Minggu, Juli 22, 2012

sms dari Jakarta : Di zalimi atasan

asslm.ustadz,sy merasa didholimi.trus bgm sikap qt kpd mrk yg mendolimi 

saya?
1.dosa/salah kah saya kalau sy diam sj tdk pnh dtg lg kpd mrk? krn sy menunggu mrk dtg dulu kpd saya u meminta maap kpd saya..2.apakah ckp memaapkan mrk di hati ini wlpun mrk  tdk pnh langsung secara jantan dtg kpd sy?

Asslm.ustadz,mohon waktuny utk konsultasi.keliatan sepele,tapi sungguh besar nilainya dn sering terjadi dlm kehidupan sehari2.masalhny kalau salah bersikap aplg bertindak bisa2 Allah murka..yg sy tnykan: apakah anjuran utk memaapkan itu cukup dihati kita saja? syukron atas responnya..klu sy bersalah memang sy wajib minta maaf,tp klu sy merasa dianiaya,apkah memaapkan penzolim dihati sdh cukup?lalu apakah menjauhi penzolim itu trmsk berdosa (memutus hub silaturahim?) masalahnya penzolim itu teman/saudara sndiri dn tdk pnh secara jantan meminta maaf

 Saya jawab:
Ya, ada yang cukup di hati, ada yang harus di katakan , Siapa kamu dan dari mana?
Kalau yang zalim itu ahli bid'ah singkiri saja 

Sy…………..( nama ada di saya ) ,dr Jakarta..penzolim bkn ahli bid''ah,tp org awam krn ketidaktahuan.(mnrt sy yg disbut AHLI bidah adl kyai/lulusn pesntren).penzolim yg dmksdsy adl teman/atasan kantor dn satu lg adl mantan mertua.
oleh teman/atasan sy difitnah sehingga msk penjara dn ketemu ust Abubakar;oleh mantan mertua sy dibuat tdk berdaya sehingga anak diambil mereka.(istri sy mninggal dunia,anak 2 msh kecil2)

 Saya jawab:
Ikuti saja surat Hud 113.

Dia  sms lagi:
utk teman/atasan msh bisa saya ikuti surat Hud 113,lalu bgm dg anak2 saya,ustadz?mrk msh dlm penguasaan mantan mertua sy?kalau sy hindari keluarga mantan mertua,apakah sy kena dosa memutuskan hub silaturahmi?

Saya jawab: Kalau kamu masih berkunjung,. Kamu masih  simpati kepada orang dzalim dan ini dilarang. 

Komentarku ( Mahrus ali ):

  Kalau orang yang zalim itu munafik, singkiri saja karena ada ayat:
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. (Attaubah  73 ,Attahrim 9  ).

Kalau  dia orang yang  komitmen kepada ajaran Islam, maka maafkan dan nasehatilah sebagaimana ayat:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِين
Jadilah engkau pema`af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.  [1]
Dan perlu di ingatkan sebagaimana ayat:
إِلَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Tentang anak berdamailah dimuka tokoh agama setempat, jangan pergi ke mahkamah negri Jahiliyah ini . Nanti  hukum  yang di pakai bukan hukum Allah tapi hukum Thaghut.
Bacalah lagi diblog ke dua : www.mantankyainu2.blogspot.com
Mau telp atau sms: 085852588175. 03140158866. 088803080803.. sms langsung ke laptop 08819386306.email darulqurani@yahoo.co.id. Jawaban dan pertanyaannya dimasukkan ke blog agar dimanfaatkan oleh pembaca
 


[1] Al a`raf 199
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan