Sabtu, Mei 05, 2012

Kekeliruan tarhim sebelum Subuh.


Sekilas tentang Shalawat Tarhim
Menurut investigasi Mr. Google, shalawat ini pertama kali dipopulerkan di Indonesia melalui Radio Yasmara (Yayasan Masjid Rahmat), Surabaya pada akhir tahun 1960′an. Penciptanya adalah Shaykh Mahmoud Khalil Al Hussary, ketua Jam’iyyatul Qurro’ di Kairo, Mesir. Bagaimana asal mula ceritanya shalawat tarhim ini akhirnya bisa sampai ke musholla di dekat rumah saya? Menurut Cak Nun Syaikh Al Hussary pernah berkunjung ke Indonesiamisi belum diketahui, mungkin dalam rangka study tour—dan beliau ‘dibajak’ di Lokananta, Solo untuk rekaman shalawat tarhim ini. Demikian sekilas info
Syaikh Mahmoud Al-Hussary (1917-1980, محمود خليل الحصري) adalah ulama lulusan Universitas Al-Azhar dan merupakan salah satu Qâri’  (pembaca Quran) paling ternama di jamannya, sampai-sampai ia digelari Shaykh al-Maqâri (sing ahli qiroah). Syaikh Al-Hussary dikenal karena kepiawaiannya dalam membaca Qur’an secara tartîl. Ia mengatakan bahwa membaca Qur’an bukan semata-mata tentang irama (lagu) atau seni bacaannya, yang paling penting adalah tartîl: memahami bacaan Qur’an dengan baik dan benar, yaitu melalui studi kebahasaan (linguistik) dan dialek Arab kuno, serta penguasaan teknik pelafalan huruf maupun kata-perkata dalam Quran. Dengan begitu bisa dicapai tingkat kemurnian (keaslian makna) yang tinggi dalam membaca Al-Qur’an.
Pantes saja setiap kali dengar shalawat tarhim bawaannya pengen meweks mulu.. jadi ingat kezuhudan, kemurah hatian dan kemuliaan akhlak Nabi (T__T). Menurut saya shalawat tarhim adalah salah satu karya terbaik Syaikh Hussary, buktinya sampai sekarang masih eksis diputar di masjid-masjid dan musholla di pelosok Indonesia. Shalawat ini selalu berhasil mengingatkan saya bahwa tak berguna sama sekali yang namanya sombong, riya’ dan kekayaan duniawi jika dibandingkan dengan keteguhan iman serta keikhlasan hati dalam mentaati perintah Nya (memang tak mudah, tapi harus diniatkan dan diupayakan sekuat tenaga). Cak Nun pernah membahas secara khusus tentang shalawat tarhim ini dalam sebuah pengajian, beliau juga mbrebes mili waktu membacakannya (bisa dilihat di sini).
Video qiraah Syaikh Al-Hussary di Masjid Namirah, Mekkah (1958)
Bagi saya shalawat tarhim karya Syaikh Al-Hussary memang khas, sangat berkesan dan enak sekali didengar. Khas karena shalawat ini identik dengan suasana subuh, dan (mungkin) hanya populer di Indonesia; berkesan karena mengingatkan saya kepada beberapa hal:
  • Surau (langgar) di depan rumah lama saya, namanya “Darussalam”. Di surau ini saya mulai belajar membaca Al-Qur’an dan Tajwid.
  • Bulan Puasa (Ramadhan), terutama saat makan sahur. “Poro bapak poro ibu monggo enggal-enggal sahur sakmeniko imsak kirang 10 jam” :D
  • Nenek saya yang dulu sering membangunkan saya (waktu masih kecil) untuk sholat subuh berjamaah di surau depan rumah. Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya serta memberinya tempat yang lapang di sisiNya. Amiin.
  • Kisah hidup dan kemuliaan akhlak Nabi Muhammad saw. Shalawat tarhim ini berisi pujian kepada Nabi, lirik dan irama bacaannya sangat indah dan menyentuh hati.

 Lirik shalawat tarhim:
Ash-shalâtu was-salâmu ‘alâyk
Yâ imâmal mujâhidîn yâ Rasûlallâh
Ash-shalâtu was-salâmu ‘alâyk
Yâ nâshiral hudâ yâ khayra khalqillâh
Ash-shalâtu was-salâmu ‘alâyk
Yâ nâshiral haqqi yâ Rasûlallâh
Ash-shalâtu was-salâmu ‘alâyk
Yâ Man asrâ bikal muhayminu laylan nilta mâ nilta wal-anâmu niyâmu
Wa taqaddamta lish-shalâti fashallâ kulu man fis-samâi wa antal imâmu
Wa ilal muntahâ rufi’ta karîman
Wa ilal muntahâ rufi’ta karîman wa sai’tan nidâ ‘alaykas salâm
Yâ karîmal akhlâq yâ Rasûlallâh
Shallallâhu ‘alayka wa ‘alâ âlika wa ashhâbika ajma’în
(untuk teks Arabnya bisa dilihat di sini):
Arti (terjemahan) shalawat tarhim:
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Duhai pemimpin para pejuang, ya Rasulullah
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Duhai penuntun petunjuk Ilahi, duhai makhluk yang terbaik
Shalawat dan salam semoga tercurahkan atasmu
Duhai penolong kebenaran, ya Rasulullah
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Wahai Yang Memperjalankanmu di malam hari Dialah Yang Maha Melindungi
Engkau memperoleh apa yang kau peroleh sementara semua manusia tidur
Semua penghuni langit melakukan shalat di belakangmu dan engkau menjadi imam
Engkau diberangkatkan ke Sitratul Muntaha karena kemuliaanmu
Dan engkau mendengar suara ucapan salam atasmu
Duhai yang paling mulia akhlaknya, ya Rasulullah
Semoga shalawat selalu tercurahkan padamu, pada keluargamu dan sahabatmu.
(file mp3 shalawat tarhim bisa didownload di sini):
Kesimpulan:
Shalawat tarhim ini enak didengarkan kapan saja, menurut saya yang paling enak pas malam hari atau menjelang subuh. Manfaat yang didapat dari mendengar shalawat tarhim, selain membangkitkan keterikatan emosional antara diri kita dengan Nabi saw, menenangkan pikiran yang jenuh dan hati yang kalut, juga bisa sebagai tombo kangen keluarga di rumah (di desa, kampung) dan orang-orang tercinta yang sudah tiada.

Komentarku ( Mahrus ali ):
Tentang tarhim sendiri yang di lakukan ketika akan adzan Subuh itu kebidahan yang nyata, bukan tuntunan yang berdalil, Rasul, para sahabat dan ulama salaf tidak menjalankannya. Ia hanya di lakukan kalangan ahli bid`ah yang anti tuntunan, suka menyelisihi tuntunan, senang kebid`ahan dan tidak mau dengan tuntunan yang asli., karena itu , tarhim di Mekkah maupun Medinah tidak ada, mulai zaman Nabi Muhammad sampai sekarang. Ahli bid`ah tidak mau melakukan adzan pertama Subuh yang cocok dengan tuntunan, tapi buang tuntunan untuk mengambil kebid`ahan tarhim, syair tanpa weton dll.
 Tentang  Rasul menjadi imam dan para malaikat yang menjadi makmum ini perlu dalil dan saya tidak menjumpai dalilnya. Insya Allah ini kekeliruan tarhim yang nyata bukan kebenarannya yang samar.



Artikel Terkait

107 komentar:

  1. Assalamu Alaikum
    shalawat ini betul2 membumi di indonesia,sangat jelas ke bid'ahanya,aku pikir cuma ada di sulsel ternyata ada juga di jawa sana

    BalasHapus
    Balasan
    1. jelasnya dimana?
      bid;ah itu apa?

      Hapus
    2. Ya Allah sy akui sy melakukan sesuatu yg tdk ada anjuran dan ajaran dari Nabi..serta tdk ada dlm Al Quran jg Hadist..
      Jikalau sy nanti msuk nerakaMu di karenakan Maulid yg sy baca atau Sholawatt Tarhim yg sy lantunkan yg isinya pujian kpd kekasihMu..demi Engkau Dzat yg maha segala-galanya sy rela & ikhlas menerima neraka itu..
      اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ

      Hapus
    3. Biasanya doa spt itu dari kalangan ahli bid`ah yg syirik lagi bodoh tentang syariat, bukan doa ahlis sunnah yg bertauhid. Ia mirip dengan ajaran sebagian sufi yg sesat
      Mestinya anda berdoa spt ini:
      رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ ءَامِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ(193)رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلاَ تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيعَادَ(194)
      Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar seorang munadi(penyeru ) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."
      Atau berdoa spt ini:
      رَبَّنَا ءَامَنَّا بِمَا أَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُوْلَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ
      Tuhan kami, kami beriman kepada Kitab yang Engkau turunkan, dan kami mengikuti ajaran Rasul (Muhammad), maka catatlah kami bersama orang-orang yang bersaksi. (Ali Imran: 53).


      Hapus
  2. Kenapa anda pakai blog ini???ini adalah bid'ah bung!! , nabi dalam berdakwah tidak pakai blog!!lebih baik mulai sekarang anda buang seluruh alat transportasi dan berganti menjadi onta??. Saya bukan Jil, namun saya juga tidak setuju dengan cara seperti pembidahan seperti ini.
    Apa yang anda lakukan banyak sekali bid'ahnya jadi lebih baik mengkoreksi diri anda sendiri jauh lebih baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. ha... 3x, woles bro, gak usah sewot. boleh dong beda pendapat. kalau gak sependapat bikin blog tandingan aja.

      Hapus
    2. bukan berarti jika tidak dilakukan oleh Nabi pada jamannya, tidak boleh digunakan pada saat ini. ini yang saya tidak setuju, dikit2 bid'ah, ditelusuri dulu baru berpendapat. sama halnya dengan onta, apakah Anda sendiri sudah mengganti kendaraan Anda dengan onta? kalau tidak maka Anda perlu koreksi diri. ini namanya perkembangan teknologi yang dimanfaatkan untuk media penyebaran. lantas bagaimana dengan Dzakir Naik yang menayangkan dakwahnya di media, apa termasuk bid'ah karena dulu pada saat Nabi berdakwah tidak ditayangkan melalui media? itupun kalau Anda mengenal Dzakir Naik. bagaimana bisa, Anda mengritik dengan sebegitu ngototnya tapi tidak tahu kerangka pikirnya. introspeksi lah

      Hapus
  3. Untuk blogku
    Masalah sarana itu bukan bid`ah buang, bedakan antara sarana dan ibadah atau sariat> belajarlah ke guru ahlus sunnah, jangan ke murid ahli bid`ah
    Bacalah lagi disini:
    MANTAN KYAI NU: Internet dan laptop bid`ah menurut orang bodoh
    25 Jul 2011

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju Ust, Tahrim yg diputarkan itu kan di ciptakan oleh Syech Kholil Al Hussary..............apa hubunganbya dg zaman nabi. Dan ini kan bukan ibadah.....sy heran dg orang yg mengatakan semua yg tidak ada pada zaman nabi itu bid'ah, Sekarang semua orang pakai hp, ahli bid'ah pun memakainya.......banyak lagi yg lain2........

      Hapus
    2. sepengetahuan ane.. Bid'ah itu hanya untuk ibadah mahdhoh.. seperti sholawat apakah itu masuk ibadah mahdhoh? jadiii ga masalah asal tidak melanggar ibadah mahdhoh atau ibadah wajib :D

      Hapus
    3. bersholawat itu ibadah, tapi coba cari sholawat yang ada tuntunanya. sholawat itu bukan sarana tapi sdh masuk ranah ibadah.

      Hapus
  4. "seakan-akan mereka itu pernah hidup pada zamannya Rasulallah saw. atau zamannya para sahabat beliau saw. sehingga menyaksikan dengan mata kepala sendiri amalan-amalan yang diamalkan oleh Nabi saw. dan para sahabat beliau Rasulullah, bahwa Allah swt. berfirman: “Apa saja yang didatangkan oleh Rasul kepadamu, maka ambillah dia dan apa saja yang kamu dilarang daripadanya, maka berhentilah (mengamalkannya)”. (QS. Al-Hasyr : 7). Dalam ayat ini tidak dikatakan: ‘Dan apa saja yang tidak pernah di kerjakannya (oleh Rasulallah), maka berhentilah (mengerjakannya)’.

    Begitu juga hadits Rasulallah saw.: “Jika aku menyuruhmu melakukan sesuatu, maka lakukanlah semampumu dan jika aku melarangmu melakukan sesuatu, maka jauhilah dia”! (HR.Bukhari). Dalam hadits ini Rasulallah saw. tidak bersabda; ’Apabila sesuatu itu tidak pernah aku kerjakan, maka jauhilah dia’.

    Dengan demikian memahami makna ayat dan hadits yang terakhir diatas itu, kita bisa mengambil kesimpulan: Dalil untuk mengharamkan sesuatu perbuat- an haruslah menggunakan nash yang jelas, baik itu dari Al-Qur’an mau pun Hadits yang melarang dan mengingkari perbuatan tersebut. Jadi bukan seenak nya menurut pemikirannya sebagian orang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bagi kita yang hidup di akhir zaman jelas tidak melihat (dgn mata) apa yang dikerjakan oleh Rasulullah, tapi kita bisa melihatnya (melalui riwayat dalam sabda beliau).
      kalau ada yang di contoh kan oleh Rasulullah mengapa ditinggalkan dan justru mengerjakan sesuatu yang tidak tuntunan.

      Hapus
    2. Apa yang di sampaikan fashier putih sudah benar ..Apa yang di perintahkan Rasul kerjakanlah dan apa yang di larang Rasul tinggalkanlah ". Jadi kita harus bijaksana ,boleh tidak suka tapi jangan membenci.Karena tidak terdapat satu Hadist-pun yang melarang umat Islam ber-tarhim , baik malam hari atau ,menjelang subuh.

      Hapus
  5. Untuk Fashier Puteh
    Pemahaman yang anda katakan itu pemahamanmu sendiri,tanpa ada landasannya. Karena itu, ulama dari lalangan sahabat sampai tabiin dan di kitab - kitab tidak ada yang memiliki pemahaman seperti itu. Itu pemahaman yang bid`ah sekali dalam ajaran agama.

    BalasHapus
  6. Assalamualaikum ust mahrus ali,afwan sebelumnya,terusterang di tempat ana di sum sel,tepatnya dikota pagar alam, masih banyak sekali yg melakukannya,padahal ana uda mengingatkannya,seperti yg ust tadi katakan mereka hanya mengatakan tanpa landasan,memahami dengan pemahaman mereka,tidak mau merujuk kepada pemahaman shalafushalih,sedemikian rupa mereka mempertahankan kebid'ahan mereka..semoga Allah tabaroka wata'ala sll memberikan hidayah....
    untuk ustadz mahrus ali teruslah bersemangat untuk selalu berbagi ilmu dan pengetahuan ...
    barokallahu fik...

    BalasHapus
  7. menurut pendapatku amalkan apa yang kita yakini benar dan pas, yang yakin sepaham dengan kyai mahrus ali ya amalkan saja, yang sepaham dengan pendapat pada umumnya ya amalkan saja menurut keyakinan kalian. Toh nanti hakimnya Allah sendiri, mana yang yang diterima dan mana yang ditolak, atau diterima dua-duanya. Lana a`maluna wa lakum a`malakum. Tetapi lebih hati2 itu lebih baik daripada yang ngawur dan menuruti nafsu tanpa tuntunan atau menuruti prasangka belaka. Sekian

    BalasHapus
  8. bid'ah itu berlaku untuk ibadah mahdhoh dan aqidah.
    kalau antum membahas tarhim itu bid'ah ya bukan; orang tarhim bukan termasuk ibadah mahdhoh.
    jangan jangan antum gak pernah dengar syair; ngarang syair;
    saya malah kyaiinsyaf bukan mantan kyai NU ;-D

    BalasHapus
  9. UNtuk Mahasin
    Menurutmu , syairan sebelum salat, tarhim, atau syairan sesudahnya tidak termasuk bid`ah, tapi sunnah. Ini yang tidak di katakan oleh seluruh ulama ahlus sunnah kecuali kamu.

    BalasHapus
  10. Bid'ah itu apa sih artinya ?
    Kalo Ahli Bid'ah apa juga artinya ?

    BalasHapus
  11. tarhim adl bid'ah hasanah(yg baik),, & sgt brmnfaat bagi kaum muslim,, rosululoh mmbolehkn selama itu adk bid'ah yag baik,, jadi tetap lanjutkan tradisi tarhim ini......!!!

    BalasHapus
  12. tarhim adl trmsuk bid'ah hasanah(baik), & sgt brmnfaat bgi kaum muslim,.. rosululloh membolehkan slma itu adl bid'ah yag baik,, jdi tetap lanjutkan tradisi tarhim ini...!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. benarkah Rasululloh saw membolehkan bid'ah selama itu hasanah/baik?
      Perasaan baru dengar ada dalil sperti itu.
      Waduh siapa yg ngeluarin dalilnya ya?

      Hapus
    2. "Rasulullah SAW membolehkan selama bid'ah yg baik?"
      baru dengar ada dalil sperti itu, nggak salah tuh?
      Awas hati2 berdusta atas nama Rasulullah SAW sama saja mengambil tempat duduk dlm neraka, Naudzubillah.

      Hapus
    3. Nur Chafid Zaenuri :
      " Barang siapa membuat satu perkara baru yang buruk dalam agamaku , dan dia tidak bersumber dari yang dua ( Qur'an dan hadist ) maka dia mendapatkan dosa'a dan dosa-dosa mereka yang melakukan sesudah'a tanpa berkurang sedikitpun. Dan barang siapa yang membuat satu perkara yang baik dalam agamaku dan dia bersumber dari yang dua, maka dia memperoleh pahala'a dan pahala orang-orang yang melakukan sesudah'a, tanpa di kurangi sedikitpun. ( Sumber :Agar lebih mengerti anda cari tahu sendiri ea )

      Hapus
    4. Nur Chafid Zaenuri :

      " Barang siapa yang membuat perkara baru ( buruk ) dalam agamaku ini dan dia tidak bersumber dari yang dua ( Qur'an & Hadist ) maka dia memperoleh doisa'a dan dosa2 orang yang melakukan sesudah'a tanpa di kurangi sedikitpun. Dan Barang siapa yang membuat perkara baru ( Baik ) dalam agamaku ini , dan dia bersumber dari yang dua ( Qur'an & Hadist ) maka dia memperoleh pahala'a dan pahala orang2 yang melakukan sesudah'a,tanpa di kurangi sedikitpun " Sumber'a bisa anda cari sendiri agar anda lebih cerdas dan lebih arif Lagi. Ada banyak contoh Bid'ah hasanah yang di lakukan para sahabat dan ulama sesudah'a. Bahkan ada Bid'ah yg di lakukan langsung sahabat di dekat Rasul ,tapi rasul tidak menegur'a ,malah mengatakan " Sungguh aku melihat 30 malaikat berebut menulis pahala'a )

      Hapus
    5. Untuh Saudaraku Nur Chafid Zaenuri,
      Tolong jangan pake perasaan, karena mungkin perasaan anda yang salah.

      http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,11-id,57292-lang,id-c,syariah-t,Hakikat+Bid+ah+menurut+Muallim+Syafii+Hadzami-.phpx

      البدعة بدعتان بدعة محمودة و بدعة مذمومة فما وافق السنة فهو محمود وماخالفها فهو مذموم

      Bida’ah itu ada dua macam. Bid’ah yang terpuji dan bid’ah yang tercela. Maka mana-mana yang sesuai dengan sunnah itulah yang terpuji, dan mana-mana yang menyalahinya itulah yang tercela

      Hapus
  13. UNtuk ponpes manbaul hikmah
    Bacalah dalam bab: Tiada bid`ah hasanah

    BalasHapus
  14. kullu bid'atin dholalah artinya semua bid'ah itu sesat. senada dengan
    kullu nafsin dzaaiqotul maut artinya semua yg bernafas/bernyawa pasti mati. trus mana dalil dari Rosulullah yg membagi bid'ah???
    kalau kamu sekalian berselisih dalam urusan agama maka kembalilah kepada ALLAh (Al-Qur'an) dan ROSUL (AsSunnah)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saudaraku Abdullah, sepertinya anda harus lebih banyak belajar lagi seperti saya.
      http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,11-id,57292-lang,id-c,syariah-t,Hakikat+Bid+ah+menurut+Muallim+Syafii+Hadzami-.phpx

      Hapus
  15. kullu bid'atin dholalah = semua bid'ah itu sesat. senada dengan
    kullu nafsin dzaaiqotul maut = semua yg bernafas/bernyawa pasti mati.
    mana dalil dari Rosul yg membagi bid'ah jadi beberapa???
    kalau kamu berselisih tentang urusan agama maka kembalikan kepada Al-Qur'an dan AsSunnah.

    BalasHapus
  16. bidah menurut pembagiannya sendiri itu ada dua
    yang pertama bidah hasanah yang kedua bidah dholalah,,jadi no problem baca tarhim itu memang bidah tapi bidah hasanah,, yang di maksud hadis kullu bid'atin dholalah adalah menambah nambahkan hukum atau cara ibadah yang memang dalam ibadah tersebut sudah paten seperti sholat, rukunnya ditambah , wajibnya ditambah itu yang disebut hadist tersubut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bid`ah hasanah itu tidak ada, klik disini:
      http://mantankyainu.blogspot.com/2013/01/tiada-bidah-hasanah.html
      http://mantankyainu.blogspot.com/2013/02/tiada-bidah-hasanah.html
      http://mantankyainu.blogspot.com/2013/02/tiada-bidah-hasanah-ke-2.html

      Hapus
  17. titik dan harakah dalam qur'an bidah juga.???
    qiraat dalam quran bid ah juga.???
    pembangunan mekkah jadi megapolitan dan penghapusan tempat historis islam ga bidah.????
    halaqah pengajian di mesjid nabawi bukan bid ah.???
    qasidah di kubur nabi bid ah ???

    NT kapan jadi kiyai ??? kok ada kiyai mantan?? kaya pejabat......cuma ulama pemerintah saudi doang yg begitu, ulama alazhar, yaman, pakistan, india , indonesia, dan lainnya termasuk ulama2 mekkah dan madinah yg bukan antek pemerintah saudi ga ada yang mantan........... ntar lanjut mantan guru ane, mantan orang tua ana,...mantan?????

    BalasHapus
  18. Kebanyakan yang kamu sebutkan itu bukan sariat, jadi tidak ada bid`ah disitu. Kamu ternyata bukan ahlinya dan belum ngerti tentang bid`ah atau sunnah. Belajarlah yang sungguh.
    Bila saya bukan mantan kiyai nu dan buku, blog saya sudah dikenal, sudah tentu pengurus NU di kampung saya akan marah pada saya. Buktinya tidak ada yang marah dan mereka menyadari tentang hal itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. maka andalah mantan kyai nu yang keras kepala, ngeyel sok tau bid'ah hadits sunnah. sampai2 orang terdekatmu tidak ada yang menegurmu.......
      apalagi orang2 NU gak mau mereka menegurmu, orang NU cinta damai asal tidak melanggar syariat tidak masalah.........
      nyatanya kerukunan pada islam NU tetap terjaga. Dzikir, Istighotsah, Sholawatan.......
      NU bukan hanya bisa berdakwah saja tetapi mengajarkan bagaimana mencari ketenangan hati dalam dunia dan akhirat....

      Hapus
    2. Jangan berdusta, pergilah ke kampung saya, tanyakan sendiri kepada penduduk ditempat saya. Ingat ayat ini:
      Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, 70 Ahzab

      Hapus
    3. Anu tan yai NU,, mau nanya apa yang dulu2 car2 yang dilakukan oleh para Wali Allah itu juga bid'ah dalam meng Islamkan hampir seluruh penduduk Indonesia tentunya termasuk njenengan pastinya..., tapi bukanya beliau - beliau itu merupakan kumpulan orang yang zuhud dan pastinya beliau (para Wali Allah) orang pilihan yang mendapat karomah dari Allah langsung. Kenapa untuk urusan seperti Shalawat Tarhim terlalu heboh, dan seolah - olah ilmu njenengan lebih hebat dari yang membuat Shalawat Tarhim dan para Wali Allah..., ngapunten yai, cuman iseng berhadiah

      Hapus
    4. mengamalkan sesuatu syariat jangan melihat apa yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu sebab itu bukan sumber hukum, tapi harus berpedoman pada quran dan sunnah.

      Hapus
  19. INNALLADZIINA FATANUUL MU'MINIINA WAL MU'MINAATI TSUMMA LAM YATUUBU FALAHUM ADZAABU JAHANNAMA WA LAHUM ADZAABUL HARIIQ...
    puas-puas lah kalian fitnah...
    apa itu fitnah..?
    belajar dulu tentang fitnah...
    Yang mensyi'arkan Sholawat Tarhim masuk neraka..? Jangan pake jubah Hakim... kalo ente bukan Hakim... Tiada Hakim dalam masalah ini kecuali Allah...

    BalasHapus
  20. Please jangan saling memfitnah saling menyalahkan, pantas kita umat islam gampang diadu domba dan dianggap remeh umat lain.
    semua hal yang bersifat syiar Islam selama dengan cara yang baik tentu akan membawa kebaikan dan citra yang baik bagi agama ini.
    kalau tarhim subuh ini dianggap bid'ah yg buruk dan membawa orang yang mensyiarkan ke neraka, maka wali songo yang mensyiarkan islam di jawa dan juga seluruh penganut islam di jawa kelak akan ke neraka juga donk, begitu?

    BalasHapus
  21. Please jangan saling memfitnah dan menyalahkan, pantas kita umat islam gampang diadu domba dan di remehkan umat lain karena selalu bertengkar di dalam kita sendiri, ini melemahkan.
    segala bentuk kegiatan syiar yang dilakukan dengan cara yang baik, apalagi shalawat kepada nabi atau juga pengagungan kepada Allah SWT insya Allah akan membawa kebaikan dan citra yg baik bagi agama ini, sehingga umat lain akan lebih hormat dan menghargai islam dan bahkan tertarik untuk mempelajarinya sampai memeluknya juga sebagai dienul haq bagi hidupnya.
    Please jangan berpikiran sempit brothers. kita harus solid dan jangan mempersoalkan dan membuat polemik. sebaiknya kita cek diri kita masing2 sudah seberapa disiplin shalat fardhu kita terutama subuh, dan sunnah2 yang jelas2 seperti shalat tahajjud, rawatib, puasa sunnnah senin kamis, puasa daud, seberapa banyak kita sudah dan mau berkorban tenaga, pikiran dan harta kita untuk syiar dan kejayaan agama ini ???
    Kalau shalawat tarhim dianggap bidah dan membawa yg menyiarkan ke neraka, tentu walisongo dengan dakwah dan syiar nya yg memadukan unsur jawa (wayang,gamelan, dll) sampai buya Hamka juga mungkin akan ke neraka juga donk?
    coba di renungkan dengan hati dan fikiran yang tenang dan tidak emosional .......apakah kita hakimnya bagi mereka ituatau Allah azza wa jalla ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita dalam rangka amar ma`ruf dan nahi munkar, apakah kita diam terhadap kemungkaran? lalu masarakat akan sesat. Dan anda harus tahu, tarhim itu pertama kali dilakukan dan dikumandangkan oleh radio Yasmara bukan wali songo

      Hapus
    2. Astaghfirullohal 'adziim...

      Hapus
  22. Mohon jangan saling memfitnah, mengejek dan saling menyalahkan....umat islam harus Solid

    BalasHapus
    Balasan
    1. KIta hanya ingin menunjukkan kesalahan bukan membiarkannya laliu di ganti yang lebih baik untuk kemaslahatan umat didunia sampai di akhirat

      Hapus
  23. yang namanya syiar agama itu dilihat tempat dan situasinya, ibarat kita mau memegang sapi, supaya sapi itu mendekat ya bagaimana caranya. kita liat dulu apa kesukaan sapi, kasih rumput yang hijau maka akan mendekatlah ia. kalu ditempat mantan kiai NU itu masyarakatnya tidak suka Tarkiman ya jangan dipaksakan, sementara ada sebagian besar masyarakat Indonesia yang cinta akan Nabinya dan mengalirlah ikatan bathin bila mendengar Sholawat Tarkim ini dan timbullah ghiroh yang kuat untuk meneladani Nabinya, bangkitlah semangat segera berjama'ah ke mesjid, itu malah lebih bagus. mekaten menurut pemanggih kawulo tiyang bodo niki menggah petunjuk saking Kiai kulo. matur nuwun

    BalasHapus
  24. kalaulah internet dan laptop adalah sarana yg baik untuk dakwah, pastilah salafus soleh telah mendahuluinya

    itu saja dulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagaimana mereka mendahului untuk memakai internet dan laptop, sedang internet dan laptop nya baru ada di zaman akhir ini

      Hapus
    2. Ya berarti kan yg kita lihat masyarakat kan bung saya nggak pro NU Muhammadiyah HTI atau yg lainnya. Yg terpenting ukhuwah tetap terjaga itu yg saya tahu dari akhlak nabi yg paling mulia. Menghindari perselisihan itu lebih baik

      Hapus


    3. agung prananto19 Agustus 2015 07.14 menulis :
      Ya berarti kan yg kita lihat masyarakat kan bung saya nggak pro NU Muhammadiyah HTI atau yg lainnya. Yg terpenting ukhuwah tetap terjaga itu yg saya tahu dari akhlak nabi yg paling mulia. Menghindari perselisihan itu lebih baik
      Komentarku ( Mahrus ali ):
      Kita berpecah untuk memberantas kebid`ahan dan kesyirikan lebih baik dari pd kita bersatu dg nimbrung dlm kebidahan dan kesyrikan. Allah berfirman:
      وَلاَ تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لاَ تُنْصَرُونَ

      Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. Hud 113

      Sedang kesyirikan termasuk kezaliman , bc hadis ini:
      حَدِيْثُ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ: لَمّا نَزَلَتْ (الَّذينَ آمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسوا إِيمانَهُمْ بِظُلْمٍ) شَقَّ ذَلِكَ عَلَى الْمُسْلِمينَ؛ فَقَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيُّنا لاَ يَظْلِمُ نَفْسَهُ قَالَ: لَيْسَ ذَلِكَ، إِنَّما هُوَ الشِّرْكُ؛ أَلَمْ تَسْمَعُوْا ما قَالَ لُقْمَانُ لاِبْنِهِ وَهوَ يَعِظهُ (يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكُ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ)
      أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيْ فِى : 60 كِتَابُ اْلأَنْبِيَاءِ : 1 بَابُ قَوْلِ اللهِ تَعَالَى (وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ)

      78. Abdullah ibnu Mas’ud menuturkan: “Ketika Allah menurunkan firman-Nya: “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs’ Al An’am: 82).
      Maka firman Allah itu, dirasa berat oleh kaum muslimin, sehingga mereka berkata: “Ya Rasulullah, siapa di antara kami yang tidak menzalimi dirinya sendiri?”
      Sabda beliau saw: “Bukan itu yang dimaksud. Yang dimaksud adalah syirik, atau menyekutukan bukankah kalian telah mendengar ucapan Luqman kepada puteranya ketika ia menasehatinya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Qs. Luqman: 13). (Bukhari, 60, kitabul anbiya’, 41, bab firman Allah: “Sesungguhnya, Kami telah memberi Luqman hikmah.”).

      Saya di benci ahli bid`ah yg syirik lebih sy senangi dari pada di cintai mereka. Sebab, mereka cinta sy bila sy mendukung kebid`ahan dan kesyirikan mereka. Dan mereka benci sy bila saya anti kebid`ahan dan kesyirikan mereka .
      Ingatlah ayat ini:
      وَإِنْ كَادُوا لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ الَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ لِتَفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهُ وَإِذًا لَاتَّخَذُوكَ خَلِيلًا(73)وَلَوْلَا أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلًا(74)إِذًا لَأَذَقْنَاكَ ضِعْفَ الْحَيَاةِ وَضِعْفَ الْمَمَاتِ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ عَلَيْنَا نَصِيرًا
      Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia.Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati) mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka,kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami.




      Hapus
  25. tarhim tidaklah kliru,
    hanya orng yg kurng ilmu saja yg mengatakan kliru.
    itu saja.

    ===================
    tidaklah postinagn di atas di buat, kecuali rasa kebencian yg mengtasnamkana kebenaran.

    sebab.
    tidak ada kebenaran, yg di tulis dg kebencian. kepada sesuatu yg telah besar..


    ==================
    agama seseorang akan di katakan baik jika bisa menunjukkan moral baiknya dan penghargaanny kepada yg lain.

    apabila wahabi. menyerang dg cacian, maka mau atau tidak, keburukan semuanya akan kembali kepada wahabi, dan tentu saja akibat coretan si mahrus pengikut wahabi yg pandai bicara tp tanpa ilmu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. BUkan benci tapi saya kasih sayang kepada umat agar tidak berbuat kebid`ahan seperti itu. Kita mau mengingatkan itu sudah termasuk bermoral yang baik, tapi yang diam saja kepada kemungkaran dan dia mengerti, itulah yang bermoral jelek. Nah kalau kamu berilmu tolong tunjukkan mana yang keliru

      Hapus
  26. Buat saya bid'ah atau tidak bid'ah, selama yang dikumandangkan itu menyentuh ke bathin saya dan saya pingin bersegera mendekat kepada sang KHOLIQ...adalah sesuatu yang sangat tidak ternilai harganya. Ya ALLAH ampunilah semua yang berselisih paham tentang Sholawat Tarhim ini , karena semuanya masih saudara saya yang seiman dan seagama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belajarlah lagi, pemahaman anda ini hanya akal akalan tanpa dalil dari Quran atau hadis, sangat keliru bukan agak benar, mirip dengan pemahaman sufi, kelnik

      Hapus
  27. Subahnallah wahai saudaraku Seberapa besar manfaatnya anda tetap bersikukuh klo itu "bidah"....sebera besar manfaatnya kalau anda menyebut diri anda Mantan Kiyai NU....bukankan itu bidah yang menimbulkan fitnah dan bukan merupakan Ahlaq Rasul....AstagfiruAllah...Sholawat (dalam bentuk apapun) memang hanya akan menyentuh hati orang-orang mencintai dan di cintai Oleh Rasul SAW.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebenaran itu yang cocok dengan dalil, sekalipun hati merasa tidak suka seperti perintah perang, hati sakit, tapi harus di taati. Jangan seperti pendeta yang bersemedi, hati nya gembira, ayem, tentrem, tapi sesat

      Hapus
  28. tak ada yang salah dengan posting Mantan kiyai NU tentang shalawat tahrim. Ini bagian dari kebebasan berpendapat. Jika sekiranya bertentangan dengan pendapat seseorang atau golongan bukan berarti pendapat Mantan kiyai NU pasti salah. Apa yang disampaikan oleh Mantau kiyai NU bagian dari upaya memberikan perbandingan bagi orang-orang yang ingin mencari kebenaran.
    Bagi yang tidak sepaham silahkan dijawab dengan dalil yang menguatkan paham anda, bukan dengan perkataan tidak simpatik dan jauh dari pencerahan.
    Bagi siapa saja yang mencari kebenaran silahkan pergunakan pikiran jernih anda ketika berhadapan dengan perbedaan pendapat. Segala sesuatu yang bersumber dari quran dan sunnah pasti benar, begitu sebaliknya.
    Keselamatan anda diakhirat kelak ada ditangan anda sendiri, sebab anda hanya akan memperolah ganjaran atas amalan yang anda kerjakan dan akan disiksa atas dosa yang anda perbuat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. anda paham berapa ayat di al quran, berapa hadist ...........karena itu syarat anda untuk untuk mengklaim anda yang paling benar...........

      Hapus
  29. Assalamu alaikum wr wb
    saya cuma ingin bertanya, jika Rasulullah bersabda ..setiap bid'ah adalah sesat, lalu ada bid'ah hasanah berarti sesat hasanah. Sesat menurut Rasulullah itu apa artinya ? kalau sesat itu mengartikan keburukan, kenapa harus ada keburukan yang baik ? jadi bingung saya, Rasulullah itu kan maksum (terpelihara dari kesalahan), tidak mungkin sabdanya mempunyai dua arti dan tidak tegas. Jika sesat itu keluar dari jalan yang lurus, kenapa harus dicari2 jalan yang tidak lurus itu dan mengerjakannya terus menerus ? kenapa tidak ditinggalkan saja, sunnah (yang diajarkan Rasulullah itu kan banyak sekali, dari kita bangun tidur, sampai kita mau tidur lagi, sampai mau buang air kecil pun ada summah nya, harusnya bid'ah itu sudah tidak ada ruang,
    Wassalamu alaikum

    BalasHapus
  30. Sholawat Tarkhim salah satu penyambung penyejuk hati PRIBADI saya sendiri utk mencintai Rasulullah SAW selain dengan Al-qur'an dan Hadits.
    Mantan kyai NU: Lakum diinukum wal yadiin.

    BalasHapus
  31. Untuk gus ploso: Kebenaran itu bukan yang menyejukkan hati tapi yang cocok dengan dalil dan tuntunan. Orang diperintah untuk perang itu banyak yang tidak suka. Tapi itu perintah yang harus di jalankan, bukan mengambil ajaran yang menyejukkan saja lalu meninggalkan ajaran yang menyakitkan hati.Lihat ayat ini:
    Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. al Baqarah 217

    BalasHapus
  32. Dalam sebuah hadist Rasulullah menyatakan :
    Ada satu bagian diri yang bila ia jelek maka seluruh tubuh ikut jelek, dan bila ia baik, maka seluruh tubuh juga ikut baik. Bagian diri itu adalah ‘hati’

    Kebenaran hakiki sudah ‘build-up’ saat penciptaan manusia.

    Hati terdalam pada diri seorang perampok terjahat, tetap akan membenarkan bahwa merampok adalah tidak benar. Demikian juga pelacur atau apapun atau siapapun.

    Tapi manusia jua yang membohongi kebenaran hakiki. Maka mereka (manusia) menciptakan bagi nafsu-nya ‘kebenaran’ versi dirinya, versi nafsu-nya

    Jangan juga tanyakan kebenaran pada indera. Ia cenderung akan mengelabui

    Coba lihatlah bintang. Tampak kecil bagimu, bahkan lebih kecil dari tombol keyboard dihadapanmu. Itulah ‘kebenaran’ indera.

    Jadi, jika hatimu yang terdalam tenang dan makin cinta akan Allah dan Rasul setelah mendengar tarhim, Insya Allah itu punya nilai yang penting bagi perjalanan agamamu.

    Saya, dalam periode tertentu, pernah secara gampang membid'ahkan segala sesuatu, di antaranya tahlil, niat shalat yang dibunyikan, tarhim, dan sejenisnya. Tapi, seiring berjalannya waktu, juga seiring dengan bacaan-bacaan dari sejumlah literatur, akhirnya saya berkesimpulan bhw terlalu mudah membid'ahkan hal-hal yang sebetulnya merupakan bagian dari syi'ar, silaturrahim, dll justru menunjukkan kedangkalan dalam berpikir. Padahal, Allah memerintahkan kita untuk menggunakan pikiran dan akal kita. Bahkan, Allah menyindir orang-orang yang tak mau menggunakan pikiran dan akal dengan kalimat: afalaa ta'qiluun...afalaa tatafakkaruun..

    BalasHapus
    Balasan
    1. UNtuk Abdul Kohar Kohar
      Belajarlah bahasa arab dulu, biar tahu artinya

      Hapus
  33. Nah sekarang pertanyaannya???,, tarhim itu di buat pada saat jaman rasulullah ato setelahnya?? Trus apakah pada saat mendengarkan trus kepala kalian pada mau peccah??? Apakah arti syairnya menjelek2kan suatu pihak???,,, trus knapa kalian tidak memutar rekaman rasulullah ato para sahabatnya??? Bingung kan??? Aneh kalian ini,,,,allah yang menentukan di hari kelak nanti,,, klo memang allah gak suka dengan tarhim nya,, knapa dia tidak menghancurkan saja s3mua kaset2 rekaman yg ada,,,, orang yg pertama kali m3nyampaikan bahwa itu tidak benar perlu di cari tau tentang masalah pribadinya,,, bisa saja dia mengatakan itu padamu krna kaset rekamannya gak laku di pasaran,,,, percaya barang siapa saja yg mendengarkan tarhim di masjid pasti hatinya tersentuh dan seolah pengen rontok badan ini, dan menurut saya lebih ampuh di banding suara2 azan kalian yg gak jelas lantunannnya,,,,, trimakasih,,,,

    BalasHapus
  34. UNtuk Rudianto Brugman
    Jawablah dengan dalil , jangan akal - akalan dan perasaan gitu

    BalasHapus
  35. dikit2 dalil , dalil koq dikit2 :),,gamapang koq, yang suka tarhim dan tau makna serta monggo dilanjutkan, orang anda adzan subuh dengan atau tanpa tarhim aja mungkin datang ke masjid apa ndak, malah skrng mem-bid'ahkannya hehe..tarhim itu bisa memacu semangat jam'aah kang, :) coba dech..

    BalasHapus
  36. Ya sudah anggap saja tarkhim itu bagian dari cara utk membangunkan orang dari tidur. Daripada bengak bengok gak jelas di speaker, kalo pake tarkhim pasti bangun. That's all.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk Lila Ratnaningrum
      Ikutilah tata cara Rasul dengan melakukan adzan pertama

      Hapus
  37. Betul dari pada tarhim yang tidak jelas dalilnya...mending sebelum subuh putar OPLOSAN..pasti meriah dan gak akan ada yang memperdebatkan dalil..okey
    Saya juga mantan ustadz..

    BalasHapus
  38. jngn merasa diri lebih pintar...itu tandanya sombong , dan itu lebih buruk dari pada Bid'ah yang anda sebutkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk Lila Ratnaningrum
      Aneh orang menjelaskan kebenaran kok dibilangin sombong, apakah tidak boleh?

      Hapus
    2. betul sekali kebenaran versi pak mantan..!!!

      Hapus
  39. sekarang sholawatan udah jadi bid'ah ya,, mantan kiyai NU..?

    BalasHapus
  40. perjelas dlu mnurut pak mantan sejauh mn ruang gerak bid'ah dlm mnyentuh urusan ibadah, biar gk nggamblyar diskusinya, ap sebatas ibadah mahdloh ato gmn mnurut pk mantan....?

    BalasHapus
  41. Untuk agung sutrisno
    Ada dalilnya tentang perkataanmu itu ?

    BalasHapus
  42. waduh reeek ruamene diskusine... saya pernah dengar perkataan orang katanya mantan bajingan itu lebih baik dai pada mantan kiyai , tapi itu kata orang loh. ... kelihatanya pak mantan kita ini penganut fahan islam radio... apa apa kudu sakleg opo anane... he he he..sing penting ADA TUNTUNANYA ... ayo apa lagi... ada pertanyaan dari brosur ?

    BalasHapus
  43. Kalo kita betengkar, nanti anak cucu kita dimurtadkan orang... daripada haleluya yg dinyanyikan dan dihayatinya.... ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, lebih baik ikut tuntunan yaitu tanpa tarhim

      Hapus
  44. hahaha.... kalian semua terjebak dalam lingkaran blog penulis yang nyata2 buat nyari duit, makin kalian larut dalam perdebatan, makin meningkat rating blognya... salam

    BalasHapus
  45. Balasan
    1. Tidak boleh su`u dhon, tapi harus husnud dhon kepada orang yang menasehatimu yang ingin kebaikanmu

      Hapus
  46. semua lingkaran pemikiran ideologi aliran masing-masing adalah kebenaran nisbi. islam sebagai ajaran dan pemikiran tidak lepas dari kepentingan politik aliran-aliran tertentu untuk mendapatkan legitimasi kebenaran kelompok, baik kelompok islam mayoritas maupun kelompok islam minoritas. contoh berdebatan tentang tarhim diatas adalah bentuk hasil kreatifitas pemikiran oleh sebagian umat islam yang memiliki kemampuan seni tartil, maka kebenaran dibidang seni tartil tarhim tidak ada masalah senyampang tidak bertentangan dengan ibadah mahdah, maka kebenaran seni tartil tarhim khusus bagi paradigma aliran Sunni. inilah kebenaran kelompok islam Sunni. anda harus paham itu sauraku semuanya. termakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. IKutilah tuntunan sj tanpa tarhim.
      "مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ" رَوَاهُ الْبُخَارِي وَمُسْلِمٌ،
      Barang siapa yang bikin perkara baru dalam urusan kami ini yang tidak termasuk di dalamnya maka tertolak . HR Bukhari dan Muslim .

      Hapus
  47. subhanallah... hanya orang2 yg di beri hidayah yang mengikuti alquran dan hadist rosul.semoga yg tidak di ajarkan rosul yg hanya karangan manusia jangan di ikuti.

    BalasHapus
  48. Bijaknya imam syafi'i dlm pndpatnya sbnrnya bkn mmbuat perbedaan hujjah justru smw beliau merujuk ksna hadist shahih.

    Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa menguraikan Al Qur’an dengan akal pikirannya sendiri dan merasa benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan”. (HR. Ahmad)
    Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “di dalam agama itu tidak ada pemahaman berdasarkan akal pikiran, sesungguhnya agama itu dari Tuhan, perintah-Nya dan larangan-Nya.” (Hadits riwayat Ath-Thabarani)

    tp cara kita menafsirkan yg kurang tepat. sdkit kita bahas kullu bid'ah mnurut ilmu balghoh : dn BUKAN, ilmu logis penafsiran org awam
    # bid'ah menurut Ilmu nahwu
    Kalimat bid'ah (بدعة) di sini adalah bentuk ISIM (kata benda) bukan FI'IL
    (kata kerja).

    Dalam ilmu nahwu menurut kategorinya Isim terbagi 2 yakni Isim Ma'rifat (tertentu) dan Isim Nakirah (umum).

    Nah.. kata BID'AH ini bukanlah

    1. Isim dhomir
    2. Isim alam
    3. Isim isyaroh
    4. Isim maushul
    5. Ber alif lam

    yang merupakan bagian dari Isim Ma'rifat.

    Jadi kalimat bid'ah di sini adalah Isim Nakiroh dan KULLU di sana berarti tidak ber-idhofah (bersandar) kepada salah satu dari yang 5 di atas. Seandainya KULLU ber-idhofah kepada salah satu yang 5 di atas, maka ia akan menjadi ma'rifat. Tapi pada 'KULLU BID'AH', ia ber-idhofah kepada nakiroh. Sehingga dhalalah-nya adalah bersifat ‘am (umum). Sedangkan setiap hal yang bersifat umum pastilah menerima pengecualian.

    Ulama yang sholeh, bersanad ilmu tersambung kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam seperti Imam Nawawi ra yang bermazhab Syafi'i mengatakan

    قَوْلُهُ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ هَذَاعَامٌّ مَخْصٍُوْصٌ وَالْمُرَادُ غَالِبُ الْبِدَعِ .

    “Sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam, “Kullu Bid’ah dlalalah” ini adalah ‘Amm Makhshush, kata-kata umum yang dibatasi jangkauannya. Jadi yang dimaksud adalah sebagian besar bid’ah itu sesat, bukan seluruhnya.” (Syarh Shahih Muslim, 6/154).

    Hadits “Kullu Bid’ah dlalalah” berdasarkan ilmu atau menurut tata bahasanya ialah ‘Amm Makhshush, artinya “makna bid’ah lebih luas dari makna sesat” sehingga “setiap sesat adalah bid’ah akan tetapi tidak setiap bid’ah adalah sesat”.

    Sebagian ulama berpendapat bahwa pengecualian itu pada perkara baru "urusan dunia" atau bid’ah duniawiyyah.

    Sangat keliru jika berpendapat bahwa bid'ah yang diperbolehkan atau bid'ah yang tidak masuk neraka adalah bid'ah urusan dunia (bid’ah duniawiyyah) karena bid'ah urusan dunia (bid’ah duniawiyyah) ada yang hasanah (baik) dan ada pula yang sayyiah (buruk).

    Tidak boleh kita mengeneralisir bahwa setiap bid'ah urusan dunia (bid’ah duniawiyyah) adalah boleh atau baik sebagaimana kaum sekulerisme menyalahgunakan hadits, ”wa antum a’lamu bi amri dunyakum, “dan kamu sekalian lebih mengetahui urusan-urusan duniamu”. (HR. Muslim 4358). Hal ini telah diuraikan dalam tulisan Ustadz Zhon Jonggol di http://mutiarazuhud.wordpress.com

    Bidah (perkara baru) "urusan dunia" atau bid'ah duniawiyyah harus pula ditetapkan kedalam hukum taklifi yang lima (haram, makruh, wajib, sunnah, dan mubah). Jika setiap akan melakukan perbuatan dan merujuk kepada hukum taklifi yang lima maka termasuk perbuatan merujuk dengan Al Qur’an dan Hadits.

    BalasHapus
  49. Perbuatan merujuk dengan Al Qur’an dan Hadits seperti itulah termasuk ke dalam dzikrullah (mengingat Allah) atau memandang Allah ta'ala sebelum melakukan perbuatan, sebagaimana Ulil Albab, kaum muslim yang menggunakan lubb atau akal qalbu atau muslim yang menundukkan akal pikirannya kepada akal qalbu sebagaimana yang telah diuraikan dalam tulisan dalam Artikel Tundukkan akal pikiran

    contoh atau suri tauladan atau perkara baru di luar perkara syariat , baik atau buruk, ke dalam sunnah hasanah atau sunnah sayyiah

    Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Jarir bin ‘Abdul Hamid dari Al A’masy dari Musa bin ‘Abdullah bin Yazid dan Abu Adh Dhuha dari ‘Abdurrahman bin Hilal Al ‘Absi dari Jarir bin ‘Abdullah dia berkata; Pada suatu ketika, beberapa orang Arab badui datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan mengenakan pakaian dari bulu domba (wol). Lalu Rasulullah memperhatikan kondisi mereka yang menyedihkan. Selain itu, mereka pun sangat membutuhkan pertolongan. Akhirnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan para sahabat untuk memberikan sedekahnya kepada mereka. Tetapi sayangnya, para sahabat sangat lamban untuk melaksanakan anjuran Rasulullah itu, hingga kekecewaan terlihat pada wajah beliau. Jarir berkata; ‘Tak lama kemudian seorang sahabat dari kaum Anshar datang memberikan bantuan sesuatu yang dibungkus dengan daun dan kemudian diikuti oleh beberapa orang sahabat lainnya. Setelah itu, datanglah beberapa orang sahabat yang turut serta menyumbangkan sedekahnya (untuk diserahkan kepada orang-orang Arab badui tersebut) hingga tampaklah keceriaan pada wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.’ Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Siapa yang melakukan satu sunnah hasanah dalam Islam, maka ia mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang mengamalkan sunnah tersebut setelahnya tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan siapa yang melakukan satu sunnah sayyiah dalam Islam, maka ia mendapatkan dosanya dan dosa orang-orang yang mengamalkan sunnah tersebut setelahnya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun.” (HR Muslim 4830)

    Hadits di atas diriwayatkan juga dalam Sunan An-Nasa‘i no.2554, Sunan At-Tirmidzi no. 2675, Sunan Ibnu Majah no. 203, Musnad Ahmad 5/357, 358, 359, 360, 361, 362 dan juga diriwayatkan oleh yang lainnya.

    Arti kata sunnah dalam sunnah hasanah atau sunnah sayyiah bukanlah sunnah Rasulullah atau hadits atau sunnah (mandub) karena tentu tidak ada sunnah Rasulullah yang sayyiah, tidak ada hadits yang sayyiah dan tidak ada perkara sunnah (mandub) yang sayyiah

    Jadi arti kata sunnah dalam sunnah hasanah atau sunnah sayyiah adalah contoh atau suri tauladan atau perkara baru, sesuatu yang tidak dilakukan oleh orang lain sebelumnya

    BalasHapus
  50. Kesimpulannya,

    Sunnah hasanah adalah contoh atau suri tauladan atau perkara baru di luar perkara syariat yang tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits , termasuk ke dalam bid’ah hasanah
    Sunnah sayyiah adalah contoh atau suri tauladan atau perkara baru di luar perkara syariat yang bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits , termasuk ke dalam bid’ah dholalah
    Imam Mazhab yang empat yang bertalaqqi (mengaji) dengan Salaf Sholeh, contohnya Imam Syafi’i ~rahimahullah menyampaikan

    Artinya ; Imam Syafi’i ra berkata –Segala hal yang baru (tidak terdapat di masa Rasulullah) dan bertentangan dengan Al-Qur’an, Al-Hadits, Ijma’ (sepakat Ulama) dan Atsar (Pernyataan sahabat) adalah bid’ah yang sesat (bid’ah dholalah). Dan segala kebaikan yang baru (tidak terdapat di masa Rasulullah) dan tidak bertentangan dengan pedoman tersebut maka ia adalah bid’ah yang terpuji (bid’ah mahmudah atau bid’ah hasanah), bernilai pahala. (Hasyiah Ianathuth-Thalibin –Juz 1 hal. 313).


    Nb: Stlh membaca ini, smga kita bsa mdptkn pencerahan bahwa adanya Bid'ah yg terbagi.dn juga menafsirkan sesuat harus hati2 tentu dgn ilmu dn tata cara Tafsir yg baik dn benar. Karena hl itu sangat mmpengaruhi arti dn ma'na,..

    ane yg msh belajar dn pengetahuan ane lbh sedikit dr saudara2 disini, yg udh lama belajar
    mhon maaf klo dlm discuss ini bahasa ane ada yg kurang enak dhati.
    Sempurna hanya milik Allah, dn khilafan adlh milik hambanya yg dhoif,..
    Wallahu a'lam bshowwab,...

    BalasHapus
    Balasan
    1. contohkan bid`ah sayyiahnya wahai Cyber raudahZ.
      Untuk lebih detilnya lihat disini.
      http://mantankyainu.blogspot.com/2013/02/tiada-bidah-hasanah.html

      Hapus
    2. #Mantan Kiyai NU; blh tau sanad antum ngaji dr mana,????,..
      krn ngaji dgn sanad itu adalah mata rantai otentik pemahaman kita tentang agama secara langsung dr para ulama, sahabat sampai ke Rasulullah,..

      banyak sekali disekeliling kita yg beranggap udh ckup baik memahami konsep ibadah dgn modal terjemah saja dn hasil banyak sekali perbedaan paham bahkan ilmu yg kita yakini itu tlh benar tlh terputus krn tdk ada sanad yg kita dptkan dr pemahaman ilmu tsbut.

      “Barangsiapa membuat buat hal baru yang baik dalam Islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya dan tak berkurang sedikit pun dari pahalanya, dan barang siapa membuat buat hal baru yang buruk dalam Islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yang mengikutinya dan tak dikurangkan sedikitpun dari dosanya”(Shahih Muslim Bab Zakat dan Bab Al ‘Ilm).

      Demikian pula diriwayatkan pada Shahih Ibn Khuzaimah, Sunan Baihaqi Alkubra,Sunan Addarimiy, Shahih Ibn Hibban dan banyak lagi).

      Hadits ini menjelaskan makna Bid’ah Hasanah dan Bid’ah Dhalalah

      •bukankah beliau Nabi saw menganjurkan melakukan bid’ah hasanah? Maksudnya bila kalian mempunyai suatu pendapat atau gagasan baru yang membuat kebaikan atas Islam bahkan kemajuan untuk umat manusia, maka lakukanlan dan poin poin pahala akan terus mengalir.

      Alangkah indahnya bimbingan Nabi saw yang tidak mencekik ummat, beliau saw tahu bahwa ummatnya bukan hidup untuk 10 atau 100 tahun, tapi ribuan tahun akan berlanjut dan akan muncul kemajuan zaman, modernisasi, kematian ulama, merajalela kemaksiatan, maka tentunya pastilah diperlukan hal – hal yang baru demi menjaga muslimin lebih terjaga dalam kemuliaan.

      Demikianlah bentuk kesempurnaan agama ini, yang tetap akan bisa dipakai di segala tempat di semua masa hingga ahir zaman .Dan inilah makna ayat : “hari ini KU-sempurnakan untuk kalian agama kalian, KU-sempurnakan pula kenikmatan bagi kalian, dan KU-ridhai Islam sebagai agama kalian”. (QS. Al-Maidah : 3).Maksudnya semua ajaran telah sempurna, tak perlu lagi ada pendapat lain demi memperbaiki agama ini, semua hal yang baru selama itu baik sudah masuk dalam kategori syariah dan sudah direstui oleh Allah dan Rasul-Nya,alangkah indahnya islam alangkah sempurnanya Islam..

      seperti ilmu yang mereka milik bukan sebatas mengetahui apakah suatu hadits itu shahih atau tidak. Tetapi lebih jauh dari itu, mereka juga menyusun kaidah dan ketentuan, kapan suatu hadits bisa diterapkan untuk satu kasus dan kapan tidak bisa diterapkan. Dan tolok ukurnya bukan semata keshahihan, tetapi ada pertimbangan lainnya,..

      ✅ Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,“Barangsiapa menguraikan al-Qur’an dengan akal pikirannya sendiri dan merasa benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan”. (HR. Ahmad)

      ✅ Syaikh Nashir al-Asad menjawab pertanyaan ini: “Orang yang hanya mengambil ilmu melalui kitab saja tanpa memperlihatkannya kepada ulama dan tanpa berjumpa dalam majelis-majelis ulama, maka ia telah mengarah pada distorsi. Para ulama tidak menganggapnya sebagai ilmu, mereka menyebutnya shahafi atau otodidak, bukan orang alim. Para ulama menilai orang semacam ini sebagai orang yang dlaif (lemah). Ia disebut shahafi yang diambil dari kalimat tashhif, yang artinya adalah seseorang mempelajari ilmu dari kitab tetapi ia tidak mendengar langsung dari para ulama, maka ia melenceng dari kebenaran. Dengan demikian, sanad dalam riwayat menurut pandangan kami adalah untuk menghindari kesalahan semacam ini” (Mashadir asy-Syi’ri al-Jahili 10)

      Hapus
    3. bacalah disini :
      http://mantankyainu.blogspot.co.id/2015/04/guru-saya-banyak-saya-ikuti.html

      Hapus
    4. Assalamu'alaikum..
      Cyber rauzah, semoga ilmu antum berkah bagi sesama muslim, teruslah belajar
      Dan saya stuju dengan pendapat anda
      Dn utk yg lain, g usah mau d sruh bca blog blog lihat disni, bc dsni, lngsg saja mngkaji k tempatnya dn orangny yg benar yakni majelis ilmu dan ulama
      Itu guru yg lebih baik,
      Mari kita brjln brsama djln yg drdhai Allah
      Semoga shalawT dan salam selalu tercurahkan kpda junjungan nabi kita baginda Rasul Muhammad Sallallau'alIhi wassallam

      Hapus
  51. Sholawat tahrim.. Masih berkumandang sampai sekarang...
    Izin copas sholawatnya Gan.. Makasih.

    BalasHapus
  52. Izin copas sholawat tarhimnya, Gan.
    Ane suka, biar pagi2 pada bangun buat sholat shubuh. Alhamdulillah.
    Thanks udah share ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. tdk usah di bc , ikutilah sunnah yg asli tanpa tarhim, jangan ikut budaya tanpa dalil

      Hapus
  53. benar ini adalah bid'ah.belasan tahun saya tinggal di arab saudi ga ada syair macam itu

    BalasHapus
  54. Yang pasti ganggu orang tidur klo pake pengeras luar.. Klo pake pengeras dalam silahkan dilakukan...

    BalasHapus
  55. Alhamdulillah.... saya lagi belajar mengumandangkan sholawat tarhim.... setuju atau tidak setuju diluar sana biarlah, yg penting kesepakatan kita di desa ini belajar apa yg baik dipelajari dan lakukan apa yg baik dilakukan. Indahkan dan semarakkan masjid sebagai sentral desa dengan sholawat terlebih menjelang dan setelah adzan... sebagai bentuk kita mengingat utk selalu bersholawat dan melaksanakan kewajiban sholat lima waktu... indahkan dengan lantunan krn menjadi daya tarik yg mendengar dan di datangi yg merindukan untuk menjalani rukunNya. Apapun yg beredar diluar apa itu bid'ah atau apapun kalimatnya dan dalilnya, kita anggap hanyalah sebagai bujukan yg ga perlu kita indahkan... ttapi indahkanlah yg kita cintai dan di CintaiNya... Nabiyullah Muhammad SAW. So, mau balas apapun silahkan.. kita tetap akan maju sebagai DESA BERSHOLAWAT

    BalasHapus
  56. Mungkin lebih baik suara sirine
    Daripada sholawatan ya mantan

    BalasHapus
  57. Sudah 4 tahun pembahasan tarhim ini tidak selesai. Allah menciptakan perbedaan pendapat agar kita selalu belajar. Yang penting jangan musuhan dan hindarilah perdebatan yang menjadikan permusuhan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mantap bozz ,, jangan lah kita sebagai sesama muslim saling berrtengkar dan ricuh hanya karena suatu perbedaan pendapat

      Hapus
  58. Kalau menurut saya ya saudara saudara, kita coba berpegang pada hadits yang berkata bahwa "segala perbuatan itu tergantung pada niatnya"

    Jadi, bila memang niat kita membangunkan orang orang agar bisa menunaikan shalat subuh berjamaah, tidak salah bukan? Terserah bagaimana cara kita membangunkannya, seperti dengan kata "bangun, bangun..." atau kata lain. Asalkan tidak bertentangan dengan Al Quran dan Sunnah Rasul, dan tidak bertentangan dengan penduduk di sekitar. Jadi entah kita mau membangunkan dengan bahasa indonesia, inggris, arab, atau yg lain itu terserah. Yang penting niatnya.

    Mengumandangkan Shalawat untuk Rasul itu hukumnya sunnah bukan? Ditambah dengan niat membangunkan, insyaallah akan jadi amal baik.
    Sedangkan berselisih tentang sesuatu itu berdosa. Rugi saudara saudara

    Silahkan apabila ada koreksi. Syukran. Wassalamualaikum

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bid`ah ttp bid`ah yg tertolak sekalipun diniati baik.

      Hapus
  59. Zaman Nabi Tidak ada Zakat Profesi, apakah zakat Profesi ini adalah BID'AH??


    Alangkah tidak adilnya bila petani yang pendapatannya hanya 1 jutaan / per Bulan harus Zakat 5-10%, sedangkan Pegawai yang gajinya sampai Ratusan Juta tidak Perlu ZAKAT.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ikutilah dalil jgn bikin ajaran sendiri, taatlah pd Allah dan RasulNya

      Hapus
  60. Bid'ah yang nyata sesatnya, misal: Bersyukur atas rezeki pertanian dengan ritual Melarung laut, memandikan kereta kencana kemudian air bekasnya dibacakan shalawat terus dipakai mandi biar ketemu jodoh, ziarah kubur keramat terus menaruh kain kuning di makam tersebut, menyentuhkan jari kelingking kaki kepada kari kelingking jamaah di sebelahnya seraya menggerak-gerakkanya seperti menggelitiki sehingga mengganggu, bercelana katok di bawah lutut bukan bercelana di atas mata kaki, melakukan banyak gerakkan sewaktu shalat, dll

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan