Minggu, Februari 17, 2013

Tiada bid`ah hasanah




 Itulah pernyataan TIM LBMNU Jember

Komentarku ( Mahrus ali ):

Imam Nawawi menyatakan:seperti itu harus ada dalilnya, lalu mana dalil yang di buat landasan imam Nawawi yang menyatakan ada  sebagian bid`ah yang tidak sesat. Ya`ni ada bid`ah yang di perintahkan, di wajibkan  atau mendapat pahala
Pernyataan Imam Nawawi itu bertentangan dengan hadis:
. مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Barang siapa mengada-ngadakan sesuatu dalam urusan agama yang tidak terdapat dalam agama maka dengan sendirinya tertolak *    Muttafaq alaih  dari Aisyah 

Bertentangan pula dengan hadis:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ *
Barang siapa yang menjalankan sesuatu yang tidak cocok dengan urusan kami maka tertolak.  

Ia bertentangan dengan ayat:

ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ اْلأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.[1]
Jadi sariat selain sariat Nabi   adalah hawa nafsu. Dan ajaran Islam ini telah sempurna  sebagaimana ayat:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيْتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِيْنًا

“Hari ini telah Aku sempurnakan agama kalian dan telah Aku sempurnakan kepada kalian nikmat-Ku dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagi kalian.” (Al-Ma`idah: 3)

Bila masih ada banyak bid`ah yang di anggap hasanah dan di masukkan ke dalam sariat, ber arti ayat itu harus di buang dan bila di biarkan saja, maka akan tiada ma`nanya. Bila ajaran Islam telah sempurna, untuk apakah menambah bid`ah. Penambahan ini menunjukkan ajaran Islam masih perlu di sempurnakan oleh kiyai ahli bid`ah. Sebab  setahu saya kalangan ahli hadis senang ittiba dan senang sekali dengannya karena ada ayat:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا(36)
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.[2]

Pendapat Imam Nawawi itu juga bertentangan dengan ayat:

أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللهُ وَلَوْلاَ كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيم
Apakah mereka mempunyai  sekutu - sekutu selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih.[3]
Penambahan ajaran atau sariat setelah nabi wafat adalah sama dengan membikin ajaran baru yang di larang.

Manusia  di manapun berada  atau kapanpun hidup harus ittiba` dan menjalankan sesuatu yang  berdalil, jangan melakukan kebid`ahan.  Ingat firmanNya:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.[4]
Menjalankan kebid`ahan adalah intinya mengikuti hawa nafsu sendiri untuk mencari muka  di sisi manusia sebab Allah tidak memerintahnya. Bila  Allah tidak memerintahnya  maka keliru minta balasan kepada Allah. Orang yang melakukan kebid`ahan di kendalikan oleh hawa nafsu sebagaimana ayat:
أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?[5]
Jadi bid`ah itu sariat hawa nafsu. Sedang sariat Islam adalah bersumber dari Allah.
Dan kliklah 4 shared mp3 atau di panahnya.
 


[1] Al Jatsiyah 18
[2] Al ahzab 36
[3] Syura 21
[4] Ali imran 31
[5] Al Furqan 43
Artikel Terkait

1 komentar:

  1. d buku kyai judul "mmbongkar kesesatan2 kyai pngusung bid'ah hasanah" BKN hny imam An Nawawi sj tp ibnu Hajar Al Asqolani, imam Al Shan 'ani (Subulus salam), syukron kyai, mhn izin sy copy yach kyai?? syukron

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan