Sabtu, Agustus 24, 2013

Tentang Mesir: Dua Imam Haram Berselisih Paham?

By: Nandang Burhanudin
****

Tragedi pembantaian Rab'ah dan An-Nahdhah, serta sikap Saudi Arabia yang terang-terangan mendukung bahkan menjadi donatur utama kudeta, memunculkan friksi di dalam tubuh Saudi Arabia. Termasuk perbedaan sikap dua Imam utama Masjidil Haram, Syaikh As-Sudais dan Syaikh Su'ud Asy-Syuraim.


Hal ini dilatarbelakangi doa Syaikh As-Sudais yang mendoakan kesuksesan (taufiq) kepada para pembantai demonstran. Terang saja, para pecinta Syaikh As-Sudais marah dan mencurigai beliau dalam keadaan ditekan oleh pemerintah dan para pengeran Saudi.


Syaikh Sa'ud Asy-Syuraim pun di akun FB beliau mengarahkan nasihat kepada Syaikh As-Sudais dengan tegas dan terang:


1. Jadikan ridha Allah Maha Rahman sebagai tujuanmu. Jangan pernah terkecoh untuk meraih ridha manusia. Sebab dirimu hanya akan menjadi kekasih mereka, jika sesuai dengan hawa nafsu mereka. Dirimu akan menjadi musuh mereka, untuk hal-hal yang mereka tidak suka.


Sesuai dengan firman Allah:

فإن أعطوا منها رضوا و إن لم يعطوا منها إذا هم يسخطون

2. Sikapmu yang mengeksploitasi krisis/tragedi, lalu menuduh pihak yang haq (benar) sebagai Hizbiyyun, tak ubahnya seperti tuduhan-tuduhan para musuh rasul-rasul. Mereka menuduh para rasul sebagai tukang sihir.


Semoga Allah Swt. membukakan hati para penguasa Saudi atas kesalahan mereka, agar umat tidak terperosok jauh ke dalam perpecahan akut.


Wallahu A'lam.
Artikel Terkait

3 komentar:

  1. Suka atau tidak suka, jika seorang Muslim yang yelah dianugerahi menjadi 'orang nomor satu' dalam suatu wilayah maka sang tokoh ini otomatis dia berfungsi sebagai KHALIFAH. ya tidaklah harus menunggu terbentunya suatu NEGARA yang berlebelkan ISLAM atau Daulat Islam ataupun KHILAFAH. Apa dasarnya?


    Ini dasarnya: Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu KHALIFAH, maka (dalam mengambil suatu keputusan) BERILAH KEPUTUSAN (atas semua perkara yang terjadi) di antara manusia (RAKYATMU) dengan ADIL dan janganlah kamu mengikuti hawa emosi, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS. 38:26).


    Tetapi apakah khilafah atau Negara Islam itu 'mutlak' harus satu negara untuk satu dunia?. Al Quran dan Hadist Nabi Muhammad SAW coba simak yang satu ini:


    Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah (apakah dia adalah raja, sultan, presiden, gubernur, bupati atau wali kota) di muka bumi. Barangsiapa (memilih atau mengangkat sang khalifahnya) yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian (bagi) mereka belaka. (QS. 35:39)


    Ayat di atas di dukung dengan Hadits Nabi Muhammad SAW sbb.:

    42. 118/3196. Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Basysyar telah bercerita kepada kami Muhammad bin Ja'far telah bercerita kepada kami Syu'bah dari Furat Al Qazaz berkata, aku mendengar Abu Hazim berkata; Aku hidup mendampingi Abu Hurairah radliallahu 'anhu selama lima tahun dan aku mendengar dia bercerita dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang besabda: Bani Isra'il, kehidupan mereka selalu didampingi oleh para Nabi, bila satu Nabi meninggal dunia, akan dibangkitkan Nabi setelahnya. Dan sungguh tidak ada Nabi sepeninggal aku. Yang ada adalah para khalifah (ya bisa raja, sultan, presiden, kanselir, gubernur, bupati atau walikota) yang banyak jumlahnya. Para shahabat bertanya; Apa yang baginda perintahkan kepada kami?. Beliau menjawab: Penuihilah bai'at kepada khalifah yang pertama (lebih dahulu diangkat), berikanlah hak mereka karena Allah akan bertanya kepada mereka tentang pemerintahan mereka.


    Ajaran Islam sendiri telah memberikan contoh bermusyawarah dan berDEMOKRASI, coba lihat pemilihan dan penetapan keempat khalifah para sahabat nabi kita setelah era Nabi Muhammad SAW. Sayangnya setelah era Khalifah Ali bin Abi Thalib tradisi dan contoh berdemokrasi yang baik ini tidak diteruskan oleh para penguasa yang mengaku sebagai 'khalifah' juga, mereka menerapkan sistem dinasti kerajaan dengan berbaju khilafah.


    Kalau sudah berbentuk suatu kerajaan atau dinasti keluarga, maka berdasarkan pengalaman yang ribuan tahun peradaban 'khilafah' di dunia ini, nampaknya mereka tak mampu untuk menerapkan satu sistem politik dan kekuasaan menurut prinsip-prinsip ajaran Islam yang sesungguhnya sebagaimana telah dicontohkan oleh keempat khalifah setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.


    Ya di era moderen sekarang ini contoh konkrit negeri-negeri Arab di Timur Tengah khususnya Kerajaan Arab Saudi tidaklah mampu menerapkan sistem syariat Islam dibidang demokrasi, politik dan kekuasaan yang sesuai dengan tuntunan Islam itu sendiri.

    BalasHapus
  2. Assalamu alaikum, Kang mohon diposting pernyataan langsung bahwa Imam Masjid Abdurrohamn Assudays memang mendukung kudeta, atau do'a seperti apa yang disuarakan oleh As Sudays. sudahkah Akang bertabayyun mengenai itu...?? Saya melihat Akang cuman copy paste saja, karena berita ini juga ada di dakwatuna.com.

    Mohon Tabayyunnya, jadi anda bisa terhindar dari fitnah kepada ulama. Semoga Alloh mengampuni Anda...

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan