Minggu, Desember 30, 2012

Asyraqal kaunu





أَشْرَقَ الْكَوْنِ   
Asyraqal kaunu
Alam telah cemerlang


أَشْرَقَ الْكَوْنِ ابْتِهَاجًا           بِوُجُوْدِ الْمُصْطًفَى اَحْمَدْ
وَلِأَهْلِ الْكَوْنِ أُنْسُ              وَسُرُوْرٌ قَدْ تَجَدَّدْ
Alam telah cemerlang dengan gembira karena adanya  Muhammad yang terpilih
Dan penghuni dunia bergembira  terus menerus.

Keterangan: Dan penghuni dunia bergembira terus menerus . Kalimat tersebut tidak benar karena secara kenyataan penghuni dunia ketika Muhammad di utus memeranginya bahkan terjadi peperangan yang sengit. Allah SWT. berfirman :
وَكَذَلِكَ مَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا وَجَدْنَا ءَابَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى ءَاثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ
“Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka."[1]
Jadi orang–orang yang mewah malah memusuhi Rasulullah  dan tidak mau beriman. Dalam ayat lain dijelaskan:
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
“Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.”[2]
فَاطْرَيُوا يَاأَهْلَ الْمَثَانىِ           فَهَزَارُ الْيُمْنِ غَرَّدْ
وَاسْتَضِيْئُوا بِجَمَالٍ              فَاقَ فىِ الْحُسْنِ تَفَرَّدْ
Bergembiralah wahai ahli gitar, getar keberkahan tetap bernyanyi

Dan  mintalah sinar dengan keindahan yang menyendiri – tiada duanya.

Keterangan: Rasulullah  memiliki keindahan yang sangat dan tiada duanya.
وَلَنَا الْبُشْرٰى بِسَعْدٍ              مُسْتَمِرٍّ لَيْسَ يَنْفَدْ
حَيْثُ أُوْتِيْنَا عَطَاءً               جَمَعَ الْفَخْرَ الْمُؤَبَّدْ
فَلِرَبِّى كُلُّ حَمْدٍ                جَلَّ أَنْ يَحْصُرَهُ الْعَدْ
إِذْ حَبَانَا بِوُجُوْدِ الْمُـ           ـصْطَفَى الْهَادِى مُحَمَّدْ

Kita memiliki kegembiraan dengan kebahagaiaan yang terus menerus dan takkan habis
Kita diberi suatu pemberian yang mengumpulkan kebanggaan abadi
Bagi Tuhanku pujaan, yang tidak bisa dihitung
Karena Allah telah memberi hadiah kepada kita dengan Ahmad yang terpilih dan penunjuk jalan
يَا رَسُوْلَ اللهِ أَهْلاً              بِكَ إِنَّا بِكَ نَسْعَدْ

Wahai Rasulullah! Selamat datang untukmu, sesungguhnya kita karena kamu  bahagia.

Keterangan: Penyair disini bertawasul yang bid`ah dengan Rasulullah  dan tiada tuntunannya  kecuali dari hadits lemah, apalagi bertawasul setelah wafatnya.
وَبِجَاهِهْ يَا الِهٰىِ           جُدْ وَبَلِّغْ كُلَّ مَقْصَدْ

Dan dengan kedudukan Rasulullah , wahai Tuhanku! Bermurahlah dan setiap harapan jadikan tercapai.

Keterangan: Tawasul dengan kedudukan Rasulullah  bid`ah dan tiada sahabat atau ulama salaf dahulu yang menyatakan seperti itu. Lakukanlah amaliah yang berdalil. Tiada sahabat yang didatangi oleh Rasulullah , begitu juga para istrinya. Jadi kedatangan Rasulullah  pada suatu majelis khurafat tiada dalilnya.
وَقَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ كِتَابُ اللَّهِ
“Dan sungguh  aku telah meninggalkan  sesuatu yang kamu tidak akan sesat bila kamu berpegangan kepadanya yaitu kitabullah.”[3]
Rasul bersabda dalam hadits lain:
 أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ *
“Aku berwasiat kepadamu agar bertakwa kepada Allah, mendengarkan dan taat sekalipun kepada budak Habasyah. Sesungguhnya orang di antaramu yang hidup setelah aku akan melihat pertentangan pendapat yang banyak. Karena itu peganglah sunnahku dan khulafaur rasyidin yang mendapat petunjuk. Pegangilah dan gigitlah dengan gigi geraham. berhatilah  terhadap perkara baru  Sesungguhnya tiap perkara baru adalah bid`ah dan setiap bid`ah adalah sesat.”[4]  Sebagian ulama ada yang melemahkan hadis itu.
Allah berfirman :
أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ مُبِينٌ(156)فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata? Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar.”[5]
أَمْ لَكُمْ كِتَابٌ فِيهِ تَدْرُسُونَ(37)إِنَّ لَكُمْ فِيهِ لَمَا تَخَيَّرُونَ
“Atau adakah kamu mempunyai sebuah kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu membacanya bahwa di dalamnya kamu benar-benar boleh memilih apa yang kamu sukai untukmu.”[6]
وَاهْدِنَا نَهْجَ سَبِيْلِهْ               كَىْ بِهِ نَسْعَدْ وَنُرْشَدْ
رَبِّ بَلِّغْنَا بِجَاهِهْ                فىِ جِوَارِهِ خَيْرَ مَقْعَدْ

Tunjukkan kami kepada jalannya, agar kami berbahagia dan mendapat bimbingan dari padanya
Wahai Tuhanku, dengan kedudukannya  berilah kita bisa bertetangga dengan beliau sebagai tempat duduk yang baik.

Keterangan: Sang penyair kali ini juga bertawasul dengan kedudukan Rasulullah   yang tidak pernah dilakukan oleh para sahabat beliau.

وَصَلاَةُ اللهِ تَغْشٰى               أَشْرَقَ الرُّسْلِ مُحَمَّدْ
وَسَلاَمٌ مُسْتَمِرُّ                  كُلَّ حِيْنِ يَتَجَدَّدْ

Shalawat Allah  semoga menyelimuti  Rasul yang paling utama  Muhammad
Dan salam yang terus menerus setiap masa.



[1] Az zuhruf 23
[2] Attahrim 9
[3]  Muttafaq ‘alaih.
[4] Sunan Abi Dawud  / Assunnah /4607. Darimi /Muqaddimah /95
[5] As shoffat 156-157
[6]  Al Qalam  37-38
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan