Selasa, November 06, 2012

Hadis lemah tentang tawassul. ( ke 11 )




2. Hadis kedua .
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُوْلَ الله صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ إِنَّ ِللهِ مَلاَئِكَةً فِي اْلأَرْضِ سِوَى الْحَفَظَةِ يَكْتُبُوْنَ مَا يَسْقُطُ مِنْ وَرَقِ الشَّجَرِ فَإِذَا أَصَابَ أَحَدَكُمْ عَرَجَةٌ بِأَرْضِ فَلاَةٍ فَلْيُنَادِ أَعِيْنُوا عِبَادَ اللهِ. رواه الطبراني ورجاله ثقات

Saya ( mahrus ali ) berkata :
Hadis tsb juga di buat dalil oleh Syiah dalam memperkenankan tawassul dengan mayat . [2] Begitu juga Tim Penulis LBM NU  cabang Jember.

Dalam kitab syi`ah yang berjudul annajmus sathi`  fii ahwalil amai al hujjah al ghoib , terdapat keterangan bahwa diantara nama imam mereka yang gha`ib adalah  Abu Soleh .  Julukan ini telah populer di antara bangsa arab dan selalu mereka panggil ketika menjumpai kesulitan di sahara

Dalam bab ke 9 di katakan bahwa penunjuk  jalan  di sahara dan pembimbing orang yang sesat  adalah Abu soleh – ia penolong yang agung – penguasa zaman . Dia memiliki keramat  sebagaimana  sahabat Rasulullah SAW atau laksana Imam – imam  seperti Maitsam , Uwais , Jabi`r Al Ju`fi dll .  Jadi nama soleh itu jin yang berjalan  - jalan untuk memberikan petunjuk orang yang sesat atau menahan  hewan yang lari  sebagaimana di riwayatkan tentang perilaku  dari Amirul mu`minin  Juz 2 hal 427 Di halaman 628 terdapat bab hadis ke 400

"
وَمَنْ ضَلّ مِنْكُمْ فِي سَفَرٍ، أَوْ خَافَ عَلَى نَفْسِهِ فَلْيُنَادِ: (يَا صَالِحُ أَغِثْنِي) فَاِنّ فِي اِخْوَانِكُمْ مِنَ الْجِنِّ جِنِيّاً يُسَمَّى صَالِحاً يَسِيْحُ فِي الْبِلاَدِ لِمَكَانِكُمْ، مُحْتَسِباً نَفْسَهُ لَكُمْ، فَاِذَا سَمِعَ الصَّوْتَ أَجَابَ وَأَرْشَدَ الضَّالَّ وَحَبَسَ عَلَيْهِ دَابَّتَهُ ".
Barang siapa diantara mu dalam berpergian atau takut kepada dirinya ,maka panggillah  wahai Soleh  tolonglah aku . sesungguhnya di antara saudaramu dari jin ada yang bernama Soleh yang berjalan  di kota – kota  karena kamu dan menolong dengan ihlas untukmu . Bila mendengar suara  akan mengabulkan dan menunjukkan orang yang sesat jalan , lalu menahan hewannya yang lari [3]

وَقاَلَ الْحَافِظُ : هَذَا حَدِيْثٌ حَسَنُ اْلِإسْنَادِ غَرِيْبٌ جِدًّا ، أَخْرَجَهُ الْبَرَّارُ وَقَالَ : لاَ نَعْلَمُهُ يُرْوَى عَنِ النَّبِي صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  بِهَذَا اللَّفْظِ إِلاَّ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ بِهَذَا اْلإِسْنَادِ.
Al Hafizh berkata : Hadis tsb ( tolonglah aku wahai para hamba Allah )  sanadnya  hasan nyeleneh sekali . HR Al Bazzar . beliau berkata : Kami tidak mengetahui hadis tsb dari Nabi SAW kecuali dengan lafzh tsb  dan dari jalur ini .
Menurut syekh Nashiruddin al albani  sbb:
وَ اْلأَرْجَحُ أَنَّهُ مَوْقُوْفٌ
 Yang rajih , hadis tsb mauquf .
Jadi ada kemungkinan Ibnu Abbas menerima  kabar tsb dari  ahli kitab yang sudah masuk Islam .  Dan hadis tsb dimasukkan oleh al albani dalam hadis dha`if [4]
Sanad hadis tsb sbb :
Bercerita kepada kami  Musa bin Ishaq , ber cerita kepada kami Minjab bin Al Harits  , bercerita kepada kami  Hatim bin Isma`il  dari Usamah bin Zaid dari Aban bin Shaleh  dari Mujahid  dari Ibnu Abbas .
Aban bin Shaleh menurut Ibnu Hajar adalah :
صَدُوْقٌ يَهِمُ
Perawi yang selalu berkata  benar yang sering keliru .  
Untuk perawi  bernama Usamah bin Zaid , maka  ulama berkomentar sbb:
Abdullah bin Ahmad dari ayahnya  berkata :   Usmah bin Zaid meriwayatkan hadis  - hadis mungkar dari Nafi `.
Aku berkata : Saya lihat hadisnya baik .
Imam Ahmad berkata : Bila kamu renungi hadisnya , maka kamu akan mengetahui kemungkarannya  atau keanehannya .
Yahya bin Said menyatakan Usmah bin Zaid adalah perawi lemah .
Abu Hatim  berkata : Hadisnya boleh ditulis tapi tidak boleh dibuat hujjah .
Imam Nasai berkata : Dia tidak kuat
Al Barqi berkata  dari Ibnu Ma`in : Mereka mungkar hadisnya .
Daroquthni berkata : Karena itu , Imam Bukhari meninggalkan riwayatnya . [5]
Itulah komentar tentang Usamah bin Zaid salah satu perawi hadis : أَعِيْنُوا عِبَادَ اللهِ.
Saya salut dengan  Al albani yang memasukkan hadis tsb dalam hadis yang lemah .
Tentang Al haitami menyatakan perawi – peawinya  terpercaya itu pendapat pribadi , yang boleh di pegang atau boleh  juga di tinggalkan dan semua orang  begitulah kata Imam Syafii .
 Saya belum menjumpai hadis yang mengkisahkan para sahabat yang mengalami kesulitan di hutan atau  padang sahara yang melakukan seperti itu , dan kita mengikuti jejak mereka lebih baik .Pada hal mereka  sering mengalami berbagai kerumitan , lebih – lebih di fron pertempuran yang sangat menghawatirkan nyawanya.  Ternyata para nabi  berdoa langsung pada Allah sebagaimana  hadis sbb:
عَنْ‏ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى كَتَبَ إِلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ، حِينَ خَرَجَ إِلَى الْحرُورِيَّةِ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ    فِي بَعْضِ أَيَّامِهِ الَّتِي لَقِيَ فِيهَا الْعَدُوَّ انْتَظَرَ حَتَّى مَالَتِ الشَّمْسُ، ثُمَّ قَامَ فِي النَّاسِ فَقَالَ: أَيُّهَا النَّاسُ لاَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ، وَسَلُوا اللهَ الْعَافِيَةَ، فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا، وَاعْلَمُوا أَنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلاَلِ السُّيُوفِ ثُمَّ قَالَ: الّلَهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ، وَمُجْرِيَ السَّحَابِ، وَهَازِمَ الأَحْزَابِ اهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ

Dari  Abdullah ibnu Abi Aufa ra pernah menulis surat kepada Umar ibnu Ubaidillah ketika ia menuju ke perkampungan Al-Haruriyah bahwa Rasulullah saw pernah menunggu matahari sampai condong ke barat ketika beliau akan menyerang musuh. Kemudian beliau berpidato : “Wahai manusia, janganlah kalian berharap menemui musuh, dan mohonlah kepada Allah keselamatan. Tetapi, jika kalian menemui mereka maka bertahanlah. Dan ketahuilah bahwa surga berada dibawah naungan pedang.” Kemudian beliau berdo’a : “Ya Allah, Engkau Penurun Kitab, Penggiring awan, dan Pemusnah musuh, maka musnahkan mereka dan tolonglah kami untuk memusnahkan mereka.”[6]

Ust Abd Rahman bin Muhammad bin said berkata :
Bila kita perkiraakan bahwa riwayat tsb hasan , maka pada hakikatnya adalah ganjil  karena bertentangan dengan riwayat  yang sahih terutama  dengan ayat al Quran :
فَلا تَدْعُوا مَعَ اللهِ أَحَدًا
Maka janganlah berdoa kepada seorangpun bersama Allah . [7]]
وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلاَّ إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ اْلإِنْسَانُ كَفُورًا
Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan Kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterima kasih.[8]

قُلْ مَنْ يُنَجِّيكُمْ مِنْ ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ تَدْعُونَهُ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً لَئِنْ أَنْجَانَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdo`a kepada-Nya dengan berendah diri dan dengan suara yang lembut (dengan mengatakan): "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur."[9]
Hadis Abdullah ra
.........حَيَاتِي خَيْرٌ لَكُمْ تُحْدِثُونَ وَيُحْدَثُ لَكُمْ وَوَفَاتِي خَيْرٌ لَكُمْ تُعْرَضُ عَلَيَّ أَعْمَالُكُمْ فَمَا رَأَيْتُ مِنْ خَيْرٍ حَمِدْتُ اللهَ عَلَيْهِ وَمَا رَأَيْتُ مِنْ شَرٍّ اسْتَغْفَرْتُ اللهَ لَكُمْ رَوَاهُ اْلبَزَّارُ فِى مُسْنَدِهِ
Hidupku lebih baik bagimu , kamu melakukan sesuatu dan kamu di beri keterangan hadis . dan matiku juga lebih baik bagimu , amal perbuatanmu  di tampakkan kepadaku . Apa yang ku lihat baik aku memuji kepada Allah  dan apa yang kulihat jelek  , aku minta ampun kepada Allah untukmu .  HR Al Bazzar dalam kitab musnadnya .
Hadits ini diriwayatkan oleh an Nasa’i (I/189), Thabrani dalam Mu’jamul Kabir (III/81), Abu Nu’aim dalam Akhbaru Ashfahaan (II/205), dan Ibnu Asakir (IX/189).
Syekh Muhammad Nashioruddin al albani menyatakan :
………………. Al Bazzar berkata : Kami tidak mengetahui kalimat terahir ya`ni :حَيَاَتِيِ.............   dari Abdillah  kecuali dari jalur ini .
Aku ( Al bani ) berkata :  Golongan ahli hadis telah sepakat hadis tsb dari Sofyan bukan ahir hadis yaitu : حَيَاَتِيِ.............  , lalu ada dukungan dari riwayat Al a`masy tentang hal tsb menunjukkan tanda tambahan  حَيَاَتِيِ.............
Adalah syadz ( ganjil sekali ) sebab hanya  Abd Majid bin Abd Aziz yang meriwayatkannya secara sendirian . Apalagi dia  masih di perbencangkan  tentang hapalannya , sekalipun beliau termasuk perawi muslim . Sebagian  golongan ahli hadis menyatakan beliau terpercaya ,juga sebagian lainnya melemahkannya  dengan keterangan …………..
Al Kholili berkata : Dia perawi terpercaya , tapi keliru dalam beberapa hadis .
Imam Nasai menyatakan : Abd Majid  tidak kuat , boleh ditulis hadisnya .
Ibnu Abdil bar berkata :  Abd Majid meriwayatkan beberapa hadis dari Imam Malik, yang keliru .
Ibnu Hibban menyatakan  dalam bukunya : Al Majruhin :  Dia sangat mungkar hadisnya , suka memutar balikkan  hadis , meriwayatkan hadis – hadis mungkar dari perawi – perawi yang masyhur Jadi layak di tinggalkan .
Karena itu , Al Hafizh berkata  dalam kitab Taqrib : Dia perawi yang suka berkata benar tapi keliru .
Bila kamu telah mengetahui keterangan yang lalu maka perkataan Al hafizh Al Haitsami  dalam kitab al majma`  24/6   . HR Al Bazzar , dan perawi – perawinya adalah perawi sahih Bukhari , memberikan arti seolah tiada perawi yang di perbencangkan . Barang kali Imam Suyuthi terpedaya  dengan keterangan  itu ketika beliau berkata  dalam kitab  al khoshoishul kubra  281/ 2  , sanadnya sahih .
Karena itu ,  saya katakan  : Sesungguhnya  al hafizh al Iraqi – guru Al Haitsami lebih cerdik  dalam memilih kata – kata  tentang sanad al Bazzar , beliau berkata  dalam  Takhrij Ihya`  128/4 – perawi perawinya  adalah perawi sahih Bukhari  kecuali Abd Majid bin  Abu Rawad , sekalipun Imam Muslim menjadikannya sebagai perawi. Dia  di nyatakan terpercaya oleh Ibnu Ma`in dan Nasa`I  , tapi di lemahkan oleh sebagian  ulama
Adapun perkataan  dia dan anaknya  dalam kitab Tharhut tasrib fii syarhit taqrib  297/3  sanadnya  jayyid , maka sanad tsb tidak jayyid menurutku .  Memang  begitu bila  Abd Majid  tidak menyelisihi dengan perawi – perawi terpercaya sebagaimana  keterangan yang lalu .  Dan ini illat hadis . Aku sendiri tidak menjumpai  orang yang mengingatkannya hanya dari kalimat Ibnu Katsir dalam kalimatnya yang  telah kami kutip  dari kitabnya Al Bidayah . Wallahu a`lam [10]
Saya katakan : Hadis tsb lemah [11]
Abd Majid bin Abd Aziz bin Abu Rawad Al azdy – Abu Abd Hamid Al makki , wafat 206 H . Ibnu hajar berkomentar :

  صَدُوْقٌ يُخْطِىءُ وَ كاَنَ مُرْجِئًا أَفْرَطَ ابْنُ حِبَّانَ فَقَالَ : مَتْرُوكٌ
Dia  perawi yang suka berkata benar , murji`ah . Ibnu Hibban melampaui batas lalu berkata : Dia ditinggalkan oleh ulama .
Martabat Abd Majid bin Abd Aziz menurut Adz dzahabi : Imam Ahmad berkata : Dia perawi terpercaya , yang  berlebihan dalam membela murjiah
Abu hatim berkata : Dia tidak kuat .
Al Uqaili berkata : Imam Muhammad bin Yahya menyatakan  dia lemah .
Abu Ahmad Al Hakim berkata : Menurut mereka tidak kuat
Ibnu Sa`d berkata : Dia banyak meriwayatkan hadis , murji`ah , lemah .
Assaji berkata : Dia meriwayatkan hadis mungkar dari Imam Malik . [12]
Ibnu katsir menyatakan  hadis حَيَاَتِيِ.............  adalah mursal ( lemah ) [13]Begitu juga pengarang kitab al fathul kabir 76/2
Ada perawi lagi bernama Zadzan – guru Abdullah bin Assa`ib .
Dia suka memursalkan hadis dan condong kepada syi`ah . Ibnu Hibban berkata : Dia sering keliru dalam menyampaikan  hadis [14]

Dengan hadis lemah tersebut Tim Penulis LBM NU  cabang Jember  memperbolehkan minta doa kepada Rasulullah SAW sekalipun sudah berbaring di bawah pusaranya .Terus kapan para sahabat, imam madzhab empat  minta doa kepada Rasulullah SAW  yang sudah meninggal  dunia . Kita ini ikut pemikiran yang sederhana . bila ada hadisnya yang sahih , kita harus mengikutinya dan jangan golongan yang di kedepankan . Akhirnya ajaran  golongan salah atau benar dibela.
Bila amal perbuatan umat Rasulullah SAW  di tampakkan kepada nabi , lalu bila  jelek ,beliau memintakan ampun , sudah tentu doa Rasulullah SAW mustajab dan umatnya secara keseluruhan tidak punya dosa , lalu apa guinanya ayat yang memerintahkan minta ampun atas dosa – dosa yang di lakukan sebagaimana  ayat :
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالله ُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.[15]
وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ
dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.[16]
 Hadis tentang Rasulullah SAW  memintakan ampun untuk umatnya akan membikin umatnya mengabaikan kebaikan dan banyak melanggar hukum Allah karena pada  prinsipnya Rasulullah SAW  memintakan ampun . Biar aku berdosa dabn berdosa lagi , dan yang penting  dosa saya akan di ampun . Hal ini mirip dengan Yesus terbunuh dan rela mati untuk menebus dosa umatnya dan ini adalah kekeliruan yang nyata .
Orang yang melakukan dosa sendiri belum bertobat dan tidak mau minta ampun , kok malah di ampun dosanya , nantinya surga akan penuh dan neraka akan sedikit penghuninya . Hal ini bertentangan  sdengan ayat :
أَمْ لَمْ يُنَبَّأْ بِمَا فِي صُحُفِ مُوسَى وَإِبْرَاهِيمَ الَّذِي وَفَّى أَلاَّ تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلاَّ مَا سَعَى وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى  ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ اْلأَوْفَى
Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa?, dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu setia pada janji?, (yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan  seorang manusia tiada memperoleh balasan selain hasilkerjanya.. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan . Kemudian akan diberi balasan  dengan balasan yang paling sempurna,[17]
وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَكُبَّتْ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلاَّ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan barangsiapa yang membawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka. Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan.[18]

ش



[1] Membongkar kebohongan buku "Mantam kiai NU.... 29-30
[2] Ansarweb
[4] Ad dhoifah 233/2
[5] Mausuatuh ruwatil hadis 317
[6] Bukhari, 56, Kitabul Jihad, 156, bab jangan berharap menemui musuh
Allu`lu` wal marjan 544/1 saya tidak menjumpai komentar syekh Muhammad Nasiruddin al albani  tentang hadis tsb di kitab – kitab karyanya, Abul fadhel – sayyid  Abul muaathi Annuri  di kitab Al musnadul ja`mi  menyatakan hadis tsb Muttafaq alaih 5686
[7] Al jin 18
[8] Al isra` 67
[10] Ad dho`ifah 474/2
[11] Fadhlus sholah alan nabi 36/1  dho`if jami`  2746
[12] Mausuatuh ruwatil hadis  4160
[13] Jami`ul masanid wal marosil  241/4
[14] Mausuatuh ruwatil hadis 1976
[15] Muhammad 19
[16]  Hud 3
[17] An Najem 36-41
[18] Annamel 90
Artikel Terkait

2 komentar:

  1. Ini contoh tawassul kaum Syiah lihat:

    http://syiahahlulbait.wordpress.com/teks-doa-doa/doa-tawassul-ahlul-bait-as/

    terima kasih

    BalasHapus
  2. Untuk elfizonanwar
    Doa syi`ah itu syirik, bukan tauhid karena minta - minta pada orang mati bukan orang hidup.
    Oh ya`, email saya tidak bisa dibuat jawab emailmu, maaf.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan