Minggu, Oktober 28, 2012

Kiai Imam Sarang dan Ikan Bandeng





Ini cerita mutawatir, banyak orang yang meriwayatkannya. Oleh karena itu, kesahihannya tidak diragukan lagi, dan saya telah mengonfirkasi saksi utamanya, yakni yang punya cerita: KH Zubaduz Zaman, atau Gus Bad dari Kediri.

Begini kisahnya. Dulu almagfurlah simbah Kiai Imam Kholil, pengsauh Pesantren MIS, Sarang-Rembang, Jawa Tengah, pernah memerintahkan santrinya untuk membuka tutup air tambak miliknya.

Tambak tersebut berisi ribuan ikan Bandeng siap panen harus dibuka, agar Bandeng keluar ke sungai. Ide Kiai Imam itu muncul karena saat itu sedang masa paceklik ikan, bahasa setempatnya "terak". Pada masa itu, para nelayan sangat kesusahan mendapat ikan.

"Cung, mbrolen galengane, iwake ben metu" perintah Kiai Imam pada santrinya. Artinya, "Kang, buka saja pematangnya, biar ikan keluar semua. Setengah tidak percaya, tapi santri itu tidak berani nolak juga. Dia jawab, "Sendiko, Mbah."

Tak lama, si santri membuka pematang yang membendung air tambak pelan-pelan. Sambil menunggu Mbah Imam tidak kelihatan karena masuk ke ndalem. Ketika diperkirakan Mbah Imam sudah tidak kelihatan lagi, si santri segera menutup kembali galengan tersebut.

Tapi tiba-tiba Mbah Imam muncul di belakangnya dan mbentak, "Hei Cung, ojo ditutup neh. Dibuka wae, iwake ben golek konco!" "Hei, Kang, jangan ditutup lagi. Dibuka aja. Ikannya biar cari teman!" Si santri akhirnya tidak berani melanggar perintah lagi.

Setelah itu, banyak orang kampung cari ikan di sungai dan dapt ikan banyak. (Imam Baehaqi)
Sumber; nu.or.id
Komentarku ( Mahrus ali): 
Bila Sang kiyai itu termasuk orang yang komitmen kepada ajaran al Quran dan hadis, maka keanehan itu termasuk pertolongan dari Allah sebagaimana  api tidak membakar kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa dan pengikutnya di selamatkan  dan pengikut Fir`aun dan Firaunya di tenggelamkan sebagaimana ayat:
فَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنِ اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْبَحْرَ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِ(63)وَأَزْلَفْنَا ثَمَّ الْآخَرِينَ(64)وَأَنْجَيْنَا مُوسَى وَمَنْ مَعَهُ أَجْمَعِينَ(65)ثُمَّ أَغْرَقْنَا الْآخَرِينَ(66)إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ(67)
Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mu`jizat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman.

 Di ayat lain, Allah menjelaskan akan memberi pertolongan kepada kaum mukminin bukan kafirin sebagaimana ayat:
وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ
Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.[1]
Allah berfirman
إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ ءَامَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ اْلأَشْهَادُ
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat),[2]
Bila sang kiyai itu  bukan ahlus sunnah, tapi ahli bid`ah maka keanehan tsb bukan merupakan karamah tapi sekedar keanehan sebagaimana  Ahlu sihir di beri beberapa keanehan kepada ahli sihir.


Dan kliklah 4 shared mp3 jangan di panahnya.








[1] Arrum 47
[2] Ghofir
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan