Senin, Maret 18, 2013

Tokoh golongan berjuang untuk Islam atau kafir

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengatakan, Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) merupakan harapan besar bagi generasi NU mendatang. Kedua badan otonom ini harus di garda depan dalam proses kaderisasi.

”IPNU dan IPPNU adalah gerbang awal atau pintu pertama kaderisasi di NU,” ujarnya usai melantik Pimpinan Pusat IPNU dan IPPNU di Jakarta, Senin (18/3) malam.

Menurut kiai yang akrab disapa Kang Said ini, menyongsong peringatan satu abad NU atau sekitar 13 tahun yang akan datang, NU membutuhkan kader-kader baru yang lebih unggul dari IPNU-IPPNU. Sebab, merekalah nanti yang akan meneruskan estafet kepengurusan dan pengabdian di ormas Islam terbesar ini di masa depan.

Turut hadir pula dalam kesempatan ini Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini, utusan  Kedutaan Besar Amerika Serikat, dan sejumlah mantan pengurus dan ketua umum IPNU dan IPPNU.

Dalam sambutannya, Muhaimin menjelaskan kebesaran Islam Indonesia di dunia internasional. Menurut pengalamnnya di luar negeri, selama ini Islam di Tanah Air sangat diperhitungkan dan menjadi rujukan bagi isu-isu keislaman baik oleh Timur Tengah ataupun Barat.

”Dan kalau bicara Islam Indonesia berarti bicara NU karena NU lah yang terbesar di republik ini,” katanya.

Dengan alasan ini, Muhaimin mendorong kepengurusan baru IPNU-IPPNU untuk giat memajukan organisasi. Ia optimis IPNU-IPPNU akan menjadi lebih baik.

”Masa depan di tangan anda. Dan rebutlah masa depan itu untuk kemaslahatan NU dan Islam di masa yang akan datang,” ujarnya.



Penulis: Mahbib Khoiron

Komentarku ( Mahrus ali): 
Mengapa utusan kedutaan Amirika di ikutkan, barang kali mau masuk Islam, mau mengucurkan dana dari sumbangan Amirika yang yahudi, atau mengajaknya untuk masuk Islam.
Publik figur yang hadir itu adalah tokoh – tokoh golongan, fanatikus golongan. Menurut saya, perjuangan Islam melalui golongan bukan mempersatukan Islam tapi memecahnya, bukan memperjuangkan Islam, tapi melemahkannya. Boleh jadi menguntungkan pihak kafir karena melihat kaum muslimin  semakin pecah, jauh dari persatuan. Jadi tokoh – tokoh itu berjuang untuk kepentingan kaum kafir bukan kaum muslimin. Dan mereka terancam dengan ayat:

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ(105)
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat, Ali imran.
Maksud  tafarraqu itu tidak boleh membikin firqah – firqah, golongan, organisasi atau ormas. Sudah tentu orang yang membikinnya dan yang mengikutinya akan mendapat dosa besar apalagi yang fanatik kepada ormasnya. Boleh dilihat lagi dalam ayat ini:
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُوْنَ
Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. Al an`am 159
 
Blog ke tiga
Peringatan: Bila mesin pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah:  mantan kiyai nu    lalu teks yang kamu cari
Mau nanya hubungi kami:
088803080803. 081935056529
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
                           Waru Sidoarjo

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan