Minggu, Januari 06, 2013

Perjalanan Sehari Yahya Tsaquf Bersama Gus Dur




Jakarta, NU Online
Sebagai tokoh nasional, Gus Dur tak henti-hentinya menerima undangan dari masyarakat yang rindu bertemu dan menerima wejangannya. Gus Dur tak pernah menolak undangan atau menerima kunjungan tulus dari ummat yang kebingungan menghadapi berbagai persoalan.

Yahya Tsaquf, keponakan Gus Mus (KH Mustofa Bisri) suatu ketika diajak menemani perjalanan Gus Dur di Medan. Disela-sela acara utama, Gus Dur tak henti-hentinya menerima tamu, atau masyarakat yang sekedar ingin bersalaman. Ini sudah hal yang biasa bagi Gus Dur. Tak ada protokoler ketat, semua orang bisa bertemu dan menyapa beliau.

Selesai di Medan, perjalanan dilanjutkan ke Padang pada jam 8 malam. Di beberapa tempat, Gus Dur sudah ditunggu masyarakat sehingga mereka harus singgah sampai di enam tempat. Perjalanan yang harusnya cepat harus molor karena acara di satu tempat kadangkala tidak bisa diduga panjang-pendek waktunya. Mereka baru sampai di Padang pukul 13.30.

Setelah semuanya selesai, mereka terbang menuju Jakarta dan Gus Dur tidak pulang ke rumahnya, tetapi langsung menunggu pesawat untuk pergi ke Barcelona Spanyol.

“Saya pulang dan ambruk sakit selama seminggu setelah perjalanan ini,”

Ia tidak tahu energi seperti apa yang dimiliki Gus Dur, sudah kena stroke selama beberapa kali tetapi masih kuat ke mana-mana. Dirinya yang masih muda usia saja kalah jauh soal tenaga fisik.
Penulis: Mukafi Niam
Komentarku ( Mahrus ali): 
Kalau Gus Dur lurus, bukan bengkong, di jalan benar bukan di jalan yang menyalahi al Quran, maka saya katakan itu keramat dari Allah  di langit untuk hambaNya dibumi yang di cintai. Berhubung Gus Dur tidak komitmen kepada Al Quran dan setia kepada ajaran nasionalis, maka saya katakan itu sama dengan orang yang tidak mampu angkat batu besar, tapi setelah baca wiridnya  maka batu itu terangkat karena pertolongan jin yang datang ketika wirid  itu dibaca.
Dan kliklah 4 shared mp3 atau di panahnya.
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan