datang kabar kepada kita, Bahwa dia mengembalikan ajaran yang mulia ini, sebagaimana awalnya. Dia menampakkan kebenaran yang tersembunyi dari orang bodoh dan ahli bid’ah. Dan akupun mengikutinya.
2.    Imam Muhammad bin Ali Asy-Syaukani (Penulis Kitab Nailul Authar, Yaman) Rahimahulloh : Ketika sampai berita kematian Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahulloh, Al-Imam Asy-Syaukani Rahimahulloh pun merangkai bait-bait syairnya, “Telah wafat tonggak ilmu dan pusat kemuliaan, Rujukan utama orang-orang pilihan yang mulia. Ilmu-ilmu agama nyaris hilang bersama wafatnya, Wajah kebenaran pun hampir lenyap tertelan derasnya arus sungai.”
3.    Syaikh Muhammad Rasyid Ridha Rahimahulloh (Pemimpin Majalah Al-Manar Mesir) : Beliau berkata didalam muqaddimah kitab nya Shiyaanatul Insan : “Dalam umat ini tidak akan pernah kosong dari ulama Rabbani yang adil, yang selalu berusaha memperbaharui urusan dien umat Islam ini, terutama ketika masa – masa yang penuh dengan bid’ah. Dan Sungguh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab merupakan salah satu ulama mujaddid tersebut. Beliau bangkit untuk mengajak manusia kembali memurnikan tauhid. dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Alloh saja. Beliau juga mengajar manusia untuk meninggalkan bid’ah dan maksiat.”
4.    DR.Thaha Husain Rahimahulloh (Sastrawan Mesir) berkata : “Sungguh dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah mazhab baru namun hakikatnya lama, kenyataannya ajaran ini memang baru bagi orang-orang yang hidup di zaman ini, tetapi hakikatnya lama. Sebab dakwah beliau tidak lain hanyalah ajakan yang kuat kepada Islam yang murni, bersih lagi suci dari noda-noda syirik dan paganisme.”
5.    Syaikh Muhammad Hamid Al-Faqi Rahimahulloh (Seorang Ulama Besar Al-Azar Mesir, Anggota Senior tandzim/Ormas Islam Jamaah Anshor Sunnah Muhammadiyah, Sudan) menjelaskan : “Istilah Wahhabi (Wahabi) disandarkan kepada Imam Muhamamd bin Abdul Wahhab, seorang Mujaddid abada ke 12 Hijriyah. Penisbatan tersebut merupakan julukan yang tidak benar, menurut kaidah bahasa Arab. Yang benar seharusnya mereka menjulukinya dengan istilah Muhammadiyyah. Dikarenakan penggagas dan pembagun gerakan dakwah ini bernama Muhammad, bukan Abdul Wahhab. Dan sesungguhnya pengikut Madzhab (fiqih) Hanbali berpegang kepada ajaran Imam Ahmad bin Hambal dalam urusan furu’. Sebagaimana pula para pengikut madzhab (fiqih) lainnya. Mereka juga tidak menuduh -baik dengan ucapan ataupun tulisan- bahwa Syaikh Muhamamd bin Abdul Wahhab datang mengajarkan madzhab yang baru. Beliau juga tidak mengada – adakan pemahaman ilmu yang menyimpang (menyeleweng) dari ajaran para Salafus Shaleh.
Akan tetapi seluruh amal dan kesungguhan beliau, dicurahkan untuk menghidupkan kembali ajaran islam yang lurus. Dan mengembalikan manusia sesuai dengan ketetapan al-Quran, terutama dalam urusan tauhi uluhiyah dan ibadah hanya kepada Alloh Ta’ala, menghinakan diri, menundukkan diri, berdoa, bernadzar, bersumpah dan bertawakal hanya kepada Alloh. Beliau (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab) mengajak manusia untuk mentaati syariah Islam. Dalam persoalan tauhid Asma wa Shifat, beliau mengajak manusia untuk mengimani ayat – ayat yang berkenanaan dengan tauhid tersebut sebagai mana adanya, tanpa menyimpang makna dan mentakwilkan nya. Tanpa tasybih dan tamtsil (menyerupakan dan memisalkan Alloh dengan makhluk), mengajak manusia untuk mengimani Alloh dalam tauhid Asma’ wa Shifat sesuai dengan ayat al-Quran dengan lafadz bahasa Arab yang shahih, sesuai dengan hadits yang datang dari Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa sallam.
Sebagaimana pula yang dipahami oleh para sahabat, dan tabi’in, serta para Imam yang mendapat hidayah, baik dari golongan terdahulu maupun sekarang. Dan beliau menekankan bahwa realisasi syahadat Laa ilaaha illaAlloh Muhammadar Rasululloh tidak akan sempurna kecuali dengan perkara – perkara tersebut diatas.”
6.    Syaikh DR.Muhammad Taqiyuddin Al-Hilali Rahimahulloh (seorang Ulam Iraq) berkata: “Tidak dapat dipungkiri bahwa Imam Rabbani Muhammad bin Abdul Wahhab, bangun dengan membawa dakwah yang lurus, memperbaharui amanah yang ditinggalkan Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa sallam dan para sahabat. Beliau juga meletakkan dasar dari sebuah daulah / negara yang mengingatkan orang tentang daulah pada masa khulafa’ rasyidin.”
7.    Syaikh Khairuddin Az-Zarkali Rahimahulloh dalam kitab nya Al-I’lam berkata : “Muhammad bin Abdul Wahhab merupakan pemimpin kebangkitan pembaharuan Islam di jazirah Arab masa kini. Beliau mengikuti manhaj yang diajarkan oleh Salafus Shaleh, mengajak manusia kepada tauhid yang lurus dan murni, menyingkirkan bid’ah dan menghancurkan semua gambar buruk tentang Islam.”
8.    Syaikh Mahmud Syukri Al-Alusi Hafidzhahulloh (Seorang Ulama Iraq) berkata : Beliau berkata, “Baliau (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab) termasuk ulama yang selalu memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang munkar, dahulu beliau mengajarkan sholat dan hukum-hukumnya serta seluruh rukun-rukun agama, beliau juga selalu memerintahkan untuk berjama’ah.”
9.    Syaikh Muhammad Abduh Rahimahulloh juga memuji Syaikh Muhammad bin Abdul Wahha dan memberikan julukan kepada beliau sebagai Mujaddid yang agung dan mengaku mengikuti ajaran beliau.
10.                       Syaikh Muhammad Khalil al-Haras Rahimahulloh berkata : “Sesungguhnya penjagaan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab terhadap kitab yang dikarang oleh Imam Ibnu Taimiyyah dan menghidupkan kembali ajaran nya, merupakan bukti dari sifat terpujinya dan akan selalu di ingat semua kebijaksanaan dan pandangan baik beliau. Karena kitab – kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah sebelumnya tertimbun dalam tumpukan, dilupakan dan diremehkan oleh manusia, terutama oleh para ahli bid’ah, dan orang bodoh, yang tidak mau sedikitpun melihat cahaya yang tersimpan didalamnya, dan tidak mau memperhatikan peranan nya yang sangat penting dalam menunjukkan kaum muslimin kepada ajaran yang lurus. Bahkan banyak diantara mereka memperingatkan kaum Muslimin untuk tidak mempelajarinya, dan mengaikatkan nya dengan kitab – kitab yang dikarang oleh orang-orang filsafat. Maka ketika gerakan yang dibagun oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab datang, mereka mengembalikan kitab pembaharu yang dikarang oleh Imam Ibnu Taimiyyah dan Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah kepada kedudukan yang semestinya. Mereka juga memperbaharui kembali cetakan nya kemudian menyebarkan nya.”
11.                       Syaikh Al-Allamah Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz Rahimahulloh (Ketua Lajnah Ad-Daimah/Lembaga Komisi Tetap Riset dan Fatwa Saudi Arabia dan Haiah Kibar Ulama/Ketua Lembaga Ulama Besar Saudi Arabia) berkata : “Alhamdulillah, yang telah memberikan karunia kepada hamba-Nya pada setiap zaman dengan munculnya seorang Imam yang memberi petunjuk, mengajak manusia kembali kepada jalan yang lurus. Menuntut manusia melewati jalan yang lurus dan mengajarkan kepada manusia yang butuh tentang petunjuk. Menunjukkan kepada manusia bahaya pengingkaran terhadap kitabullah dan sunnah Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa sallam.
Menunjukkan kepada manusia bahaya mengikuti keyakinan yang bathil penyimpangan orang – orang sesat. Para Imam tersebut memberikan penjelasan kepada manusia tentang hakikat dien (agama) yang benar, dan membuka syubhat yang ada secara gamblang. Satu diantara Imam tersebut adalah Imam Al-Allamah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, semoga Alloh memberikan kebaikan kepada beliau dialam kubur dan memasukkan beliau kedalam Jannah. Beliau (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab) adalah orang yang istiqamah dalam dakwah, tekun dalam mengkaji ilmu dan pemberani dalam berjihad. Beliau juga banyak menghasilkan kitab yang bermanfaat, juga menulis banyak risalah, terutama dalam menjelaskan akidah yang benar dan membantah pemahaman yang menyelisihi ajaran Islam yang benar dengan menggunakan dalil dan penjelasan. Beliau terus berjuang sampai dien (agama) Alloh diberi kemenangan, pertolongan dan sampai terhina nya kelompok menyimpang. Beliau terus berjuang sampai akidah salaf tersebar diseluruh jazirah Arab dan sekitarnya.”
12.                       Syaikh Abbas Mahmud Al-Iqod Rahimahulloh berkata : “Tampak jelas dalam perjalan sejarah kehidupan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, bahwa dia mendapatkan kesulitan dalam menyampaikan dakwahnya. Sebagaimana sulitnya orang yang memanggil manusia lain yang tuli. Terutama ketika beliau menghadapi orang – orang jahil dan berbuat syirik, sedangkan manusia telah terbiasa berbuat syirik seperti menggantungkan jimat, tamimah, dan lain nya. Manusia juga telah terbiasa untuk menggunakan shiri dan bantuan – bantuan syaitan dalam menghadapi masalah, termasuk ketika mereka meminta hujan dan menghindari wabah. Maka menjadi wajib untuk mendakwahi mereka dan memalingkan manusia dan perbuatan jahiliyyah tersebut. Dan telah menjadi hasil yang nyata dari dakwah Wahhabiyah (dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul wahhab), bahwa mereka mampu menghindarkan manusia dari berbagai macam perbuata bid’ah dan khurafat.”
13.                       Syaikh Abu Syamah Abdul Dhahir Al-Mishri Hafidzhahulloh (salah satu Imam di Masjidil Haram) berkata didalam syair nya : “Aku memuji Syaikh Imam Muhammad bin Abdul Wahhab. Semua manusia yang Shalih Alim Rabbani. Yang mengajarkan petunjuk, yang penuh dengan lautan kedarmawanan. Yang menghancurkan semua musuh. Yang mengerahkan semua serangan nya kepada berhala. Manusia yang beramal di negeri Najd. Mengajak manusia kembali kepada Iman dan Islam. Hingga besok hari, Najd serupa taman bunga. Dia mendapatkan naungan pengetahuan. Dia menghidupkan agama yang lurus sebagaimana semula. Dan menegakkan nya dengan pedang dan petunjuknya. Petunjuknya adalah kitab dan sunnah. Petunjuk yang dibawa oleh pemuka manusia. Betapa banyak dia terangi kesyrikan dan pengikutnya. Dia timpakan kepada mereka semua kehinaan. Dia menjelaskan tauhid dan ibadah.”
14.                       Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili hafizhahullah (Penulis Fiqih Islam Wa Adillatuhu) berkata: “Ibnu Abdul Wahhab memulai dakwahnya pada tahun 1134 H / 1730 M. Beliau memerintahkan kepada yang Ma’ruf dan mencegah yang munkar. Dakwah yang beliau bawa merupakan nyala pertama kesadaran dunia Islam pada masa kini. Beliau sangat memperhatikan urusan tauhid, yang merupakan tiang dari ajaran Islam, disaat banyak dari kaum Muslimin yang telah rusak tauhid mereka.”
15.                       Syaikh Manna’ Khalil Al-Qattan Rahimahulloh berkata : “Setelah menerangkan tentang buruknya nasib ajaran Islam dan politik di Najd pada waktu itu, setelah berlalu mendung yang menutupi cakrawala kaum muslimin, kemudian Alloh berkenan untuk menjauhkan mendung tersebut dan mengembalikan kesucian akidah umat. Alloh membersihkan kaum Muslimin dari noda syirik dan jahiliyah, dan menjauhkan kesedihan dan keputus asaan. Maka secara bertahap mulailah naiklah suara tauhid yang dengan nya Rasul diutus, “Laa ilaaha illAlloh” menumbuhkan kembali akidah yang lurus membuang diri dari keburukan bid’ah dan khurafat, dan memberikan air kehidupan dari mata air Islam yang murni bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah, dan ajaran yang dipeluk oleh para Salaf. Begitulah kumandang suara yang dilantunkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, kemudian suara itu menggema di sekitar negeri Najd dan dunia Islam.”
16.                       Syaikh Dr. Ali Ath-Thantawi Rahimahulloh berkata : “Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahulloh tumbuh dan berkembang. Beliau mampu melihat cahaya kebaikan yang Alloh berikan. Alloh Ta’ala mentakdirkan beliau menjadi salah seorang yang dikhabarkan oleh Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa sallam sebagai manusia yang diutus untuk memperbaharui ajaran ummat. Bahkan beliau adalah manusia yang paling berhak untuk mendapat julukan tersebut, dibandingkan dengan orang lain yang ada pada masa kita hari ini. Dan telah wujud secara nyata bagaimana negeri Najd berhasil kembali kepada tauhid yang lurus dengan perantara tangan beliau.”
17.                       Syaikh Al-Allamah Muhadist Muhammad Nashiruddin Al-Albani Rahimahulloh (Pakar Hadist dari Yordania) Beliau berbicara dalam usaha menolak anggapan orang yang mengatakan Fitnah Nejed adalah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Beliau berkata : “Telah diketahui betapa besar dendam, kebencian yang tersembunyi, dan tuduhan – tuduhan dusta yang dilakukan ole kelompok yang jahat terhadap Imam Mujaddid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahulloh. Semoga Alloh melimpahkan kepada beliau pahala, karena usaha beliau dalam mengeluarkan manusia dari kegelapan syirik menuju cahaya tauhid yang murni. Mereka (para penuduh) melakukan fitnah kepada beliau, dan berbuat kedustaan dan celaan demi tujuan tertentu yaitu untuk memalingkan manusia dari dakwah tauhid ini. Dan dari perkataan beberapa ulama yang menerangkan secara jelas berapa buruknya keadaan umat Islam ini sebelum dakwah ini muncul. Salah satu nya yaitu perkataan seorang ulama dari Sana’a Syaikh Muhammad bin Isma’il As-San’aani dalam syair yang beliau gubah -lihat no 1-
18.                       Syaikhuna Al-Allamah Prof. DR. Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahulloh (Anggota Kibar Ulama/Ulama Besar Saudi Arabia dan Anggota Lajnah Da’imah/Komisi tetap Riset dan Fatwa, Saudi Arabia) berkata : “Secara umum telah diketahui bahwa dakwah yang dilakukan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab bukan merupakan madzhab baru. Tetapi dakwah ini dibangun diatas aqidah salafus shaleh ahlussunnah wal jama’ah. Dan dalam urusan fru’ (fiqih) beliau mengikuti madzhab Imam Ahmad bin Hambal. Dakwah ini tidak pernah keluar dari prinsip kelompok diatas.”
19.                       Syaikh Muhammad Jamil Zainu, MA Rahimahulloh didalam kitabnya Minhajul Firqatin Najiyah pada pembahasan ke 16 “Pengertian Wahhabi” kata beliau : “Orang – orang yang memusuhi tauhid biasa memberikan julukan “Wahhabi (wahabi)” kepada setiap orang yang bertauhid yang mereka nisbatkan kepada Muhammad bin Abdul Wahhab. Jika mereka mau jujur, sebenarnya julukan yang lebih tepat adalah “Muhammadi” yaitu nisbat kepada namanya yakni Muhammad. Namun Alloh pun menghendaki nama Wahhabi itu dinisbatkan kepada Al-Wahhab (Yang Maha Memberi) yaitu salah satu dari nama – nama Nya yang mulia. Jadi jalau orang – orang sufi menisbatkan diri kepada jamaah yang biasa memakai shuf (kain wol), maka orang – orang wahhabi pun menisbatkan diri mereka kepada Al-Wahhab yaitu Alloh yang telah memberi mereka tauhid dan meneguhkan mereka untuk mendakwahnya.”
20.                       Syaikh DR.Muhammad bin Sa’ad Asy-Syuwai’ri hafizhahulloh berkata didalam kitab nya Tashhih Khata’ Tarikhi Hauli Al-Wahhabiyah : “Dakwah Syaikh Muhmmad bin Abdul Wahhab adalah pembaharu yang muncul pertama kali ditengah – tengah Jazirah Arab pada abad ke 12 H. Dakwah ini muncul ketika kaum Muslimin sangat membutuhkan nya, untuk membebaskan mereka dari kejahilan yang telah menyelimuti mereka dan untuk meluruskan semua pemahaman mereka yang keliru dalam aqidah dan ibadah. Yang mana kesalahan mereka yang terbesar adalah kejahilan mereka terhadap masalah agama dan perbuatan mereka menokohkan para ulama yang juga jahil terhadap masalah agama mereka. Dakwah Syaikh Muhammad datang untuk menyingkirkan semua kotoran yang melekat dalam pengajaran-pengajaran Islam dan meluruskan apa yang disusupkan kedalam tauhid, berupa penyekutuan makhluk bersama sang Khaliq.”
21.                       Syaikh Mas’ud An-Nadwi Rahimahulloh berkata : “Diantara kedustaan paling tampak yang ditujukan kepada dakwah Syaikhul Islam -Muhamamd bin Abdul Wahhab- adalah menamakan dakwah belaiu dengan sebutan “Wahhabiyah”. Orang – orang yang mempunyai keinginan tertentu berusaha dengan penamaan ini untuk menetapkan bahwa dakwah beliau adalah agama yang diluar Islam. Orang – orang Inggris, Turki, dan Mesir sama sama menjadikan dakwah ini sebagai momok yang menakutkan, karena nya setiap kali ada pergerakan Islam yang bangkit dinegeri – negeri Islam pada dua abad terakhir dan orang – orang Eropa memandangnya sebagai ancaman terhadap kepentingan – kepentingan mereka, mereka dengan segera menghubungkan pergerakan tersebut dengan Wahhabiyah Najdiah, walaupun pergerakan tersebut bertentangan dengan nya.”
22.                       Syaikh Ahmad bin Hajar Rahimahulloh (hakim pengadilan syariah ternama di Qatar) berkata dalam kitab nya Naqdhu Kalam Al-Muftarin Al-Hanabilah As-Salafiyin : “Dan mereka (para pencela) menisbatkan kepada Syaikh -Muhammad bin Abdul Wahhab- dan para pengikut beliau bahwasanya mereka tidak mengakui kehormatan Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa sallam, mengingkari adanya syafaat Rasul, mereka mengharamkan ziarah kekuburan beliau, tidak membolehkan shalawat kepada Rasul dan seterusnya. Jawaban (atas tuduhan terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab) adalah Bahwa semua perkara yang dituduhkan kepada mereka ini adalah kedustaan yang tidak benar sama sekali. Kitab – kitab mereka sudah dicetak, dijual dan dibagikan, karenanya barangsiapa yang ingin mengetahui dustanya semua tuduhan ini maka hendaknya dia membaca kitab – kitab mereka.” Pandangan Ora Orientalis Tentang Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
23.                       Departemen Penerangan Inggris menjelaskan : “Wahhabi adalah suatu gerakan pemurnian ajaran Islam. Kaum Wahhabi adalah orang yang mengikuti ajaran Rasul ShallAllohu’alaihi wa sallam satu satunya (al-Quran dan As-Sunnah) dan tidak mau memperhatikan selain kedua nya. Sedangkan musuh – musuh kaum Wahhabi adalah musuh – musuh Islam yang sebenarnya.”
24.                       Yolancher (seorang pemuka Orientalis) berkata : “Jika kita mau memperhatikan hubungan antara Islam Sunni (Ahlussunnah) dengan gerakan Wahhabi di negeri Najd, akan kita dapatkan sesungguhnya yang mengarahkan perhatikan kita khusus kepada sejarah perkembangan keagamaan adalah Wajib bagi orang – orang yang menyandarkan dirinya kepada hukum Islam terkini, bahwa sesungguhnya Wahhabi merupakan gambaran kelompok yang menopang ajaran islam sesuai dengan apa yang diletakkan oleh Nabi. Dan tujuan dari gerakan Wahhabi ini adalah mengembalikan ajaran islam sebagaimana aslinya.”
25.                       Bronzkis (seorang sekertaris Jendral Inggris) berkata : “Orang – orang yang memusuhi lelaki ini -Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab- dan para penikut beliau, telah menyebarkan tuduhan bahwa dia telah kafir. Walaupun sebenarnya dia dan pengikutnya adalah orang – orang yang benar – benar mengikuti Kitabullah dan Sunnah. Gerakan merekapun adalah gerakan pemurnian ajaran islam. Demikian pula musuh – musuh mereka menyebarkan tuduhan , bawah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan pengikut beliau melarang kaum Muslimin untuk menziarahi kota Madinag. Tuduhan tersebut merupakan tuduhan yang ngawur, karena mereka hanya melarang kaum Muslimin melakukan perbuatan syirik disekitar Raudhah yang suci, sebagaimana pula mereka melarang manusia untuk melakukan perbuatan syirik diatas kuburan para wali dan orang – orang shalih lain nya.
26.                       Henri Laasur (seorang Orientalis Prancis) berkata : “Sesungguhnya nama Salafi merupakan julukan yang diberikan kepada gerakan Wahhabi. Karena mereka bertujuan untuk mengembalikan kemurniaan ajaran Islam seperti pada masa Salafus Shalih. Sesungguhnya gerakan salafi ini berbeda dengan gerakan yang lain. Pandangan mereka yang lebih dekat kepada wawasan dan mereka membuka kembali pintu ijtihad, mereka menghancurkan khurafat, menghilangkan amal yang melampaui batas ajaran Islam, dan berusaha sungguh – sungguh dalam menunjukkan kesesuaian islam dengan tuntutan zaman.” Demikian pujian para ulama -semoga Alloh merahmati mereka semua nya- dan masih banyak lagi pujian terhadap dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahulloh. Kira nya cukup apa yang kami paparkan diatas sebagai bukti ketidak benaran Idahram dalam buku nya itu.
Nasehat Bagi Para Pencela dan Penuduh, terutama kepada Idahram alias Marhadi Muhayyar (Abu Salafy): Sebagai penutup risalah singkat ini, maka saya bawakan nasehat dan perkataan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab At-Tamimi Rahimahulloh (Syaikh Muhammad At-Tamimi) bagi para penuduh dan penantang dakwah beliau :
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahulloh berkata : “Saya ingatkan kepada orang-orang yang menentangku bahwa kewajiban bagi setiap orang adalah mengikuti apa yang dengannya Nabi memerintahkan umatnya (yakni as-Sunnah). Dan saya katakan kepada mereka: Buku-buku ini (saya) bersama anda. Lihatlah kedalamnya dan jangan ambil perkataanku. Akan tetapi jika anda telah mengetahui perkataan Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa sallam ada di dalam kitab-kitabmu maka ikutilah ia meskipun sebagian besar orang menentangnya.
Jangan mengikutiku atau orang lain (tanpa syarat) kecuali dalam perintah Rasululloh, yang anda temukan dalam kitab-kitabmu. Dan ketahuilah bahwa tidak ada yang dapat menyelamatkan anda kecuali mengikuti Rasululloh ShallAllohu’alaihi wa sallam. Kehidupan dunia ini hanyalah sementara dan tidak patut bagi seseorang yang berakal sehat untuk lalai mengenai Surga dan Neraka “. (Kitab Ad-Durar as-Saniyyah; 1/89-90) “Saya mengajak orang-orang yang menentangku kepada empat hal: Kitabullah atau Sunnah Rasululloh atau kepada ijma para ulama. Dan jika dia menolaknya, maka saya mengajaknya untuk melakukan mubahalah “. (Kitab Ad-Durar as-Saniyyah 1/55)
(arrahmah.com)
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan