Selasa, November 13, 2012

Qulhu Ae, Lek



KH Anwar Zahid dalam satu ceramahnya bercerita, dirinya pada suatu saat mengisi pengajian di suatu kampung dan diminta untuk menjadi imam shalat Tarawih.

Karena masih ada sosok kiai sepuh ia pun menghormati beliau untuk mengimami. Shalat sunnah dimulai.

Saat membaca surat al-Fatihah dengan fasih dan lancar. Bakda Fatihah imam melafalkan, “wama….” Kiai asal Bojonegoro ini hendak membantu terusan lafal dari imam tetapi ia bingung lanjutan "wama" yang kiai sepuh itu maksud.

Imam pun mengulang kata "wama" berkali-kali, tapi juga tidak ada lanjutan-lanjutannya. Saking kesalnya makmum dari kalangan anak-anak dari shaf paling belakang bersoloroh,”Qulhu ae Lek!”. Maksudany, Qulhu saja,Pak. (Syaiful Mustaqim)  
Sumber: nu.or.id
Komentarku ( Mahrus ali): 
Dalam  al Quran sudah dijelaskan dengan ayat:
إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَى مِنْ ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِنَ الَّذِينَ مَعَكَ وَاللهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ عَلِمَ أَنْ لَنْ تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْءَانِ عَلِمَ أَنْ سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضَى وَءَاخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي اْلأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللهِ  وَءَاخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ  فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَءَاتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللهَ قَرْضًا حَسَنًا وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللهِ  هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا وَاسْتَغْفِرُوا اللهَ إِنَّ اللهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri ( salat ) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an dan dirikanlah salat , tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.[1]

    Kita ini disuruh untuk baca ayat yang mudah saja, bukan yang sulit dan usahakan membaca ayat yang di baca oleh Rasulullah SAW, bukan yang di baca oleh kebanyaka imam sekarang yang serba pendek dan cepat. Lihat saja dalam buku sifat salat Nabi karya al bani atau  buku karya  saya : Ternyata Rasulullah SAW menjalankan  salat di atas tanah bukan di sajadah atau keramik, apalagi dipan.
Dan kliklah 4 shared mp3 jangan di panahnya.


[1] Al Muzammil 20
Artikel Terkait

2 komentar:

  1. menurut buku sifat salat nabi karya albani, Rasulullah sholat di atas tanah dan masjid nabawi dulu beralaskan tanah
    kalau buku karangan njenengan belinya di mana?

    BalasHapus
  2. UNtuk Faslu Sani
    Buku saya bisa hubungi saya di telp di atas.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan