Selasa, Februari 05, 2013

Mbah Wahab: Nggak Pakai Tawon!





Dalam sebuah perjalanan Yogya-Solo, bus yang ditumpangi KH Wahab Hasbullah berhenti di Klaten. Cuaca sangat panas, sehingga para penumpang merasakan suasana gerah.

Untung para penjual es segera datang. Mereka mengerumuni bus untuk menawarkan dagangannya. Es yang dijual sebetulnya bukan es seperti zaman sekarang, tapi hanya sejenis ‘cao’, sejenis minuman dari air sumur dengan diberi sirup pemanis dari gula Jawa.

Sirup-sirup itu selalu terbuka dan dikerumuni tawon-tawon. Maka tak jarang, beberapa tawon ikut masuk ke dalamnya.

Mbah Wahab yang sudah kehausan memesan segera ikut memesan es. Tanpa diteliti es tersebut langsung diminumnya.

Selang beberapa saat terasa ada yang aneh dalam lidahnya. Rupanya beberapa ekor tawon ikut masuk ke dalam mulutnya. Cepat-cepat dimuntahkannya, sambil kembali memesan pada penjual, “Malih nggih, mboten ngangge tawon!” (segelas lagi, nggak pakai tawon!).

(Ajie Namuddin, disarikan dari buku Mbah Wahab Hasbullah Kiai Nasionalis Pendiri NU karya KH Saifuddin Zuhri)
Komentarku ( Mahrus ali): 
Sayang sekali, seorang nasionalis disematkan kepada seorang kiyai yang muslim bukan kafir. Nasionalis sejati adalah kafir sejati, muslim palsu. Dia harus menginjak hukum Al quran dan menjunjung tinggi hukum positif Belanda yang kufur. Pada hal muslim sejati adalah menjunjung hukum Allah dan meninggalkan hukum Thaghut. Ingat saja ayat:

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. Maidah 44.
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan