Selasa, Januari 08, 2013

Hadis - hadis populer tapi lemah ke 40




2. Hadis kedua.
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُوْلَ الله صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ إِنَّ ِللهِ مَلاَئِكَةً فِي اْلأَرْضِ سِوَى الْحَفَظَةِ يَكْتُبُوْنَ مَا يَسْقُطُ مِنْ وَرَقِ الشَّجَرِ فَإِذَا أَصَابَ أَحَدَكُمْ عَرَجَةٌ بِأَرْضِ فَلاَةٍ فَلْيُنَادِ أَعِيْنُوا عِبَادَ اللهِ. رواه الطبراني ورجاله ثقات


Saya ( mahrus ali ) berkata:
Hadis tsb juga di buat dalil oleh Syiah dalam memperkenankan tawassul dengan mayat. [1] Begitu juga Tim Penulis LBM NU  cabang Jember.

Dalam kitab syi`ah yang berjudul annajmus sathi`  fii ahwalil amai al hujjah al ghoib,  terdapat keterangan bahwa diantara nama imam mereka yang gha`ib adalah  Abu Soleh.  Julukan ini telah populer di antara bangsa arab dan selalu mereka panggil ketika menjumpai kesulitan di sahara

Dalam bab ke 9 di katakan bahwa penunjuk  jalan  di sahara dan pembimbing orang yang sesat  adalah Abu soleh – ia penolong yang agung – penguasa zaman. Dia memiliki keramat  sebagaimana  sahabat Rasulullah SAW atau laksana Imam – imam  seperti Maitsam,  Uwais,  Jabi`r Al Ju`fi dll.  Jadi nama soleh itu jin yang berjalan  - jalan untuk memberikan petunjuk orang yang sesat atau menahan  hewan yang lari  sebagaimana di riwayatkan tentang perilaku  dari Amirul mu`minin  Juz 2 hal 427 Di halaman 628 terdapat bab hadis ke 400

"
وَمَنْ ضَلّ مِنْكُمْ فِي سَفَرٍ، أَوْ خَافَ عَلَى نَفْسِهِ فَلْيُنَادِ: (يَا صَالِحُ أَغِثْنِي) فَاِنّ فِي اِخْوَانِكُمْ مِنَ الْجِنِّ جِنِيّاً يُسَمَّى صَالِحاً يَسِيْحُ فِي الْبِلاَدِ لِمَكَانِكُمْ، مُحْتَسِباً نَفْسَهُ لَكُمْ، فَاِذَا سَمِعَ الصَّوْتَ أَجَابَ وَأَرْشَدَ الضَّالَّ وَحَبَسَ عَلَيْهِ دَابَّتَهُ ".
Barang siapa diantara mu dalam berpergian atau takut kepada dirinya, maka panggillah  wahai Soleh  tolonglah aku. sesungguhnya di antara saudaramu dari jin ada yang bernama Soleh yang berjalan  di kota – kota  karena kamu dan menolong dengan ihlas untukmu. Bila mendengar suara  akan mengabulkan dan menunjukkan orang yang sesat jalan,  lalu menahan hewannya yang lari [2]

وَقاَلَ الْحَافِظُ: هَذَا حَدِيْثٌ حَسَنُ اْلِإسْنَادِ غَرِيْبٌ جِدًّا ، أَخْرَجَهُ الْبَرَّارُ وَقَالَ: لاَ نَعْلَمُهُ يُرْوَى عَنِ النَّبِي صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  بِهَذَا اللَّفْظِ إِلاَّ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ بِهَذَا اْلإِسْنَادِ.
Al Hafizh berkata: Hadis tsb ( tolonglah aku wahai para hamba Allah )  sanadnya  hasan nyeleneh sekali. HR Al Bazzar. beliau berkata: Kami tidak mengetahui hadis tsb dari Nabi SAW kecuali dengan lafzh tsb  dan dari jalur ini.
Menurut syekh Nashiruddin al albani  sbb:
وَ اْلأَرْجَحُ أَنَّهُ مَوْقُوْفٌ
 Yang rajih,  hadis tsb mauquf.
Jadi ada kemungkinan Ibnu Abbas menerima  kabar tsb dari  ahli kitab yang sudah masuk Islam.  Dan hadis tsb dimasukkan oleh al albani dalam hadis dha`if [3]
Sanad hadis tsb sbb:
Bercerita kepada kami  Musa bin Ishaq,  ber cerita kepada kami Minjab bin Al Harits,   bercerita kepada kami  Hatim bin Isma`il  dari Usamah bin Zaid dari Aban bin Shaleh  dari Mujahid  dari Ibnu Abbas.
Aban bin Shaleh menurut Ibnu Hajar adalah:
صَدُوْقٌ يَهِمُ
Perawi yang selalu berkata  benar yang sering keliru.  
Untuk perawi  bernama Usamah bin Zaid,  maka  ulama berkomentar sbb:
Abdullah bin Ahmad dari ayahnya  berkata:   Usmah bin Zaid meriwayatkan hadis  - hadis mungkar dari Nafi `.
Aku berkata: Saya lihat hadisnya baik.
Imam Ahmad berkata: Bila kamu renungi hadisnya,  maka kamu akan mengetahui kemungkarannya  atau keanehannya.
Yahya bin Said menyatakan Usmah bin Zaid adalah perawi lemah.
Abu Hatim  berkata: Hadisnya boleh ditulis tapi tidak boleh dibuat hujjah.
Imam Nasai berkata: Dia tidak kuat
Al Barqi berkata  dari Ibnu Ma`in: Mereka mungkar hadisnya.
Daroquthni berkata: Karena itu,  Imam Bukhari meninggalkan riwayatnya. [4]
Itulah komentar tentang Usamah bin Zaid salah satu perawi hadis: أَعِيْنُوا عِبَادَ اللهِ.
Saya salut dengan  Al albani yang memasukkan hadis tsb dalam hadis yang lemah.
Tentang Al haitami menyatakan perawi – peawinya  terpercaya itu pendapat pribadi,  yang boleh di pegang atau boleh  juga di tinggalkan dan semua orang  begitulah kata Imam Syafii.
 Saya belum menjumpai hadis yang mengkisahkan para sahabat yang mengalami kesulitan di hutan atau  padang sahara yang melakukan seperti itu,  dan kita mengikuti jejak mereka lebih baik.Pada hal mereka  sering mengalami berbagai kerumitan,  lebih – lebih di fron pertempuran yang sangat menghawatirkan nyawanya.  Ternyata para nabi  berdoa langsung pada Allah sebagaimana  hadis sbb:
عَنْ‏ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى كَتَبَ إِلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ، حِينَ خَرَجَ إِلَى الْحرُورِيَّةِ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ    فِي بَعْضِ أَيَّامِهِ الَّتِي لَقِيَ فِيهَا الْعَدُوَّ انْتَظَرَ حَتَّى مَالَتِ الشَّمْسُ، ثُمَّ قَامَ فِي النَّاسِ فَقَالَ: أَيُّهَا النَّاسُ لاَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ، وَسَلُوا اللهَ الْعَافِيَةَ، فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا، وَاعْلَمُوا أَنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلاَلِ السُّيُوفِ ثُمَّ قَالَ: الّلَهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ، وَمُجْرِيَ السَّحَابِ، وَهَازِمَ الأَحْزَابِ اهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ

Dari  Abdullah ibnu Abi Aufa ra pernah menulis surat kepada Umar ibnu Ubaidillah ketika ia menuju ke perkampungan Al-Haruriyah bahwa Rasulullah saw pernah menunggu matahari sampai condong ke barat ketika beliau akan menyerang musuh. Kemudian beliau berpidato: “Wahai manusia, janganlah kalian berharap menemui musuh, dan mohonlah kepada Allah keselamatan. Tetapi, jika kalian menemui mereka maka bertahanlah. Dan ketahuilah bahwa surga berada dibawah naungan pedang.” Kemudian beliau berdo’a: “Ya Allah, Engkau Penurun Kitab, Penggiring awan, dan Pemusnah musuh, maka musnahkan mereka dan tolonglah kami untuk memusnahkan mereka.”[5]

Ust Abd Rahman bin Muhammad bin said berkata:
Bila kita perkiraakan bahwa riwayat tsb hasan,  maka pada hakikatnya adalah ganjil  karena bertentangan dengan riwayat  yang sahih terutama  dengan ayat al Quran:
فَلا تَدْعُوا مَعَ اللهِ أَحَدًا
Maka janganlah berdoa kepada seorangpun bersama Allah. [6]]
وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلاَّ إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ اْلإِنْسَانُ كَفُورًا
Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan Kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterima kasih.[7]

قُلْ مَنْ يُنَجِّيكُمْ مِنْ ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ تَدْعُونَهُ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً لَئِنْ أَنْجَانَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdo`a kepada-Nya dengan berendah diri dan dengan suara yang lembut (dengan mengatakan): "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur."[8]    



Dan kliklah 4 shared mp3 atau di panahnya.




[1] Ansarweb
[3] Ad dhoifah 233/2
[4] Mausuatuh ruwatil hadis 317
[5] Bukhari, 56, Kitabul Jihad, 156, bab jangan berharap menemui musuh
Allu`lu` wal marjan 544/1 saya tidak menjumpai komentar syekh Muhammad Nasiruddin al albani  tentang hadis tsb di kitab – kitab karyanya, Abul fadhel – sayyid  Abul muaathi Annuri  di kitab Al musnadul ja`mi  menyatakan hadis tsb Muttafaq alaih 5686
[6] Al jin 18
[7] Al isra` 67

Artikel Terkait

1 komentar:

  1. Ustadz,akhir2 ini beredar buku yang saya rasa menyesatkan judulnya : TEKS DAN KONTEKSTUALISASI AMALIYAH AHLUSSUNAH WAL JAMAAH AN-NAHDLIYAH.
    DI dalamnya berserakan hadits dha'if dan mauduk serta penempatan ayat-ayat yang tidak pada tempatnya.
    Saya mohon kalau ada kesempatan sudilah kiranya Ustadz membuat komentar terhadap buku yang banyak dibagi-bagikan kepada ummat ini.
    Syukran wajazaakumullah.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan