Sabtu, Januari 12, 2013

LDNU Gelar Simposiaum Formulasi Dakwah dan Kebangsaan





Pasuruan, NU Online
Pimpinan Lembaga Dakwah NU (LDNU) Jawa Timur segera menerbitkan buletin tentang Islam yang rahmatan lil alamin. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka membendung faham garis keras yang saat ini sedang mewarnai wajah Islam Nusantara ini sehingga mengesankan bahwa Islam itu, radikal dan suka berdarah-darah.

Rencana diatas merupakan hasil rekomendasi dari Simposium selama dua hari yang berlangsung di Hotel Tanjung, Jl. Wilis Tretes, Pasuruan, 2-5 Januari 2013 lalu.

Selain penerbitan buletin, acara yang bertemakan, Formulasi Dakwah Aswaja dan Simposium Kebangsaan, itu juga sepakat akan membuat website Aswaja Annahdliyah dan buku khutbah, yang berisi tentang hakekat jihad dan Islam yang rahmatan lil alamin.

“Ada tiga rekomendasi mendesak yang harus segera kita lakukan. Pertama pembuatan buletin Aswaja Annahdliyah. Web Aswaja dan Buku Khutbah tentang Islam rahmatan lilalamin,” ujar Ketua LDNU Jatim KH Ilhamulloh Sumarhan, tadi siang.

Agar kegiatan ini segera sampai ke tingkat akar rumput dan umat, lanjut Kiai Ilhamulloh, hendaknya kegiatan serupa juga dilaksanakan di tingkat cabang di Jawa Timur.

“Kegiatan serupa juga akan digelar di masing-masing cabang, sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini,” tandasnya.

Ikut memberikan pengarahan dalam acara itu, Rais Syuriyah PBNU KH Hasyim Muzadi, KH Ali Maschan Musa atas nama Komisi  VIII DPR RI dan Prof Dr KH Abdul A’la, rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Kiai Hasyim, saat itu banyak mengupas masalah perkembangan teroris internasional. Menurutnya, munculnya teroris–teroris baru lantaran adanya ketidakadilan global. Sehingga muncul gerakan radikal.

Sementara itu, Kiai Ali Maschan, pada kesempatan banyak mengupas masalah kebijakan pemerintah, terkait dengan masalah teroris dan gerakan radikal. Sedangkan, Profesor Abdul A’la, menyampaikan masalah tafsir jihad ditinjau dari aspek hukum Islam.

Simposiaum  ini diikuti  120 orang peserta. Mereka datang dari perwakilan Cabang LDNU se Jatim dan da’i penyuluh.Turut hadir pada acara itu, Rais Syuriyah PWNU Jatim, KH Miftachul Ahyar, Wakil Ketua PWNU yang membidangi da’wah Drs H Abdul Wachid Asa. 


Redaktur   : Mukafi Niam
Kontributor: Imam Kusnin

Komentarku ( Mahrus ali): 

Setahu saya, Islam yang rahmatan lil alamin itu identik dengan liberal, lalu menjurus pada pluralisme, hidup berdampingan dengan rukun sekalipun banyak kemungkaran, syirik dan segala macam makar musuh Allah. Islam rahmatan lil alamin itu mengambil sebagian ajaran Allah yang cocok dengan kondisi dan membuang lainnya yang menentang kondisi. Boleh jadi di katakan , menerima sebagian ajaran Allah dan menolak bagian yang lain. Ia mirip dengan ayat:

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلاً

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasu-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), Nisa` 150

Realitanya , mereka yang mendakwahkan Islam rahmatan lil alamin kasing sayang dengan orang kristen, Budha, Konghuchu dan bermusuhan dengan orang – orang yang komitmen kepada al Quran dan hadis. Yang kita dakwahkan harus Islam kaffah sebagaimana ayat:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. ( 208 Al Baqarah



Dan kliklah 4 shared mp3 atau di panahnya.
 
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan