Rabu, Mei 29, 2013

Dilaporkan ke Polisi, Kiai Marzuki Ajak MTA Tahlilan



Malang, NU Online
Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Malang KH Marzuki Mustamar mengajak kelompok MTA bergabung bersama warga NU untuk mengadakan tahlilan dan Istighotsah bersama. Demikian disampaikannya kepada NU Online, Rabu (29/5), ketika ditanya komentar seputar laporan MTA ke polisi.

Seperti diwartakan, MTA melaporkan Kiai Marzuki ke pihak kepolisian menyusul beredarnya video ceramah Kiai Marzuki Mustamar di dunia maya. Ceramah disampaikan pada acara haflah akhirussanah dan Harlah Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang pada 2011 silam. Ceramah berisi tentang teguran keras untuk MTA agar tidak menyampaikan propaganda negatif untuk berbagai tradisi keagamaan NU seperti tahlilan.

Kiai Marzuki mengakui, akhir-akhir ini memang merebak berita seputar kontroversi MTA. MTA telah dikabarkan menghalalkan anjing, mengharamkan tahlil dan istighotsah. Di sisi lain MTA menyatakan hal itu fitnah. Pemberitaan seperti ini membuat masyarakat menjadi resah dan bingung.

“Kami tidak ingin repot-repot. Bagi saya, jika memang kabar tentang MTA ini tidak benar, marilah kita duduk bersama tahlilan atau istighotsah. Dengan demikian, tanpa penjelasan, masyarakat akan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Malang itu.

Kiai Marzuki mengatakan bahwa ia mendapatkan informasi dari beberapa orang tamu yang datang kepadanya, salah satunya adalah warga Donomulyo, Malang Selatan, yang mngabarkan bahwa MTA telah mengharamkan tahlilan. Dan beberapa orang lain yang menyatakan bahwa Istighotsah diharamkan oleh MTA.

Selain itu beberapa Kiai yang pernah mendengarkan siaran radio MTA juga mengatakan hal yang sama. Juga dari beberapa jamaah yang hadir saat dirinya diundang pengajian di daerah Solo.

“Kami mendengar informasi seperti itu dari beberapa tamu yang datang kepada saya. Dan juga beberapa orang jamaah yang hadir pada saat saya pengajian Muqtatofat di Jawa tegah melaporkan hal serupa. Para Kiai yang sering mendengarkan siaran radio MTA juga sama,” jelas kiai yang sering dakwah keliling berbagai daerah itu.

“Ini konteksnya adalah pengajian. Ibaratnya kami dapat pernyataan dari seseorang melalui seorang informan, lalu saya sampaikan pada jamaah saya, itu saja. Kalau informasi yang saya terima ini salah, maka tinggal diluruskan aja, tidak usah lapor polisi. Dan menurut saya upaya yang paling tepat adalah kita tahlilan bersama,” tuturnya.


Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Ahmad Nur Kholis
Komentarku ( Mahrus ali): 
Solusi paling tepat tinggalkan kebid`ahan, tegakkan sunnah Rasulullah SAW. Tinggalkan tahlilan dan istighosahan yang mengandung kesyirikan itu. Boleh dilihat disini:

Kita amalkan ayat :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوُلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, bagi mereka yang mengharap Allah dan hari kiamat, dan dia banyak mengingat Allah.” (Al-Ahzab: 21)
Asy-Syaikh As-Sa’di : “Contoh yang baik adalah Rasulullah r. Orang yang mengambil suri teladan darinya berarti telah menempuh suatu jalan yang akan menyampaikan kepada kemuliaan Allah I. Inilah jalan yang lurus.”
Al-Imam Al-Barbahari : “Ketahuilah –semoga Allah I merahmatimu–, sungguh tidaklah muncul kezindiqan, kekufuran, keraguan, bid’ah, kesesatan, dan kebingungan dalam agama kecuali akibat ilmu kalam, ahli ilmu kalam, debat, berbantahan, dan perselisihan.” (Syarhus Sunnah, hal. 93)

Blog husus pengajian: http://mahrusali2.blogspot.com/
Blog ke tiga
Peringatan:Mesin pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah:  mantan kiyai nu    lalu teks yang kamu cari
Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfreand ). 081935056529 (XL ) atau  08819386306   ( smartfreand )
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
                           Waru Sidoarjo


Artikel Terkait

1 komentar:

  1. Nabi memiliki beberapa anak, yang anak laki2 semua

    meninggal sewaktu masih kecil. Anak-anak perempuan

    beliau ada 4 termasuk Fatimah, hidup sampai

    dewasa.
    Ketika Nabi masih hidup, putra-putri beliau yg

    meninggal tidak satupun di TAHLIL i, kl di do'akan

    sudah pasti, karena mendo'akan orang tua,

    mendo'akan anak, mendo'akan sesama muslim amalan

    yg sangat mulia.

    Ketika NABI wafat, tdk satu sahabatpun yg TAHLILAN

    untuk NABI,
    padahal ABU BAKAR adalah mertua NABI,
    UMAR bin KHOTOB mertua NABI,
    UTSMAN bin AFFAN menantu NABI 2 kali malahan,
    ALI bin ABI THOLIB menantu NABI.
    Apakah para sahabat BODOH....,
    Apakah para sahabat menganggap NABI hewan....

    (menurut kalimat sdr sebelah)
    Apakah Utsman menantu yg durhaka.., mertua

    meninggal gk di TAHLIL kan...
    Apakah Ali bin Abi Tholib durhaka.., mertua

    meninggal gk di TAHLIL kan....
    Apakah mereka LUPA ada amalan yg sangat baik,

    yaitu TAHLIL an koq NABI wafat tdk di TAHLIL i..

    Semua Sahabat Nabi SAW yg jumlahnya RIBUAN,

    Tabi'in dan Tabiut Tabi'in yg jumlahnya jauh lebih

    banyak, ketika meninggal, tdk ada 1 pun yg

    meninggal kemudian di TAHLIL kan.

    cara mengurus jenazah sdh jelas caranya dalam

    ISLAM, seperti yg di ajarkan dalam buku2 pelajaran

    wajib dr SD - Perguruan tinggi. Termasuk juga tata

    cara mendo'akan Orang tua yg meninggal dan tata

    cara mendo'akan orang2 yg sdh meninggal dr kaum

    muslimin.

    Saudaraku semua..., sesama MUSLIM...
    saya dulu suka TAHLIL an, tetapi sekarang tdk

    pernah sy lakukan. Tetapi sy tdk pernah mengatakan

    mereka yg tahlilan berati begini.. begitu dll.

    Para tetangga awalnya kaget, beberapa dr mereka

    berkata:" sak niki koq mboten nate ngrawuhi

    TAHLILAN Gus.."
    sy jawab dengan baik:"Kanjeng Nabi soho putro

    putrinipun sedo nggih mboten di TAHLILI, tapi di

    dongak ne, pas bar sholat, pas nganggur leyeh2,

    lan sakben wedal sak saget e...? Jenengan Tahlilan

    monggo..., sing penting ikhlas.., pun ngarep2

    daharan e..."
    mereka menjawab: "nggih Gus...".

    sy pernah bincang-bincang dg kyai di kampung saya,

    sy tanya, apa sebenarnya hukum TAHLIL an..?
    Dia jawab Sunnah.., tdk wajib.
    sy tanya lagi, apakah sdh pernah disampaikan

    kepada msyarakat, bahwa TAHLILAN sunnah, tdk

    wajib...??
    dia jawab gk berani menyampaikan..., takut timbul

    masalah...
    setelah bincang2 lama, sy katakan.., Jenengan

    tetap TAHLIl an silahkan, tp cobak saja

    disampaikan hukum asli TAHLIL an..., sehingga

    nanti kita di akhirat tdk dianggap menyembunyikan

    ILMU, karena takut kehilangan anggota.., wibawa

    dll.

    Untuk para Kyai..., sy yg miskin ilmu ini,

    berharap besar pada Jenengan semua...., TAHLIL an

    silahkan kl menurut Jenengan itu baik, tp sholat

    santri harus dinomor satukan..
    sy sering kunjung2 ke MASJID yg ada pondoknya.

    tentu sebagai musafir saja, rata2 sholat jama'ah

    nya menyedihkan.
    shaf nya gk rapat, antar jama'ah berjauhan, dan

    Imam rata2 gk peduli.
    selama sy kunjung2 ke Masjid2 yg ada pondoknya,

    Imam datang langsung Takbir, gk peduli tentang

    shaf...

    Untuk saudara2 salafi..., jangan terlalu keras

    dalam berpendapat...
    dari kenyataan yg sy liat, saudara2 salfi memang

    lebih konsisten.., terutama dalam sholat.., wabil

    khusus sholat jama'ah...
    tapi bukan berati kita meremehkan yg lain.., kita

    do'akan saja yg baik...
    siapa tau Alloh SWT memahamkan sudara2 kita kepada

    sunnah shahihah dengan lantaran Do'a kita....

    demikian uneg2 saya, mohon maaf kl ada yg tdk

    berkenan...
    semoga Alloh membawa Ummat Islam ini kembali ke

    jaman kejayaan Islam di jaman Nabi..., jaman

    Sahabat.., Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in
    Amin ya Robbal Alamin

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan