Kamis, Maret 07, 2013

Adzan Jum`at menurut Imam Syafi`i



(قَالَ الشّافِعِيُّ ) وَأُحِبَّ أَنْ يَكُونَ الاَذَانُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ حِينَ يَدْخُلُ الاِمَامُ الْمَسْجِدَ وَيَجْلِسُ عَلَى مَوْضِعِهِ الذى يَخْطُبُ عَلَيه خَشَبٌ أَوْ جَرِيدٌ أَوْ مِنْبَرٌ أَوْ شَئٌ مَرْفُوعٌ لَهُ أَوْ الاَرْضُ فَإِذَا فَعَلَ أَخَذَ الْمُؤَذِّنُ فِي الاَذَانِ فَإِذَا فَرَغَ قَامَ فَخَطَبَ لَا يَزِيدُ عَلَيه ( قَالَ الشّافِعِيُّ ) وَأُحِبُّ أَنْ يُؤَذِّنَ مُؤَذِّنٌ وَاحِدٌ إِذَا كَانَ عَلَى الْمِنْبَرِ لَا جَمَاعَةُ مُؤَذِّنِينَ ) الْأُمَّ –( ج 1 / ص 224 )

Berkata Imam asy-Syafi’i: “ Dan saya lebih menyukai jika adzan pada hari Jum’at itu dilakukan ketika imam masuk ke dalam masjid dan duduk di tempat ia menyampaikan khutbah baik di atas kayu, pelepah, atau mimbar atau apa saja yang letaknya ditinggikan baginya atau di atas tanah. Jika sudah siap berkhutbah, muadzin segera beradzan, jika telah selesai adzan, imam segera berdiri untuk berkhutbah tidak ada tambahan atasnya selain itu. Asy-Syafi’i berkata, “ Saya lebih menyukai jika yang beradzan itu seorang saja ketika imam sudah di atas mimbar, bukan dua muadzin.” ( al-Umm : 1/224)

Komentarku ( Mahrus ali ):


Imam Syafii tidak menyukai adzan dua kali dalam salat Jumat.



Artikel Terkait

1 komentar:

  1. Bismillah,
    saya ingat pada waktu sekolah di SD dulu, guru agama saya menyampaikan diantaranya " ......... imam ku IMAM SYAFI'I", lha kalau begitu yang sholat Jum'at dengan adzan 2 (dua) kali itu apakah mengiktii IMAM SYAFI'I? Semoga kita semua dimudahkan Allah untuk dapat mengikuti kebenaran. Amiin.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan