Sabtu, Juni 15, 2013

Tahlil untuk penutupan batu sungkup candi

KLATEN, KOMPAS.com--Prosesi penutupan batu sungkup Candi Merak yang berada di Dukuh Candi, Karangnongko, Klaten, Jawa Tengah, diiringi bacaan tahlil dari warga setempat serta dilengkapi ritual adat Jawa berupa pemberian sesaji dan pemotongan tumpeng.
Kepala Desa Karangnongko Kuswantono usai prosesi yang berlangsung Kamis mengatakan ritual ini dilakukan sebagai tradisi warga dalam pengerjaan pemugaran candi Buddha peninggalan Wangsa Syailendra tersebut.
"Tahlil dan doa yang dilakukan merupakan permohonan kepada Tuhan agar dalam menyelesaikan pemugaran, para pekerja yang terlibat di dalamnya diberi keselamatan," katanya.
Ketua Kelompok Kerja Publikasi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah Wahyu Kristanto menjelaskan, prosesi yang dilakukan tersebut merupakan ritual yang biasa dilaksanakan oleh warga setempat jika di wilayahnya ada candi dipugar dan sudah memasuki tahap akhir pemugaran.
"Pemasangan batu sungkup merupakan tanda bahwa pemugaran segera memasuki tahap akhir dan akan segera selesai, sebelum terakhir dilakukan penutupan batu kemuncak," ujarnya.
Proses penutupan batu sungkup Candi Merak ditandai dengan pembacaan doa dan tahlil oleh tokoh masyarakat dan puluhan warga di halaman berdirinya benda purbakala itu.
Setelah membaca doa, beberapa tokoh masyarakat seperti perwakilan dari Kecamatan Karangnongko, kepala desa setempat, pihak BP3, serta wakil dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Klaten naik ke bagian candi paling atas untuk mengikuti prosesi inti penutupan batu sungkup.
Mereka rela naik ke bagian atas candi yang tingginya mencapai 30 meter dengan tangga bambu yang diletakkan di setiap tingkatan Candi Merak untuk mengikuti secara langsung ritual yang tergolong langka tersebut.
Di bagian atas di mana batu sungkup itu akan diletakkan, sudah tersedia beberapa macam sesaji yang terdiri atas berbagai macam bunga dan uang kertas.
Doa kembali dilantunkan mengiringi pemasangan batu sungkup berukuran sekitar 50x50 cm, dan diamini oleh belasan orang yang sudah berada di bagian atas Candi Merak tersebut.
Prosesi penutupan batu yang dilakukan sekitar 10 menit itu dilanjutkan dengan acara pemotongan tumpeng di halaman candi.
Ketua Kelompok Kerja Pemugaran Candi BP3 Jawa Tengah Sudarno mengatakan kegiatan pemugaran Candi Merak dilakukan sejak 2008 dengan anggaran Rp800 juta.
"Tahapan pemugaran dilakukan tiga kali, pertama tahun 2008 yang dianggarkan Rp200 juta, kemudian 2010 yang juga memakan biaya Rp200 juta, dan tahap terakhir 2011 ini dengan anggaran Rp400 juta," katanya.
Sumber :
 

Komentarku ( Mahrus ali): 

Candi adalah istilah dalam Bahasa Indonesia yang merujuk kepada sebuah bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang berasal dari peradaban Hindu-Buddha.[1] Bangunan ini digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewi ataupun memuliakan Buddha. Akan tetapi, istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja, banyak situs-situs purbakala non-religius dari masa Hindu-Buddha Indonesia klasik, baik sebagai istana (kraton), pemandian (petirtaan), gapura, dan sebagainya, juga disebut dengan istilah candi.
Candi merupakan bangunan replika tempat tinggal para dewa yang sebenarnya, yaitu Gunung Mahameru.[2] Karena itu, seni arsitekturnya dihias dengan berbagai macam ukiran dan pahatan berupa pola hias yang disesuaikan dengan alam Gunung Mahameru.[2] Candi-candi dan pesan yang disampaikan lewat arsitektur, relief, serta arca-arcanya tak pernah lepas dari unsur spiritualitas, daya cipta, dan keterampilan para pembuatnya.[3]
Bila benar dimulai dengan tahlil dan doa maka sebenarnya adalah pelecehan kalimat – kalimat suci, nama  - nama  agung untuk pemugaran  candi tempat pemujaan dewa- sekutu allah yang secara langsung melecehkan kepada Allah. Mestinya kita ini merobohkan candi candi lalu di bangun berupa tempat pendidikan Islam, masjid dll.
   Ingatlah ayat ini:
وَتَاللَّهِ لَأَكِيدَنَّ أَصْنَامَكُمْ بَعْدَ أَنْ تُوَلُّوا مُدْبِرِينَ(57)فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا إِلَّا كَبِيرًا لَهُمْ لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ يَرْجِعُونَ(58)
Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya.
Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Al anbiya`

Blog husus pengajian: http://mahrusali2.blogspot.com/
Blog ke tiga
Peringatan:Mesin pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah:  mantan kiyai nu    lalu teks yang kamu cari
Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfreand ). 081935056529 (XL ) atau  08819386306   ( smartfreand )
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
                           Waru Sidoarjo

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan