Rabu, Oktober 17, 2012

Polemik dengan Sarkub ke dua



Dari kalangan ulama madzhab Hanafi, al-Imam Muhammad Amin Afandi yang populer dengan sebutan Ibn Abidin, juga berkata dalam kitabnya, Hasyiyah Radd al-Muhtar sebagai berikut
“مَطْلَبٌ فِي أَتْبَاعِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْوَهَّابِ الْخَوَارِجِ فِيْ زَمَانِنَا :كَمَا وَقَعَ فِيْ زَمَانِنَافِيْ أَتْبَاعِ ابْنِ عَبْدِ الْوَهَّابِ الَّذِيْنَ خَرَجُوْا مِنْ نَجْدٍ وَتَغَلَّبُوْا عَلَى الْحَرَمَيْنِ وَكَانُوْايَنْتَحِلُوْنَ مَذْهَبَ الْحَنَابِلَةِ لَكِنَّهُمْ اِعْتَقَدُوْا أَنَّهُمْ هُمُ الْمُسْلِمُوْنَ وَأَنَّ مَنْ خَالَفَ اعْتِقَادَهُمْ مُشْرِكُوْنَ وَاسْتَبَاحُوْا بِذَلِكَ قَتْلَ أَهْلِ السُّنَّةِ وَقَتْلَ عُلَمَائِهِمْ حَتَى كَسَرَ اللهُ شَوْكَتَهُمْ وَخَرَبَ بِلاَدَهُمْ وَظَفِرَ بِهِمْ عَسَاكِرُ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَ ثَلاَثٍ وَثَلاَثِيْنَ وَمِائَتَيْن ِوَأَلْفٍ.” اهـ (ابن عابدين، حاشية رد المحتار، ٤/٢٦٢).
“Keterangan tentang pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab, kaum Khawarij pada masa kita. Sebagaimana terjadi pada masa kita, pada pengikut Ibn Abdil Wahhab yang keluar dari Najd dan berupaya keras menguasai dua tanah suci. Mereka mengikuti madzhab Hanabilah. Akan tetapi mereka meyakini bahwa mereka saja kaum Muslimin, sedangkan orang yang berbeda dengan keyakinan mereka adalah orang-orang musyrik. Dan oleh sebab itu mereka menghalalkan membunuh Ahlussunnah dan para ulamanya sampai akhirnya Allah memecah kekuatan mereka, merusak negeri mereka dan dikuasai oleh tentara kaum Muslimin pada tahun 1233 H.” (Ibn Abidin, Hasyiyah Radd al-Muhtar ‘ala al-Durr al-Mukhtar, juz 4, hal. 262).

Komentarku ( Mahrus ali): 
Aneh sekali Ibnu Abidin pengikut Thareqat Naqsyabandi ini, dia menyatakan pengikut Wahabi di namakan Khawarij, lalu ahli bid`ah  tidak di sebut khowarij. Setahu saya pengikut wahabi tidak akan menyatakan muslim lain musrik kecuali dengan dalil. Mereka selalu berpegangan kepada dalil dan melepaskan segala hal yang bertentangan dengan dalil sekalipun cocok dengan akal. Buktikan sekarang saja, pengikut – pengikutnya yang di Mekkah dan Medinah, apakah mereka itu khawarij dan kaum muslimin  ahli bid`ah di Indonesia lebih baik dari mereka.
Siapa yang menyatakan  pengikut wahabi di kalahkan oleh Allah di Saudi arabia, sungguh  dia tidak mengetahui sejarah dan realita, tahunya hanya omong kosong dan hayalan belaka.
Mereka kuat sekali disana.
Lihat komentar orang tentang Ibnu Abidin sbb:
حاشية ابن عابدين الدمشقي: هذا أهم كتاب للأحناف وأكثره دفاع عنهم، رغم صغر حجمه النسبي وتأخر صاحبه. وعليه الاعتماد في الفتوى.
Hasiyah Ibnu Abidin Damaskus  Ini adalah buku yang paling penting  bagi pengikut madzhab Hanafi dan paling  membela mereka, meskipun relatif kecil ukurannya, pengarangnya  juga terahir. Tapi di gunakan  pegangan untuk berfatwa.
Klik lagi disini sebagai refrensinya:.
Komentarku ( Mahrus ali): 
 Ternyata Ibnu Abidin adalah figur yang fanatik sekali kepada madzhab  hanafi bukan kepada kebenaran, bukan kepada al quran atau hadis. Setahu saya, fanatisme madzhab sangat membahayakan pada umat, bukan mengajak mereka kepada kebenaran dengan jujur.  Ajaran madzhab hanafi sekalipun salah didukung dan ajaran di luar madzhabnya sekalipun syafii akan di serang. Ini aib yang terjelek. Ia mirip dengan ayat:
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ(31)
Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Tobat 31
واتصل ابن عابدين رحمه الله بالشيخ خالد النقشبندي فلقَّنه الطريقة وأجازه ، ودافع عنه ضدّ خصومه وكتب في ذلك رسالة بعنوان ( سلّ الحسام الهندي في نصرة مولانا خالد النقشبندي )
 Ibnu Abidin rahimahullah berhubungan  dengan  Sheikh Khalid Naqshbandi lalu di ajari Tharekat dan di ijazahinya. Dia membela gurunya dalam menghadapi lawan – lawannya , lalu menulis buku dengan judul
Pedang Hindia yang terhunus dalam membela maulana Khalid an naqsyabandi [1]
Komentarku ( Mahrus ali): 
Setahu saya, pengikut tarekat itu banyak kesyirikannya. Boleh Klik lagi disini:

غريب حالك أخي الفقير لعل الموقف الذي وقفه العلامة ابن عابدين رحمه الله يعود إلى قصور ما وصله عن أهل نجد أو إلى مخالفة ما سمعه لما تعلمه في الطريقة النقشبندية والقادرية وكانوا في وقت تروج فيه الأكاذيب على أهل نجد فانتصر للحق كما رأى وهلا رأيت كتاب دحلان لتعلم ما أعنيه .
Aneh kau saudaraku al fakir ,  Mungkin posisi  al allamah Ibnu Abidin, rahimahullah karena kurangnya informasi tentang rakyat Najd atau menyalahi apa yang dia dengar karena  apa yang ia pelajari di Tarekat Naqsybandi dan Qadiriyyah.
Dalam waktu itu dipromosikan kedustaan  tentang rakyat Najd . Dia bela kebenaran sebagaimana apa yang ia lihat. . Alangkah baiknya anda melihat kitab karya Dahlan agar mengetahui  apa yang saya maksud.

Komentarku ( Mahrus ali): 
Ibnu  Abidin kurang informasi tentang penduduk Najd atau sengaja tidak peduli padanya karena ajaran yang dia ikuti yaitu Tarekat Naqsyabandi dan Qadiriyah yang selalu senang kebid`ahan dan anti tuntunan Rasul. Begitu juga  kitab karya Dahlan yang penuh kedustaan , sepi dari kejujuran.

Dia melanjutkan keterangannya sbb:

والقوم هنا يتحدثون عن فقيه من كبار الفقهاء وعالم نحرير من السادة الفضلاء وقد نبه من ترجم له أنه تلقى التصوف على الطريقة النقشبندية والقادرية فلما ذكر هذا الكلام الآن . أرجو ألا يكون هذا من باب صد الناس عن علم هذا الفاضل!!
Orang-orang di sini  ( Najd )berbicara tentang ( Muhammad bin Abd Wahhab ) sebagai Fakih senior yang ahli hukum dan orang alim yang sanggup memerdekakan ,Gentlemen yang berbudi luhur.  Dalam riwayat hidup Ibnu Abidin  diterangkan bahwa ia telah menerima tasawuf dalam tarekat  Naqshbandi dan Qadiriyyah
Ketika kalimat itu di sebutkan, saya berharap  agar tidak termasuk menghalangi manusia untuk mengetahui hakikat orang yang berbudi luhur ini ( Muhammad bin Abd Wahab ).
Lihat disini:
majles.alukah.net/showthread.php?18900.

bersambung……………….



[1] http://majles.alukah.net/

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan