Minggu, Juli 21, 2013

“Anak Saya Disiksa Di Depan Gories Mere”





Wawancara Suara Islam dengan Wakil Amir Majelis Mujahidin Ustadz Abu Jibril

“Anak Saya Disiksa Di Depan Gories Mere”

Kalau dulu di zaman Orde Baru muncul nama Jenderal (TNI) Leonardus Benny Moerdani sebagai tokoh pembantai para aktivis Islam, sekarang kembali muncul nama Komjen (Pol) Gories Mere sebagai tokoh pembunuh aktivis Islam yang difitnah sebagai teroris.

Kedua Jenderal tentara dan polisi itu memiliki banyak kesamaan. Keduanya sama-sama penganut Kristen Katolik fanatik fundamentalis, berlatar belakang intelijen, membenci Islam, bernafsu menghabisi para aktivis Islam, ahli rekayasa terorisme. Kalau di zaman Orde Baru sengaja dibuat Komando Jihad, Teror Warman, Gerombolan Woyla dan lain-lain; sekarang dibuat istilah teroris.

Semuanya itu dimaksudkan untuk menciptakan stigma negatif terhadap Islam dan umat Islam Indonesia. Padahal semua itu sengaja diciptaan rezim penguasa untuk terus menerus mendiskreditkan umat Islam sehingga menjadi lemah dan akhirnya mudah dikendalikan. Sebaliknya gerombolan Kristen dan Katolik fanatik fundamentalis terus berkembang pesat dan akhirnya berkuasa di Indonesia. Kalau dulu ada Benny Moerdani, sekarang muncul Gories Mere.

Berikut ini wawancara Abdul Halim dan fotografer Fuad al Faroeq dari Tabloid Suara Islam dengan Wakil Amir Majelis Mujahidin  Ustadz Abu Jibril, seputar sepak terjang Gories Mere selama ini dalam mendiskreditkan Islam dan umat Islam Indonesia.

Komjen (Pol) Gories Mere ternyata masih memimpin operasi Densus 88, seperti terungkap ketika penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dan insiden Bandara Polonia Medan dengan TNI-AU. Bagaimana komentar anda?

Saya kembali ke sejarah.  Dulu ketika zaman Orba, para pemuda yang aktif dalam gerakan penegakan syariat Islam mendirikan Himpunan Pemuda Masjid di Jogjakarta yang saya pimpin sendiri, kemudian menjadi Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid se Indonesia (BKPRMI), yang merupakan gabungan para pemuda dan remaja masjid yang memiliki wawasan bagaimana penegakan syariat Islam di Indonesia.

Pada mulanya adalah gerakan Salibis internasional, yang dimulai dari pengumuman Perang Salib modern tahun 2001 lalu oleh Presiden AS George W Bush pasca insiden 11/9 yang disebut Global War on Terrorism (GWoT). Sebenarnya pada waktu itu Menlu Australia sudah mencirikan siapa yang bisa disebut sebagi teroris. Adapun cirinya adalah ulama yang selalu bicara syariat Islam dan khilafah yang ditegakkan dengan dakwah dan jihad serta menolak demokrasi. Mereka selalu berpakaian baju koko atau jubah, memakai serban, jenggot, istrinya berjubah besar dan cadar. Kalau diteliti ini semua mengarah kepada umat Islam. Inilah yang mereka sebut sebagai teroris.

Padahal menurut Wapres Hamzah Haz pada waktu itu, di Indonesia tidak ada teroris. Namun setelah SBY jadi Presiden, stigma teroris yang dilekatkan kepada umat Islam menjadi sangat populer. SBY banyak sekali terlibat dalam pengenaan stigma negatif kepada umat Islam ini. Bahkan selama 10 tahun  sejak SBY menjabat Menkopolkam hingga Presiden, istilah teroris di Indonesia sangat terkenal. Mereka yang ditangkapi atas perintahnya selama ini mencapai 530 orang.  Sedangkan yang dibunuh baik secara eksekusi Pengadilan atau ditembak langsung di jalan-jalan kurang lebih 40 orang. Sedangkan tokoh yang paling berperanan dalam memburu mereka yang dituduh sebagai teroris adalah Gories Mere. Meski tugasnya sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), tetapi masih merasa perlu untuk memburu teroris.

Memang selama ini SBY dikenal sebagai kaki tangan yang paling dicintai AS di Indonesia. Dia sengaja mengangkat orang-orang yang bisa membantu tugasnya seperti Gories Mere. Karena AS mayoritas Kristen Salibis, tentu ada suatu perjanjiannya supaya perkembangan Kristen di Indonesia berjalan pesat. Maka apa saja gerakan Kristen selalu berjalan mulus. Meski minoritas, mereka berani membantai umat Islam di Ambon dan Poso, termasuk pembantaian 500 santri Ponpes Walisongo di Poso (2001). Bagaimana kalau mereka mayoritas, tidak dapat kita bayangkan kekejamannya. Selama ini mereka tidak pernah mendapat tekanan dari pemerintah sebagaimana yang  selalu dialami umat Islam. Karena yang berkuasa adalah SBY dan algojonya adalah Gories Mere. Selama ini orang yang paling sibuk mengurusi teroris adalah Gories Mere.  Dia ada dimana saja, seperti ketika terjadi penangkapan, pembantaian, penembakan, termasuk ketika menangkap anak saya Muhammad Jibril. Ternyata Gories Mere ada ditempat ketika Muhammad Jibril disiksa anak buahnya.

Mengapa selama ini nama Gories Mere tidak pernah muncul dalam setiap operasi anti teroris?

Itulah yang mengherankan, mengapa tidak pernah dimuculkan nama Gories Mere, ini yang perlu dipertanyakan. Ketika terjadi pembantaian dimana-mana, kok namanya selamat saja. Akhir-akhir ini baru muncul dan itupun secara kebetulan karena adanya peristiwa insiden dengan TNI AU di Bandara Polonia Medan. Sepandai-pandainya anjing meloncat, pasti akan jatuh juga. Barangkali inilah waktunya kejatuhan Gories Mere.

Adanya rumor, sejak penangkapan Ustad Abu Bakar Ba’asyir, peristiwa Medan, pengerebegan, penangkapan, pembantaian yang dikaitkan dengan teroris, Gories Mere pasti hadir disitu. Jadi semua kegoncangan akibat isu terorisme di Indonesia, dialah orang pertamanya. Gories Mere diduga mendapatkan banyak dana dalam memimpin operasi anti teroris tersebut.  Jadi Gories Mere adalah biang keroknya penyiksaan, penangkapan, pengerebegan dan pembantaiana tertuduh teroris di Indoensia. Terorisme  merupakan undang-undang yang dilegalkan penguasa thoghut untuk menghentikan dan mematikan gerakan jihad bagi penegakan syariat Islam dan khilafah. Terorisme merupakan undang-undang yang dilegalkan untuk menangkap, memenjarakan, membunuh para ulama mujahid dan para mujahidinnya.

Kabarnya anda bertemu dengan tiga Jenderal di Mabes Polri pasca penangkapan Muhammad Jibril?

Pada waktu anak saja Muhammad Jibril ditangkap Densus, kami dari MMI pada 27 Agustus 2009  menemui tiga Jenderal di Mabes Polri, yakni Komjen Susno Duadji (Kabareskrim), Brigjen Saud Nasution (Kadensus) dan Irjen Saleh Saaf. Waktu itu MMI menanyakan penangkapan Jibril pada 25 Agustus 2009. Saya minta bertemu Jibril, tetapi tidak diizinkan. Lalu saya menuntut supaya isu terorisme harus selesai di Indonesia. Maka MMI memberikan solusi supaya pemerintah melalui Polri, DPR, MPR dan para ulama mujahidin untuk menjelaskan bagaimana jihad versus terorisme, bagaimana mujahid versus terorisme. Dengan adanya definisi atau batasan ini, maka Polri melalui Densus tidak akan sewenang-wenang melakukan pembantaian dan pembunuhan terduga teroris. Namun hingga sekarang, ternyata belum ada respon dari Mabes Polri.

Waktu itu saya minta ketemu Jibril, tetapi dijawab baru bisa setelah tujuh hari. Saya minta Jibril jangan disiksa, ternyata ketiga Jenderal polisi itu menjawab dengan sumpah: “Demi Allah, anak ustadz tidak akan disiksa”. Lalu saya katakan: “Kalau sampai terjadi penyiksaan, saya doakan ketiga bapak ini akan kualat. Karena bapak sudah bersumpah tidak akan menyiksa anak saya”.

Setelah itu saya terus aktif menelpon Saud Nasution. Pada hari ketujuh, delegasi MMI kembali ke Mabes Polri, ternyata Muhammad Jibril ada di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.  Subhanallah, dengan izin Allah kami dapat bertemu Jibril  dan ternyata seluruh bagian tubuhnya bengkak semuanya. Ternyata selama tujuh hari dia mendapat penyiksaan biadab. Jibril tidak tahu ketika disiksa berada dimana, tetapi sepertinya tempatnya luas dan indah, penyiksaannya berada di ruang bawah tanah. Disitulah Jibril ditelanjangi untuk diperiksa karena dituduh sodomi. Ternyata yang mengejutkan, Gories Mere ikut menyaksikan penyiksaan Jibril.  Berarti yang memerintahkan penyiksaan adalah Gories Mere dan dilakukan anak buahnya. Tindakan biadab itu dilakukan  untuk mengambil data dan keterangan dari Jibril.

Setelah saya lihat Jibril babak belur karena disiksa, ketika ketemu Saud Nasution saya mengatakan: “Pembohong kamu ! kalau seorang jenderal seperti kamu sudah berbohong, gimana anak buah kamu”. Padahal waktu itu AKBP Zamri yang pernah mengobok-obok rumah saya setelah Jibril ditangkap Densus, ada di samping bosnya tersebut. Kemudian saya mengancam akan menceriterakannya di televisi. Kemudian Saud Nasution memohon jangan diceritakan di televisi.

Sudah berapa banyak yang disiksa, tetapi mereka tidak boleh berbicara. Hanya anak saya Jibril yang berani bicara dan dimuat di media massa. Kalau mereka sampai bicara, maka sangsinya akan dihabisi di dalam penjara. Mereka semua tidak ada yang tidak disiksa, dimana ada yang dicopot kukunya, tubuhnya disetrum listrik dan sebagainya. Anehnya, tidak ada satupun koran atau televisi yang memberitakannya. Terakhir kita lihat Abdullah Sonata dimana dua giginya sampai hancur  dan sekarang sudah diganti dengan gigi yang baru. Jadi para tertuduh teroris itu tidak ada yang selamat dari penyiksaan. Memang itulah cara mereka untuk mengorek data dan keterangan, persis seperti perilaku tentara Zionis Israel terhadap tawanan Palestina. Sudah jelas mereka belajar dari tentara Yahudi itu bagaimana cara menyiksa para tawanan. Selama ini Densus selalu menembak tersangka teroris dengan alasan mereka membawa senjata. Demikian pula pasukan Zionis Israel selalu menembak terlebih dahulu seperti dalam kasus pembantaian di atas kapal Mavi Marmara. Jadi sesungguhnya tentara Zionis Israel merupakan guru besarnya Densus 88.

Insiden Bandara Polonia Medan, ternyata mampu membuka kedok Gories Mere yang selama ini disembunyikan?

Ya, jadi sampai terakhir ini baru muncul nama Gories Mere setelah insiden Bandara Polonia Medan dengan TNI AU. Jika tidak ada  insiden itu, niscaya nama Gories Mere tetap akan tersembunyi. Memang dalam memimpin operasi, Gories Mere dikenal tidak pandang bulu termasuk terhadap orang yang lagi sholat, seperti yang dialami Ustadz Khairul Ghozali di Sumut. Dimana rumahnya ditembaki secara membabi buta dan Ghazali diseret serta diinjak-injak meski sedang menjalankan sholat. Ini semua terkait dengan operasi Densus yang dipimpin Gories Mere. Semua tawanan  yang ditangkap pasti disiksa termasuk Ghozali.

Adapun rumor yang kita dengar, Gories Mere yang memimpin langsung operasi penangkapan Ustadz Abu, memang berusaha mencari nama ke SBY agar menjadi Kapolri. Sehingga tidak pernah putus-putusnya rekayasa penangkapan terduga teroris di Indonesia. Semua sudah ditentukan waktu dan targetnya untuk ditangkap dan disiksa oleh Densus.

Mengapa setiap menjelang kunjungan pejabat AS atau Australia ke Indonesia, selalu muncul kasus terorisme?

Ketika para bos mereka dari luar negeri berkunjung ke Indonesia, memang selalu disuguhkan tangkapan berupa para aktivis Islam yang dituduh teroris.

Nyawa para mujahid itu disetorkan kepada mereka seperti tumbal.Waktu Menlu AS Condolizza Rice (2008) dan Hillary Clinton (2009) berkunjung ke Jakarta ada penembakan teroris. Waktu Presiden Obama mau ke Jakarta, juga ada penembakan terduga teroris. Sepertinya berbagai penembakan itu sudah menjadi target utama dan dipilih waktunya.

Setelah Dulmatin dibunuh, Ustadz Abu ditangkap. Setelah itu muncul peristiwa Medan dan nama Abu Tholut dimunculkan. Setelah ini siapa lagi yang akan diangkat namanya. Saya kira ini merupakan suatu proyek agar dana besar dari luar negeri terutama AS dan Australia segera turun. Jadi umat Islam selalu dijadikan konsumsi dan komoditi mahal. Terorisme merupakan komoditi mahal untuk dijual ke AS dan Australia, sehingga Gories Mere menjadi tokohnya. Jadi sesungguhnya biang kerok isu terorisme di Indonesia adalah Gories Mere sedangkan Presidennya SBY. Sebab sejak Menkopolkam hingga Presiden sekarang, SBY lah yang berkuasa. SBY memang memiliki keistimewaan, selalu mencari simpati rakyat dan tebar pesona dengan isu terorisme. Seperti gambar latihan penembakan teroris tahun 2004 lalu dimana SBY dijadikan sasaran tembak, ternyata itu juga diperlihatkannya kepada rakyat tahun 2009 lalu agar mendapat simpati. Adapun yang terakhir adalah SBY meminta simpati rakyat pada kunjungannya ke Bandung, setelah itu Ustadz Abu ditangkap di Banjar Patroman, Jawa Barat.

Kapolri BHD pernah menyatakan teroris ingin mendirikan negara Islam. Bagaimana tanggapan anda?

Memang ada pernyataan Kapolri gerakan teroris ingin mendirikan negara Islam. Menurut Kapolri, pada 17 Agustus lalu para teroris berencana mengacau suasana peringatan proklamasi dengan menembak Presiden dan Wapres serta pejabat tinggi negara lainnya. Setelah itu besoknya mereka akan mendeklarasikan berdirinya negara Islam di Indonesia. Wah kok hebat sekali para teroris itu ! Saya kira itu hanya ancaman versi Kapolri. Dengan isu itu mereka berusaha memunculkan nama seperti Syahrir dan Syaifuddin Zuhri untuk kemudian dibunuh.

Sekarang setelah isu Medan, dibuat lagi isu teroris yang merampok. Padahal para perampoknya terlihat orang-orang yang berbadan tegap dan cara memegang senjatanya kelihatan sudah profesional. Kemudian mereka menyerang Mapolsek Hamparan Perak. Di televisi dikatakan pelurunya sama antara perampok bank dengan penyerang Mapolsek, sehingga dikejarlah mereka. Inilah gerakan terakhir kali dari Gories Mere. Inilah program Gories Mere menggantikan Benny Moerdani.

Para teroris dituduh mencari dana dengan cara merampok bank untuk fai. Bagaimana komentar anda?

Itu beritanya tidak jelas. Benarkah mereka mengatakan fai, siapa yang mengatakannya ? Karena sudah berpengalaman sebelumnya, maka dimunculkan fai, seperti yang dikatakan si penghianat Nasir Abbas. Jadi fai itu dihubung-hubungkan dengan perampokan. Kebetulan  ditangkap mantan anggota MMI Sumut, Marwan yang diminta bicara di Metro TV. Ketika ditanya apakah kenal dengan Ustadz Abu, dia mengatakan pernah sebagai pengawal Ustadz Abu kalau berkunjung ke Sumatera Utara. Padahal dia sudah lama dipecat dari MMI. Saya menduga ini mau dikait-kaitkan dengan Ustadz Abu di pengadilan nanti. Marwan hanya datang ke MMI kalau ada Ustadz dari Jawa, sehingga dianggap tidak disiplin dan akhirnya  dipecat.

Bagaimana harapan anda jika nantinya Komjen (Pol) Timur Pradopo dilantik menjadi Kapolri menggantikan BHD?

Memang selama ini dia banyak berkomunikasi dengan ormas Islam, tiba-tiba dia menjadi calon Kapolri. Terus terang saya pesimis, sebab Dai Bahtiar diangkat Kapolri ternyata melindungi SBY, demikian pula dengan BHD yang juga melindungi SBY. Saya khawatir karena Timur Pradopo juga ditunjuk SBY, jangan-jangan nanti dia juga akan melindungi SBY. Inilah kekhawatiran saya. Tetapi saya berharap, mudah-mudahan dia nantinya berpihak kepada umat Islam, jangan seperti Gories Mere yang membantai umat Islam.

Saya berharap Kapolri Timur Pradopo nanti mampu membubarkan Densus 88. Sedangkan kami sekarang sedang melakukan judicial review ke MK agar Densus dibubarkan. Meski tingkat keberhasilannya kecil, tetapi kami sudah berusaha untuk membubarkan Densus. Tetapi paling tidak kebrutalan Densus bisa dihalangi, sehingga tidak dapat melakukan penembakan dijalan-jalan dengan semena-mena atas nama UU Anti Terorisme. Kami berharap Gories Mere segera dipensiunkan jika nanti Densus dibubarkan.

Setiap orang berkuasa seperti Kapolri, harapan kita dia menjadi baik dengan umat Islam dan membubarkan Densus 88, ini yang paling penting. Adapun yang lebih penting lagi adalah dia menjadi orang sholeh. Wallahu A’lam.

Source : suara-islam.com

——————————————————————————————-

Ralat tulisan pada suara-islam.com:

“Disitulah Jibril ditelanjangi dan disuruh melakukan sodomi bahkan disodomi oleh penyiksanya.”

seharusnya:

“Disitulah Jibril ditelanjangi untuk diperiksa karena dituduh sodomi.”


KOmentar:

  • Suherlan Imam 3 tahun yang lalu

    Allohuakbar ....semoga Alloh senantiasa melindungi orang2 yg berjihad di jalan Alloh.Memang seperti itulah karakter orang2 kafir dan fasik.licik dan biadab....Tetapi sebenarnya mereka lupa ISLAM semakin di padamkan maka cahayanya semakin berkilau.Berapa ribu MUJAHID yg telah dibantai UNTUK MEMADAMKAN API JIHAD?.........MUJAHID SMAKIN TUMBUH SUBUR KARENA MEREKA BERJIHAD DAN BERPERANG MEMANG UNTUK MATI/SYAHID...TETAPI ORANG KAFIR BERPERANG HANYA UNTUK MENCARI HARTA DAN KEKUASAAN DAN YG JELAS MEREKA TAKUT MATI.....

  • sw0rd 3 tahun yang lalu

    umat islam memang butuh media, arrahmah keep istiqomah tuk membongkar kebusukan anshr thogut!!!


  • sw0rd 3 tahun yang lalu

    jgn minta kapolri tuk membubarkan densus, itu mustahil!!!pake besi bubarinnya!!!

  • Dhafy Ocem Euy 3 tahun yang lalu

    Maaf,Jika memang terbukti ada penyiksaan dan intimidasi kepada terduga tahanan,mending dilaporkan,biar si Garis miring dapat hukuman,kalo dihukum juga.Sebab cuma hukum Allah SWT yang benar-benar adil.Wallhua'alam.

  • Abba Latambero 3 tahun yang lalu

    ya klu g disiksa bukan mujahidin pak usztad,begitulah resiko jd pejuang syariat islam,aku hanya bisa mendoakan,krn msh kt bukan kafir tp pr munafikin.

  • Abu Alija 3 tahun yang lalu

    Untuk para penulis berita, sekali lagi hati2....jika antum salah menulis berita mungkin mudah untuk antum meralat dan meminta maaf, tp apabila orang yang membaca kesalahan penulisan berita antum kemudian Qodarulloh tidak pernah bisa melihat lagi ralat atas kesalahan berita antum, maka bagaimana antum akan mempertanggungjawabkan kesalahan antum di hadapan Alloh Azza Wa Jalla ?

  • Bambang Nasrudin 3 tahun yang lalu

    Yang sedang khusu' melakukan peribadahan dimasjid haromain, kini saatnya bangkit mengangkat senjata, pecahkan kepala para thogut itu densus88 la'natullah alaihim. balaskan dendam ini dengan memenggal lehernya gories mere, dan dapatkanlah sYurga dngannya..
    kini saatnya telah wajib bagi kalian untuk berjihad setelah beriman....
    perlu kalian ketahui dien ini tidak akan teagak melaikan dengan jalan Jihad....
    Jihad melawan orang2 kafir, pemerintahan kafir, dan juga pemimpinnya...
    kalu kalian masih ragu dangan Jihad pada saat ini wajib,maka keimanan kalian yang dipertanyakan. kemana para orang2 yang sholat?, kemana orang2 yang shoum?, kemana orang2 yang haji&umroh? kemana kaum muslimin? disaat sodara2 kita disiksa, dihinakan dilecehkan? kemana? kemana?. mereka bersembunyi di masjid2 takut dengan alasan beribadah.


  • sahrul 3 tahun yang lalu

    ketika ada penyiksaan yang dilakukan oleh tentara di papua banyak televisi swasta yang meng Ekpos tetapi giliran orang muslim yang di Dzolimi semua bungkam seribu bahasa.
  • sahrul 3 tahun yang lalu

    Guries mere itu kalau nggak salah kalau jalan pasti mereng 2 apalagi otaknya pasti lebih mereng Namanya aja " GORILA MERENG "
  • Ahmad Basri 3 tahun yang lalu

    mana ada polisi yang baik.
  • Dian Herdianto 3 tahun yang lalu

    Segala puji hanya milik Allah Rabbul ‘aalamiin, shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para shahabatnya.
    Amma ba’du:
    Ikhwani fillah, materi kita hari ini adalah tentang Anshar thaghut (pembela atau pendukung thaghut).
    Pada uraian-uraian yang lalu kita sudah mengetahui tentang status thaghut, baik si thaghut itu adalah hukum buatan ataupun si pembuat hukumnya itu sendiri atau berupa orang yang menerapkan hukumnya.
    Jadi, siapa yang dimaksud dengan anshar thaghut itu dan bagaimana status mereka serta apa saja dalil-dalilnya yang menunjukkan terhadap hukumnya tersebut? Kita akan mengetahuinya setelah menyimak penjelasan berikut ini… insya Allah.
    Yang dimaksud dengan Anshar Thaghut adalah orang-orang yang membela-bela atau berjuang atau berperang untuk membela dan mempertahankan thaghut, baik dengan lisan, tulisan ataupun dengan kekuatan (senjata).
    1. Anshar Thaghut Dengan Lisan & Tulisan
    Yaitu para pembela thaghut yang berjuang membela thaghut dengan lisan, dan kelompok yang masuk di dalamnya adalah ‘ulama-‘ulama suu’ (jahat) yang membela-bela thaghut dengan menyatakan bahwa pemerintah (Thaghut) adalah pemerintah Islam atau Amirul Mu’minin atau pemimpin kaum muslimin yang wajib diberikan loyalitas, sedangkan orang yang memberontak terhadap thaghut ini atau orang yang berusaha untuk menjatuhkannya, maka mereka katakan sebagai bughat (pembangkang) atau sebagai Khawarij. Atau para Mujahidin yang berupaya untuk menjatuhkan dan memeranginya, mereka (ulama-ulama suu’) katakan sebagai bughat atau Khawarij. Maka ‘ulama yang seperti ini termasuk dalam barisan anshar thaghut.
    Juga masuk ke dalam bagian ini adalah para i’lamiyyun seperti orang-orang media yang membela thaghut dengan lisan dan atau tulisannya, yang menyebarkan paham (isme) thaghut atau membela sistem thaghut dengan lisannya melalui media-media mereka, baik itu televisi, media cetak, radio atau melalui apa saja yang membela-bela thaghut dan mengokohkan sistem thaghut, maka ini termasuk anshar thaghut.
    2. Anshar Thaghut Yang Membela Dengan Senjata Atau Dengan Fisiknya.
    Dalam kelompok ini masuk di dalamnya aparat-aparat thaghut yang memang secara sengaja mereka dibentuk dan diadakan untuk tujuan mengokohkan atau untuk menjadi aparat pelindung yang menegakkan hukum thaghut ini, atau untuk mengokohkan singgasana thaghut atau sistemnya.
    Jika kita meninjau Undang Undang Dasar 1945 yang ada di negeri ini, maka kita akan mengetahui bahwa aparat kepolisian itu adalah sebagai aparat keamanan yang menegakkan keamanan dan penegak hukum. Mereka adalah sebagai aparat thaghut yang menegakkan hukum thaghut ini dan mereka juga yang menghadang orang-orang yang berupaya untuk merongrong hukum thaghut ini atau melanggar hukum thaghut ini.
    Kemudian aparat militer atau tentara, mereka adalah sebagai pelindung yang menjaga serangan dari luar dan yang mengokohkan pemerintah kafir ini, juga yang menghadang segala penyerangan, baik itu penyerangan dari kelompok orang-orang yang bertauhid atau pun dari kelompok lainnya. Jadi, tentara atau aparat militer dibuat dan dibentuk sebagai pelindung yang melindungi negara kafir ini dan termasuk di dalamnya sistem thaghut ini b


    2. Anshar Thaghut Yang Membela Dengan Senjata Atau Dengan Fisiknya.
    Dalam kelompok ini masuk di dalamnya aparat-aparat thaghut yang memang secara sengaja mereka dibentuk dan diadakan untuk tujuan mengokohkan atau untuk menjadi aparat pelindung yang menegakkan hukum thaghut ini, atau untuk mengokohkan singgasana thaghut atau sistemnya.
    Jika kita meninjau Undang Undang Dasar 1945 yang ada di negeri ini, maka kita akan mengetahui bahwa aparat kepolisian itu adalah sebagai aparat keamanan yang menegakkan keamanan dan penegak hukum. Mereka adalah sebagai aparat thaghut yang menegakkan hukum thaghut ini dan mereka juga yang menghadang orang-orang yang berupaya untuk merongrong hukum thaghut ini atau melanggar hukum thaghut ini.
    Kemudian aparat militer atau tentara, mereka adalah sebagai pelindung yang menjaga serangan dari luar dan yang mengokohkan pemerintah kafir ini, juga yang menghadang segala penyerangan, baik itu penyerangan dari kelompok orang-orang yang bertauhid atau pun dari kelompok lainnya. Jadi, tentara atau aparat militer dibuat dan dibentuk sebagai pelindung yang melindungi negara kafir ini dan termasuk di dalamnya sistem thaghut ini berikut para thaghutnya.
    Begitu juga Badan Intelejen Negara, mereka yang mengokohkan thaghut ini dengan fisiknya, atau memata-matai kaum muslimin (tajassus ‘alal muslimin) maka mereka ini termasuk anshar thaghut. Kelompok atau front atau barisan atau apa saja yang mana mereka menggunakan fisik dan senjatanya dalam rangka mengokohkan sistem thaghut ini, baik itu undang-undangnya atau sistem demokrasinya atau pemerintahan kafirnya ataupun falsafah syiriknya, maka mereka itu termasuk barisan anshar thaghut.
    Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam banyak ayat Al Qur’an telah menggolongkan atau telah menyamakan thaghut bersama ansharnya di dalam hukum atau sanksi di dunia dan sanksi di akhirat.
    Sanksi di dunia ini adalah sebagaimana saat Allah menghancurkan Fir’aun bersama bala tentaranya. Fir’aun adalah thaghutnya, kemudian bala tentaranya adalah ansharnya. Allah telah menghancurkan mereka semua, Allah menyamakan mereka semua dan tidak memilah-milah antara Fir’aun dengan tentaranya atau thaghut dengan ansharnya, Allah Ta’ala mengatakan:
    “Maka Kami siksa dia (Fir’aun) dan bala tentaranya lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut, sedang dia melakukan pekerjaan yang tercela”. (Adz Dzaariyaat: 40)
    Di sini Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menyamakan Fir’aun dengan bala tentaranya (ansharnya) dalam hukum atau sanksi yang diberikan kepada mereka di dunia ini.
    Kemudian dalam masalah hukum atau vonis di akhirat yang berkaitan dengan masalah dosanya, maka Allah menyamakan mereka, yaitu Fir’aun dengan tentaranya atau thaghut dengan ansharnya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengatakan:
    “Sesungguhnya Fir’aun dan Haaman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah”. (Al Qashash: 8)
    Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Fir’aun (thaghutnya), Hamman (dia adalah menterinya) atau para pejabat yang ada di sekelilingnya, dan para tentara-tentaranya; seperti polisi atau aparat militernya, bahwa mereka adalah orang-orang yang bersalah.
    Dalam dua ayat di atas Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menyamakan mereka (thaghut dan ansharnya) dengan hukum atau sanksi, baik itu di dunia maupun di akhirat. Dalam surat Adz Dzaariyat dikisahkan bahwa Allah menenggelamkan mereka semua tanpa memilah-milah mana thaghut atau mana yang ansharnya, dan di dalam surat Al Qashash Allah juga memvonis mereka sebagai orang-orang yang bersalah.
    Fira’aun dan para pejabat bawahannya serta bala tentaranya atau thaghut dan ansharnya, Allah samakan dalam vonis di dunia dan akhirat, dikarenakan si thaghut ini tidak bisa menjalankan kekuasaannya atau melaksanakan hukum-hukum bathilnya, kekafiran dan kezhalimannya tanpa ansharnya itu. Thaghut hanya memerintahkan atau menginstruksikan saja sedangkan ansharnyalah yang langsung melaksanakan kezhalimannya. Tanpa ada anshar di sekeliling thaghut, maka si thgahut tidak akan bisa berbuat apa-apa. Ansharnyalah yang mengokohkan thaghut berikut sistemnya.
    Seandainya ada sekelompok masyarakat yang ingin membunuh thaghut yang mana padahal dia hanya sendirian, sebelum berhadapan dengan thaghut maka sekelompok masyarakat ini akan berhadapan dengan ansharnya terlebih dahulu, ansharnyalah yang pertama kali menghalangi sekelompok masyarakat itu untuk membunuh thaghutnya. Jadi thaghut ini dilindungi oleh ansharnya. Anshar ini sebagai pasak atau pengokoh singgasana thaghut dan pemerintahannya, dengan anshar inilah si thaghut itu melaksanakan kebathilannya. Dengan sebab inilah Allah memvonis para anshar ini sebagai autad (pasak), Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengatakan:
    “Dan Fir’aun yang mempunyai autad/pasak-pasak (tentara yang banyak), yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu, karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti ‘adzab” (Al Fajr: 10-13)
    Di sini Allah Subhanahu Wa Ta’ala menetapkan bahwa Fir’aun kokohnya adalah dengan autad (pasak/paku), tanpa ada anshar maka kekuasaan thaghut tidak akan berlangsung lama. Kokohnya sisitem thaghut ini adalah karena adanya anshar di sekeliling thaghut. Sehingga sanksi yang akan mereka terima adalah sama, baik itu thaghutnya maupun ansharnya, dan begitu juga dalam sisi kebersalahannya…
    Maka dari penjelasan di atas kita mengetahui bahwa status anshar thaghut itu sama dengan thaghutnya, yaitu KAFIR. Anshar thaghut mendapatkan vonis seperti apa yang diterima oleh thaghutnya. Di dunia dia divonis kafir dan di akhirat juga dia kekal di dalam api neraka (jika sebelum mati tidak bertaubat, ed.).
    Dalil-Dalil Tentang Kekafiran Anshar Thaghut
    I. Dari Al Qur’an
     Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
    “Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah dan orang-orang kafir berperang di jalan thaghut, maka perangilah wali-wali syaitan itu” (An Nisa: 76)
    Dalam ayat ini secara jelas Allah menetapkan vonis bahwa orang yang berperang di jalan Allah maka dia adalah orang yang beriman, sedangkan orang yang berperang di jalan thaghut adalah orang kafir.
    Orang yang berperang, baik itu berperang dengan lisan, tulisan atau dengan senjata dan fisiknya. Jika dia berperang atau melakukan pembelaannya di jalan Allah, maka dikatakan sebagai orang-orang yang beriman, dan orang yang berperang atau melakukan pembelaan di jalan thaghut, maka itu adalah orang kafir.
    Allah Subhanahu Wa Ta’ala memvonis secara sharih (jelas dan gamblang) bahwa orang yang berjuang dalam rangka mengokohkan sistem thaghut atau membela thaghut adalah orang kafir, baik itu dengan lisan/tulisan seperti para ‘ulama suu’ atau orang-orang media ataupun orang yang terjun dengan fisik dan senjata seperti aparat tentara dan polisi atau orang-orang intelejen atau yang sejenisnya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengatakan tentang orang ini: “maka perangilah wali-wali syaitan itu”.
    Dari ayat ini diambil kaidah baku, bahwa hukum asal pada anshar thaghut adalah hukumnya kafir. Atau hukum asal pada orang yang menampakkan sikap pembelaan terhadap thaghut adalah hukum kafir. Atau hukum asal dari barisan anshar thaghut adalah hukum kafir.
    ? Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
    “Barangsiapa yang tawalliy[1] kepada mereka maka ia termasuk golongan mereka” (Al Maidah: 51)
    Para ulama menjelaskan bahwa barang siapa membela mereka atas kaum muslimin maka dia termasuk golongan mereka
    Anshar thaghut yang membela-bela dengan lisan/tulisan atau dengan fisik dan senjata ini, baik itu dalam rangka untuk memerangi kaum muslimin mujahidin atau tawalliy kepada hukumnya itu sendiri berupa sikap setuju dan mengikutinya. Orang yang tawalliy kepada mereka Allah vonis bahwa dia termasuk golongan mereka, yaitu kafir sama halnya dengan mereka. Barangsiapa tawalliy kepada orang kafir apa saja keyakinannya, maka dia sama kafirnya dengan orang kafir tersebut.
    ? Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
    “Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah thaghut, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran), mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya” (Al Baqarah: 257)
    Dalam ayat ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengatakan bahwa orang yang walinya atau pemimpinnya adalah thaghut, maka dia adalah orang kafir, sedangkan bagi anshar thaghut pemimpin mereka yang mereka bela-bela adalah thaghut, maka Allah mencap kafir orang yang menjadikan thaghut menjadi walinya.
    ? Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
    “Barang siapa yang mana dia itu musuh bagi Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir”. (Al Baqarah: 98)
    Ayat ini berkenaan dengan orang-orang Yahudi, di mana ketika mereka mengetahui bahwa yang turun membawa wahyu kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah malaikat Jibril, maka orang-orang Yahudi tidak menyukainya. Mereka mengatakan bahwa “(Jibril) itu adalah musuh kami”. Padahal malaikat adalah rasul Allah dan mereka hanya memusuhi Jibril saja, akan tetapi mereka Allah vonis dengan ayat ini.
    Orang yang memusuhi satu rasul Allah, baik itu rasul dari kalangan malaikat atau manusia, maka sesungguhnya orang itu telah menjadi musuh Allah, musuh rasul-Nya, musuh malaikat-malaikat-Nya, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala memvonisnya sebagai orang kafir.
    Bentuk permusuhan macam apa yang lebih dasyat daripada sikap thaghut dan ansharnya yang mana mereka meninggalkan ajaran Allah dan justeru malah membuat ajaran atau hukum sendiri yang diambil dari orang-orang bejat dan cabul, mereka memerangi wali-wali Allah yang akan menegakkan hukum Allah, mereka memenjarakannya, menyiksanya, membunuhnya, mepersempit hidupnya, dan malah memberikan keleluasaan bagi orang-orang bejat, para pelacur, para penjudi dan orang-orang durjana, orang-orang kafir, orang-orang murtad dan orang zindiq untuk merusak ajaran Allah dan merusak di muka bumi ini… bentuk permusuhan terhadap Allah macam apa yang lebih dasyat dari sikap macam tadi…??! Di sini Allah mengatakan bahwa orang yang seperti itu adalah orang-orang kafir.
    Sedangkan anshar thaghut, mereka dibuat dalam rangka mengokohkan hukum thaghut dan dalam rangka mengokohkan ajaran yang dimusuhi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Oleh karena itu anshar thaghut dan orang-orang yang semacam mereka, Allah katakan bahwa mereka adalah musuh bagi Allah dan mereka adalah orang-orang kafir.
    Jadi, ayat ini secara tegas menjelaskan bahwa siapa yang memusuhi satu rasul Allah, maka itu artinya memusuhi semua malaikat dan memusuhi semua para rasul. Sebagaimana Allah juga mengatakan: “Kaum Nuh telah mendustakan semua rasul”, padahal kita mengetahui sebelum Nabi Nuh belum ada rasul karena beliau adalah rasul pertama, tapi Allah memvonis bahwa kaum Nabi Nuh mendustakan para Rasul. Orang mendustakan Nabi Nuh maka itu telah mendustakan seluruh rasul-rasul Allah yang akan diutus setelahnya.
    Dian Herdianto Dian Herdianto 3 tahun yang lalu

    II. Dalil Dari As Sunnah
    Ketika perang Badr, kita mengetahui bahwa di antara kaum musyrikin ada orang-orang yang mengaku Islam yang tidak hijrah, kemudian mereka dipaksa untuk ikut berperang di barisan kaum musyrikin dalam rangka memerangi kaum muslimin, yang mati dari barisan kaum kafir Quraisy sebanyak 70 orang dan yang menjadi tawanan adalah 70 orang. Dan di antara mereka terdapat Al ‘Abbas (paman Rasulullah), kemudian ketika ditangkap Al ‘Abbas mengatakan: “Ya Rasulullah, saya ini dipaksa”, maka Rasul berkata: “Zhahir kamu di barisan kaum musyrikin memerangi kami, adapun rahasia bathin kamu maka urusan itu atas Allah, tebus diri kamu dan dua keponakanmu”.
    Di sini Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam memperlakukan Al ‘Abbas sebagai orang kafir dengan menawannya dan menyuruh Al ‘Abbas untuk menebus dirinya sendiri, padahal Al ‘Abbas mengatakan bahwa “saya ini dipaksa”.
    Bila saja orang yang berada dibarisan kaum musyrikin untuk memerangi kaum muslimin dengan kondisi dipaksa adalah diperlakukan sebagaimana halnya orang kafir (secara hukum dunia), maka apa gerangan dengan orang yang berada dibarisan kaum musyrikin atau di barisan thaghut tanpa dipaksa tapi penuh ikhlash dan dengan sukarela…???, bahkan dengan cara menyuap agar mereka bisa masuk ke dalam barisannya, mereka mendaftarkan diri dengan mendatangi setiap Kodim atau Polda untuk menjadi calon anshar thaghut, dan ketika sudah masuk menjadi anshar thaghut mereka merasa bangga dengan Korps-nya atau bangga dengan seragamnya…??? maka mereka lebih kafir lagi…!
    Ini adalah nash hadits dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang memperlakukan Al ‘Abbas sebagai orang kafir karena berada di barisan kaum musyrikin dalam rangka memerangi kaum muslimin di Badr, meskipun Al ‘Abbas ini dalam kondisi dipaksa.
      • dibarisan kaum musyrikin atau di barisan thaghut tanpa dipaksa tapi penuh ikhlash dan dengan sukarela…???, bahkan dengan cara menyuap agar mereka bisa masuk ke dalam barisannya, mereka mendaftarkan diri dengan mendatangi setiap Kodim atau Polda untuk menjadi calon anshar thaghut, dan ketika sudah masuk menjadi anshar thaghut mereka merasa bangga dengan Korps-nya atau bangga dengan seragamnya…??? maka mereka lebih kafir lagi…!
        Ini adalah nash hadits dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang memperlakukan Al ‘Abbas sebagai orang kafir karena berada di barisan kaum musyrikin dalam rangka memerangi kaum muslimin di Badr, meskipun Al ‘Abbas ini dalam kondisi dipaksa.
        Jadi hukum orang yang berada di barisan kaum musyrikin adalah kafir, sebagaimana juga apa yang menimpa pasukan yang akan menginvasi Ka’bah, Allah Subhanahu Wa Ta’ala membenamkan mereka semuanya mulai dari barisan paling depan hingga paling belakang, Allah membenamkan mereka semua dengan tanpa memilah-milah antara yang dipaksa dengan yang tidak atau orang yang sedang musafir dalam perjalanannya dan berpapasan dengan pasukan mereka, dan dengan tanpa memilah mana orang yang kafir dan mana orang yang muslim, padahal Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang menyembunyikan keimanan di antara mereka dan Maha Mampu untuk memisahkan mereka, Rasul mengatakan tentang kisah ini: “Mereka dihancurkan semuanya dan Allah membangkitkan berdasarkan niatnya”.
        Begitu juga bila seandainya ada salah seorang dari barisan thaghut itu yang menyembunyikan keimanannya, namun dia belum berlepas diri dari barisannya karena menunggu suatu moment tertentu dan waktu yang tepat, maka kaum mujahidin tidak disalahkan bila dia (orang yang menyembunyikan keimanan itu) tertembak oleh pasukan mujahidin. Jika saja Allah Maha Kuasa dan Maha Mampu tidak memilah-milah orang yang berada di barisan kaum musyrikin yang memerangi kaum muslimin, maka apa gerangan dengan seorang mujahid yang hanya manusia biasa yang tidak mengetahui hal yang ghaib…?
        III. Dalil Dari Ijma
        1. Ijma dari para shahabat
        Ketika terjadi riddah (kemurtaddan) di kalangan kabilah-kabilah Arab, di antaranya kelompok Tulaihah Al Asadiy dan kelompok Musailamah Al Kadzdzab si nabi palsu. Di sini thaghutnya adalah Tulaihah dan Musailamah sedangkan ansharnya adalah para pengikutnya. Di dalam Tarikh disebutkan bahwa pengikut Musailamah Al Kadzdzab berjumlah sekitar 100.000 orang.
        Khalifah Abu Bakar dan semua shahabat ijma (sepakat) bahwa para pengikut Musailamah dan para pengikut nabi-nabi palsu yang lainnya adalah orang-orang murtad. Padahal kita mengetahui bahwa kebanyakan para pengikut Muslilamah adalah tertipu oleh seorang da’i yang diutus oleh Rasulullah ke Yamamah tapi kemudian dia malah membelot kepada Musailamah dengan membenarkan apa yang diucapkan Musailamah dan bahkan bersaksi di hadapan masyarakat Banu Hanifah (di Yamamah) bahwa benar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam telah menyertakan Musailamah dalam kenabian, masyarakatnya pun mempercayainya dan akhirnya mereka ikut mendukung Musailamah. Akan tetapi para shahabat ijma bahwa mereka yang mengikuti Musailamah itu divonis murtad.
        Syaikh Muhammad ibnu ‘Abdil Wahhab rahimahullah juga mengatakan bahwa: “Para ‘ulama ijma (setelah menyebutkan bahwa mereka itu tertipu oleh saksi tadi) bahwa mereka itu murtaddun walaupun mereka itu bodoh akan hal itu karena tertipu oleh saksi palsu itu”.
        Shahabat ijma atas kafirnya mereka, bahkan para shahabat memerangi mereka sampai akhirnya mereka terdesak dalam peperangan, kemudian datang utusan Buzakhakh kelompok Tulaihah Al Asadiy kepada Khalifah Abu Bakar untuk meminta damai. Abu Bakar radliyallahu ‘anhu tidak menerima permintaan damai mereka kecuali dengan syarat-syarat tertenu, dan di antara syarat yang diutarakan oleh Abu Bakar dan disepakati oleh para shahabat yang harus mereka terima adalah mereka harus bersaksi bahwa “orang yang mati di barisan mereka (para pengikut Musailamah) itu adalah masuk neraka”, ini adalah di antara syarat yang harus mereka terima.
        Ini merupakan ijma dari para shahabat atas kekafiran atau kemurtaddan anshar thaghut Musailamah Al Kadzdzab dan yang lainnya.
        Dan dalam kisah ini ada sekelompok kaum muslimin dalam barisan anshar Musailamah, tapi mereka tidak cepat bergabung dengan barisan kaum muslimin padahal ada kemampuan untuk bergabung karena kekuatan pasukan kaum muslimin yang mendominasi, di antara kelompok itu adalah Muja’ah Ibnu Murarah. Dia tidak mengingkari Musailamah dan tidak cepat bergabung dengan pasukan kaum muslimin, dia ada di antara tawanan pasukan Khalid ibnul Walid, Muja’ah mengatakan: “Saya ini muslim dan saya tidak pernah merubah keyakinan saya”, maka Khalid berkata: “Kamu ini sudah berubah dari sebelumnya”, Muja’ah mengatakan: “Jika seandainya musailamah itu nabi palsu maka itu urusan dia, karena seseorang tidak memikul dosa orang lain”, kemudian kata Khalid: “Kenapa kamu tidak mengingkari seperti Tsumamah dan Al Yasykuriy…?, jika kamu tidak mampu, lalu kenapa kamu tidak cepat bergabung dengan kami ketika mendengar pasukan kami dating…?”. Di sini Khalid ibnu Walid memperlakukan Muja’ah yang ada di barisan Musailamah sebagai orang kafir dengan menjadikannya tawanan, padahal Muja’ah tidak mendukungnya dan hanya berada di barisan Musailamah.
        Yang menjadi inti di sini adalah sikap atau ijma shahabat atas kekafiran Musailamah dan ansharnya, dan ketika mengambil perjanjian damai dengan mereka, maka disyaratkan bahwa mereka harus bersaksi bahwa orang-orang yang mati di antara mereka adalah calon penghuni neraka. Ini adalah vonis kafir di dunia dan di akhirat.
        Ini adalah ijma para shahabat yang berlandaskan kepada nash tentunya…
        IV. Kaidah Fiqh (Qawa’id Fiqhiyyah)
        Dalam kaidah fiqh ini dikatakan bahwa Thaifah Mumtani’ah Bisy Syaukah (kelompok yang memiliki kekuatan dan melindungi diri dengannya), maka status individu dalam kelompok ini adalah sama seperti status kepala atau pimpinannya.
        Ini berlaku dalam segala hal, jika pimpinannya adalah muslim bughat (pemberontak) maka bawahannya juga bughat. Seperti kelompok Mu’awiyyah ibnu Abu Sufyan radliyallahu ‘anhum, beliau waktu itu membangkang dan tidak mau membai’at terhadap Ali, maka setiap individu dalam kelompok yang membangkang ini disebut bughat, bukan hanya Mu’awiyyah (sebagai pemimpinnya,ed) yang di sebut bughat. Oleh karena itu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan tentang kabar kematian ‘Amar radliyallahu ‘anhu: “Kamu akan dibunuh oleh kelompok yang membangkang (baghiy)” dan Amar waktu perang Shiffin ini berada di pihak Ali dan terbunuh oleh pasukan Mu’awiyyah radliyallahu ta’ala ‘anhum ajma’in.
        Jika ada sebuah kelompok Khawarij di Darul Islam dan mereka melindungi diri dengan kekuatan pasukannya, maka pimpinan dan seluruh bawahannya adalah Khawarij.
        Juga seperti kelompok Musailamah Al Kadzdzab, dia murtad di wilayah Darul Islam dan dia melindungi diri dengan pasukannya, maka setiap individu yang ada di dalam kelompoknya adalah murtad sama seperti pimpinannya.
        Jika thaifah mumtani’ah ini ada di luar Darul Islam seperti thaghut (pemerintah) sekarang, di mana mereka yang memegang kekuasaan, pimpinannya adalah thaghut maka setiap individu atau person-person dari ansharnya seperti polisi atau tentara atau intelejennya adalah sama kafirnya seperti thaghut pimpinannya.
        Ini adalah empat dalil yang menunjukan bahwa anshar thaghut itu statusnya adalah kafir sama dengan thaghut pimpinannya itu sendiri.
        Ini adalah materi yang berkaitan dengan pembahasan Anshar Thaghut (pembela atau pendukung thaghut), semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para shahabatnya sampai hari kiamat. Alhamdulillahirabbil’alamin…
        [1] Di antara makna tawalliy adalah seperti apa yang telah dijelaskan dalam bahasan Hukum Loyalitas Kepada kaum Musyrikin, yaitu:
        1. Al Mahabbah (Kecintaan)
        2. Al Mudlaharah atau An Nushrah (Pembelaan)
        3. Al Muwaffaqah (Menyetujui)
        4. Al Mutaba’ah (Mengikuti)
    • Yusuf Wibisono 3 tahun yang lalu

      Ngikuti pola pikir abu jibril, endasku dadi mumet. Enakan sluku-sluku bathok sambil ngopi nasgithel. jaman provokasi untuk jihad sudah lewat. Silahkan pak jibril jihad sendiri. jangan nyuruh jamaah untuk jihad lewat buletin atau ceramah2nya. Jihadlah duluan ke Israel atau Pakistan.
      • Marwah Khaerunnisa Yusuf Wibisono 3 tahun yang lalu

        mumet kenapa harus memet,kalo pikiran kita jernih kita ga akan mumet tapi kita OPTIMIS ISLAM pasti menang,Walaupun byk mujahidin yang tertangkap,disiksa,justru orang 2 islam semakin bersemangat UNTUK berjihad menegakkan syari'at ISLAM,karena yang mereka cari hanya RIDHO ALLAH,BUKAN DUNIA.skrg msh mumet pak???
    • Marwah Khaerunnisa 3 tahun yang lalu

      ya ALLAH SBY,GORIES MIRING sudah buta matanya karena uang,mereka menjual negaranya,benar2 sudah tidak punya akal,HEWAN saja ga sekejam itu,berarti mereka sudah tidak punya akal kasihan,PARA MUJAHID SEMANGAT MARI KITA KOBARKAN JIHAD KITA BIAR PARA TOGE2 LARI TERBIRIT-BIRIT,KITA HARUS TERUS BERJUANG WALAUPUN NYAWA TARUHANNYA,ALLAHUAKBAR.


 
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan