Minggu, Januari 08, 2012

Bapak pluralisme contoh terburuk


Ali Makhrus
Mahasiswa STIT-Urwatul Wutsqo Jombang/Aktivis PMII Jombang
makhrus.elmedioeniy1@gmail.com
KH Abdurrahman Wahid atau lebih diakrabi sebagai Gus Dur diakui sosoknya sebagai bapak bangsa dan juga bapak kemanusiaan yang tidak perlu diragukan lagi dedikasinya untuk mewujudkan perdamaian yang bisa dirasakan oleh semua lapisan, ras, suku, agama baik pejabat ataupun non pejabat di bumi Indonesia Raya. Tak pelak, apapun yang berbau-bau Gus Dur, senantiasa akan ditemukan warna-warni indahya perbedaan yang nampak bagikan indahnya pelangi. Karena sosok mantan presiden Indonesia tersebut sangat menekankan, betapa indahnya perbedaan. Tidak hanya itu, Gus Dur juga menekankan bahwa, segala sesuatu itu tidak ada yang benar-benar salah atupun buruk, melainkan pasti memiliki sisi yang bermanfaat, yang mungkin tidak dimilki oleh orang lain.
Guru bangsa ini telah pergi, banyak hal yang patut dan layak dicontoh generasi setelahnya, pengakuan tulus tersebut dituturkan pendeta Albertus sewaktu mengisi acara yang diadakan dalam rangka memeringati haul Gus Dur yang kedua di SD PETRA Jl Buya Hamza Jombang, 12 Desember 2011 silam. Masih dari pengakuan pendeta Albertus, bahwa Gus Dur is my father ideology. Cinta kasih Tuhan yang ditebarkan Gus Dur, begitu benar-benar bisa dirasakan oleh semua lapisan, lanjutnya.
Tidak mengherankan bila haul kali ini bukan sekadar mengenang keberhasilan Gus Dur sebagai sang panutan, atau sekadar mengumbar pujpuji. Halu pun sengaja dikemas unik dan mengesankan dengan citarasa Nusantara lewat penampilan sejumlah tarian dari berbagai daerah di Indonesia, seperti tari Jasiman, Remo, tari topeng, hingga paduan Suara Lintas Agama (Prasasti) dan paduan suara Indonesia Timur.
Begitu unik dan syarat nilai dalam acara yang diselenggarakan, nilai-nilai multikulturalisme yang kuat sebagai sebagai pemupuk persatuan, begitu juga rasa saling menghargai antara satu dengan yang lain tanpa pandang latar belakang, semangat pluralisme yang coba dihembuskan Gus Dur, serasa tumbuh dan menyegarkan kembali.
Dengan derajat kewalian Gus Dur yang sudah diakui semua golongan, sampai-sampai muncul pernyataan, bahwa bagi Gus Dur tidak ada seorang pun yang jadi lawan sebenarnya, karena lawan yang sebenarnyta adalah sistem ketidakharmonisan, ketidakteraturan, dan ketidakadilan. Atau dalam versi lain, bahwasanya lawan yang sebenarnya bagi Gus Dur yang sebenar-benarnya lawan adalah dirinya sendiri.
Judul asli :

Musuh Sejati Gus Dur Itu adalah….


Komentarku ( Mahrus ali ):
  Haul Gus dur adalah haul terjelek bukan terbaik sepengetahuan saya, bukan yang tidak saya lihat atau dengar. Sebab dalam haul Gusdur selalu di iringi dengan kedurhakaan yang nyata bukan ketaatan yang samar, menyenangkan setan, membencikan Allah, nentang ajaran al quran bukan taat kepadanya. Tapi patuh sekali dengan ajaran kekufuran bukan keislaman.  
       Bapak pluralisme  bagi non muslim , nasionalis, ahli bid`ah,munafikin , mufsidin ( orang – orang yang ngefan dengan dosa dan noda alias berbuat kerusakan ), sekuler,atheis dll memang baik. Bapak pluralisme itu buruk bagi orang  yang anti kebid`ahan dan konsis pada ajaran al quran dan hadis. Bapak pluralisme di kumandangkan oleh banyak media massa kufur bukan Islami. Ia kemunafikan dan kekufuran. Ia bertentangan dengan ayat:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا
Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong. Furqan 31
Baca lagi disini:
22 Des 2011
27 Jul 2011
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan