Minggu, Juli 14, 2013

SMS dari Bekasi " Dzikir keras setelah tarawih"


SMS dari Abu Fauzan Bekasi
assalamu wr wb.sholat tarowih pakai bilal,dalilnya apa pak ustadz,gmna drajad 
haditsnya?

Saya jawab: Tidak ada.
Komentarku ( Mahrus ali): 
Anda boleh baca dalam buku karya saya “ amaliyah sesat di bulan  Ramadhan “.
Dzikir dengann suara keras apalagi dengan sepiker jelas menyalahi tuntunan karena  ada ayat:
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ  وَلاَ تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.[1]
 Di ayat lain, Allah menyatakan sbb:

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
Berdo`alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.[2]

Apalagi sholawat atau bacaan setelah dua rakaat taraweh tambah aneh lagi dan bukan budaya para sahabat atau ulama dulu. Ia  sekedar budaya  ahli bid`ah.. Karena itu, tidak saya lihat hal itu di kalangan masarakat Mekkah, Medinah, Muhammadiyah, LDII  atau  salafy  dengan segala macam  kelompoknya.
 Biasanya bacaannya  setelah salam pertama  salat Tarawih sbb:
صَلُّوا سُنَّةَ التَّراَوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ جَمَاعَةً آجَرَكُمُ اللهُ
Makmum menjawab  secara  bersamaan sbb:
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ
 Lalu Pak mudin membaca  dengan  suara keras:
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدْ
Makmum  menjawab dengan  bersamaan: :
   اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهْ
Setelah salam Tarawih kedua, mudin membaca:

أَوَّلُ خَلِيْفَةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ
Artinya Kholifah rRasulullah   yang  pertama  adalah  Abu bakar asshiddiq 


Para makmum menjawab dengan suara keras:
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Lalu mudin  membaca  dengan  suara keras:
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدْ
Makmum  menjawab dengan bersamaan :
   اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهْ
  Setelah salam salat Tarawih yang ketiga, Pak mudin  membaca  dengan suara keras sbb :
صَلُّوا سُنَّةَ التَّراَوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ جَمَاعَةً آجَرَكُمُ اللهُ
Makmum menjawab  secara  bersamaan sbb:
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ
 Lalu Pak mudin membaca  dengan  suara keras:
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدْ
Makmum  menjawab dengan  bersamaan: :
   اللهُمَّ صَلِّ  وَسَلِّمْ عَلَيْهْ
Setelah salam Tarawih ke empat, mudin membaca dengan suara keras sbb:

ثَانِي خَلِيْفَةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابْ
Artinya Kholifah rRasulullah   yang  ke dua adalah  Umar bin Khotthab

Para makmum menjawab dengan suara keras:
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Mudin membaca  dengan suara keras sbb :

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدْ

Lalu makmum  menjawab dengan suara keras sbb :
   اللهُمَّ صَلِّ  وَسَلِّمْ عَلَيْهْ
Ketika membaca jawaban ini sangat ramai, bahkan bersaing antara makmum langgar satu dengan lainnya, siapakah  di antara mereka yang paling keras. Terkesan  permainan. Dan banyak anak kecil yang menunggu  giliran untuk  mengeraskan suara mereka . Mereka berkunjung  ke langgar disamping untuk menjalankan salat taraweh adalah untuk mengucapkan sholawat yang terkeras, bahkan kebanyakan mereka  bertujuan mengeraskan suara itu dengan bersamaan . Ini sudah popuper dan bukan rahasia lagi. Siapapun yang hidup di kalangan NU akan mengertinya, dan harus mengerti. Hal ini di larang karena mirip dengan suara  himar. Allah berfirman:
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ اْلأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ
Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.[3]
عَنْ أَبِي مُوسَى الأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ  ، قَالَ: لَمَّا غَزَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  خَيْبَرَ، أَوْ قَالَ: لَمَّا تَوَجَّهَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، أَشْرَفَ النَّاسُ عَلَى وَادٍ فَرَفَعُوا أَصْوَاتَهُمْ بِالتَّكْبِيرِ: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِنَّكُمْ لاَ تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلاَ غَائِبًا إِنَّكُمْ تَدْعُونَ سَمِيعًا قَرِيبًا، وَهُوَ مَعَكُمْ وَأَنَا خَلْفَ دَابَّةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  فَسَمِعَنِي وَأَنَا أَقُولُ: لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ فَقَالَ لِي: يَا عَبْدَ اللهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْتُ: لَبَّيْكَ رَسُولَ اللهِ قَالَ: أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ مِنْ كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ قُلْتُ: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ فَدَاكَ أَبِي وَأُمِّي قَالَ: لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ


 Dari. Abu Musa Al Asy’ari menuturkan: “Ketika Rasulullah saw menuju perang Khaibar bersama sahabat-sahabatnya, ketika mereka mendaki suatu lembah, maka mereka mengucapkan kalimat Allahu akbar Allahu akbar laa ilaaha illallah dengan suara yang keras.”
Sabda Rasulullah saw: “Kasihinilah diri kalian, sesungguhnya kalian tidak menyeru Dzat yang tuli dan yang gaib. Sesungguhnya kalian menyeru Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Dekat dan Dia menyertai kalian.”
Kata Abu Musa ra: “Pada waktu itu, aku berada di belakang kendaraan Rasulullah saw dan beliau saw mendengar ucapan: “Laa haula walaa quwwata illaa billaah.”
Maka beliau saw  berkata kepadaku: “Wahai Abu Qais.”
Jawabku: “Labbaika ya Rasulullah.”
Tanya beliau saw: “Maukah engkau aku tunjukkan sebuah kalimat yang termasuk perbendaharaan kekayaan surga?”
Jawabku: “Mau ya Rasulullah, demi ayah dan ibuku.”
Sabda beliau saw: “Laa haula walaa quwwata ilaa billah adalah perbendaharaan kekayaan surga.” (Bukhari, 64, kitabul Maghazi, 38, bab peperangan khaibar).

Saya tidak mengetahui komentar al albani tentang hadis tsb
Saya katakan  hadis tsb muttafaq alaih, imam Muslim juga meriwayatkannya di nomer   2704 Tirmidzi 3374 Abu Dawud  1526 Ibnu Majah 3534  Ahmad 19026

Mereka itu menganggap Allah tuli hingga di keraskan ketika baca sholawat. Anehnya imam dan makmumnya terus saja melakukan salat berikutnya dan setelahnya akan ada  bacaan sholawat yang  keras lagi. Bertahun – tahun hal ini berjalan dan di biarkan saja  lalu merasa benar  dengan kekeliruan ini. Kembalilah kepada ayat:
قُلْ مَنْ يُنَجِّيكُمْ مِنْ ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ تَدْعُونَهُ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً لَئِنْ أَنْجَانَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdo`a kepada-Nya dengan berendah diri dan dengan suara yang lembut (dengan mengatakan): "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur."[4]


Setelah    salam Tarawih ke lima, pak mudin  membaca:
صَلُّوا سُنَّةَ التَّراَوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ جَمَاعَةً آجَرَكُمُ اللهُ
Makmum menjawab  secara  bersamaan sbb:
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ
 Lalu Pak mudin membaca  dengan  suara keras:
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدْ
Makmum  menjawab dengan  bersamaan: :
   اللهُمَّ صَلِّ  وَسَلِّمْ عَلَيْهْ
Setelah salam Tarawih ke enam, pak mudin membaca:

ثَالِثُ خَلِيْفَةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانْ
Artinya:  Kholifah ke tiga rRasulullah   adalah Usman bin Affan

Para makmum menjawab dengan suara keras:
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Lalu pak mudin  membaca  dengan  suara keras:
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدْ
Lalu makmum  menjawab:
   اللهُمَّ صَلِّ  وَسَلِّمْ عَلَيْهْ
Setelah salam Tarawih ke tiujuh, mudin membaca:
صَلُّوا سُنَّةَ التَّراَوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ جَمَاعَةً آجَرَكُمُ اللهُ
Makmum menjawab  secara  bersamaan sbb:
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ
 Lalu Pak mudin membaca  dengan  suara keras:
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدْ
Lalu makmum  menjawab dengan  bersamaan: :
   اللهُمَّ صَلِّ  وَسَلِّمْ عَلَيْهْ

 Setelah salam salat Tarawih yang ke delapan, pak mudin membaca  dengan suara sbb:
 رَابِعُ خَلِيْفَةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلِيُّ بْنُ أَبِى طَالِبْ
Artinya:  Kholifah ke tiga rRasulullah   adalah Usman bin Affan

Para makmum menjawab dengan suara keras:
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Lalu mudin membaca  dengan  suara keras:
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدْ
Lalu makmum  menjawab:
   اللهُمَّ صَلِّ  وَسَلِّمْ عَلَيْهْ
Setelah  salam yang ke sembilan, mudin membaca:
آخِرُالتَّراَوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ جَمَاعَةً آجَرَكُمُ اللهُ
Makmum menjawab  secara  bersamaan sbb:
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ
 Lalu sebagian makmum  membaca  dengan  suara keras:
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدْ
Lalu makmum  menjawab dengan  bersamaan: :
   اللهُمَّ صَلِّ  وَسَلِّمْ عَلَيْهْ

Selingan  dzikir seperti itu  jelas  sekedar budaya lokal  belaka, bila di cari dalilnya  sampai tubuhmu capek atau ngantuk dan panik, kamu tidak akan menjumpainya. Lebih baik tinggalkanlah karena tidak ada tuntunannya dan jalankan  hadis ;
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ *
Barang siapa yang menjalankan sesuatu yang tidak cocok dengan urusan kami maka tertolak.[5] 
 «. مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ  ».
Barang siapa mengada-ngadakan sesuatu dalam urusan agama yang tidak terdapat dalam agama maka dengan sendirinya tertolak * [6]

Mau nanya hubungi kami:
088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
                           Waru Sidoarjo. Jatim.

 







[1] Al a`raf 205
[2]  Al a`raf 55
[3] Lukman 12-19
[4] Alan`am 63
[5] Sahih Bukhori
[6] HR Bukhori / Salat / 2499. Muslim / Aqdliah / 3242. Abu dawud/Sunnah / 3990. Ibnu Majah / Muqaddimah /14. Ahmad / 73,146,180,240,206,270/6


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan