Minggu, Juli 31, 2011

DOA TAROWEH DAN WITIR ADALAH DOA ORANG REWEL DAN BANYAK OMONG


DOA TAROWEH DAN WITIR ADALAH DOA
ORANG REWEL DAN BANYAK OMONG
(Bacalah buku karyaku : Amaliah sesat di bulan Ramadhan (



  


 
Itulah doa taraweh dan witir yang di keluarkan oleh Yayasan Pendidikan Islam NU Taswirul afkar Surabaya Jl Pegirian. Surabaya.

Komentarku ( Mahrus ali )  : Doa tersebut telah kami cari kapan di mulai, dan siapa yang mengarangnya, lalu di mana domisili pengarangnya, dari sekolah, universitas atau pesanteren si pengarang doa tersebut. Tapi sampai ngantuk dan keteng jemari kami karena membolak-balik kitab-kitab yang ada di perpustakaan kami, kami belum menjumpainya  di kitab-kitab hadits, syarah hadits atau kitab fatawa baik dari Kaero, Medinah atau Mekkah atau negara Saudi. Saya yakin doa tersebut mulai Nabi r  sampai muslim arab sekarang yang berdomisili di semenanjung arabia tidak membacanya dan tidak pernah mendengarnya. Jadi doa tersebut produksi lokal. Artinya ada orang yang pandai bahasa arab lalu menyusun doa itu dan di sebarkan di kalangan warga NU. Saya lihat kalangan Muhammadiyah, al-Irsyad, Persis, LDII tidak menggunakan doa tersebut untuk selesai taroweh.

Dan memang jarang orang yang hapal doa seperti itu. Bila ada yang hapal maka sungguh orang itu bersemangat untuk menghapalnya agar tampak pandai. Ada beberapa kesalahan tulisannya, diantaranya adalah sebagai berikut :
حَافِضِيْنَ  mestinya  حاَفِظِيْنَ
شَيِّدِِناَ   mestinya  سَيِّدِناَ
ذَاخِلِيْنَ    Mestinya  دَاخِلِيْنَ
أَكِلِيْنَ  Mestinya   آكِلِيْنَ
وَقِرَائَناَ  Mestinya  وَقِرَائَتَناَ
Kesalahan tersebut mungkin dari penulisnya yang ilmunya segitu atau salah tulis dan belum di koreksi ulang. Atau sudah dikoreksi ulang tapi hal itu tidak dimengerti dan perlu saya benarkan agar kesalahan itu tidak membuat malu kepadanya apabila dia mau merevisi dalam cetakan berikutnya. Namun kami sarankan lebih baik tidak usah di cetak ulang sebab doa tersebut tidak pernah di baca oleh para nabi dan sahabat dan lebih baik ikut mereka saja dalam melakukan taroweh tanpa doa seperti tersebut diatas.
Dalam shalat sendiri penuh dengan doa minta pengampunan kepada Allah I, mengagungkan kepada-Nya sewaktu sujud atau rukuk dan itu sudah bagus dan menyenangkan  kepada-Nya. Banyak doa  yang tidak ada tuntunannya itu bagi saya  tidak menyenangkan. Sebab saya senang, mantap dan lebih srek membaca doa yang ada tuntunannya. Selain itu, saya tidak membaca dan mengamalkannya.
Saya berpegangan kepada ayat :
( Ÿxsù Ç`ù=t«ó¡n@ $tB }§øŠs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ íNù=Ïæ ( þÎoTÎ) y7ÝàÏãr& br& tbqä3s? z`ÏB tûüÎ=Îg»yfø9$# ÇÍÏÈ
Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat) nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.”[1]

Abdur Rauf al-Munawi berkata :
اَْلأَوْلَى أَنْ لاَ يُجَاوِزَ اْلِإنْسَانُ فِي طَلَبِهِ الْمَأْثُوْرِ
Yang paling utama hendaklah menusia tidak mohon kepada Allah melebihi apa yang terdapat dalam hadits.[2]
Abdullah bin Ahmad bin Qudamah  al-Maqdasi berkata :
  فَصْلٌ فَأَمَّا الدُّعَاءُ بِمَا يَتَقَرَّبُ بِهِ إِلَى الله U مِمَّا لَيْسَ بِمَأْثُوْرٍ  وَلاَ يُقْصَدُ بِهِ مَلاَذُ الدُّنْيَا فَظَاهِرُ كَلاَمِ الْخَرْقِي وَجَمَاعَةٍ مِنْ أَصْحَابِنَا أَنَّهُ لاَ يَجُوْزُ
Fasal : Adapun berdoa untuk mendekat kepada Allah U dengan kalimat diluar hadits dan tidak di dimaksudkan untuk mendapat kenikmatan dunia, maka menurut perkataan al-Khorqi dan segolongan dari teman kami  tidak diperkenankan.[3]

Doa seperti itu terkesan orang rewel banyak omong, minta makan makanan surga, minta di beri pakaian sutra, kawin dengan bidadari, bisa duduk di kursi dan dipan-dipan di sana, bisa minum susu, madu di surga. Pada hal bila dia minta surga dan di selamatkan dari api neraka sudah bérés dan terpenuhi semua permintaan itu. Bila sudah di masukkan ke surga, maka seluruh kenikmatan di dalamnya akan di dapat.  Jadi doa seperti itu seperti ada orang minta-minta kepada anda dengan omongan yang banyak, anda menunggu omongannya saja memakan waktu 10 menit, sudah tentu anda yang super sibuk itu malas mendengarkannya. Bila anda minta kepada presiden dengan banyak omong yang sekiranya anda panjang lebarkan, sudah tentu, anda terkesan tidak bijak, anda tidak menghargai waktu presiden itu. Hal itu tidak membuat anda diberi banyak. Boleh jadi akan diberi sedikit karena menyakitkan hatinya.
Doa itu bila di ganti dengan doa Rasulullah r di bawah ini akan lebih menyenangkan  kepada Allah I :
اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي خَيْرًا *
 Ya Allah ! Sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan apa yg pernah di minta oleh hamba-Mu dan Nabi-Mu. Aku mohon perlindungan dengan-Mu dari kejelekan yang hamba dan Nabi-Mu pernah minta perlindungan dari padanya. Ya Allah ! Sesungguhnya aku  mohon surga kepada-Mu dan perkataan atau amal perbuatan yang mendekatkan kepadanya dan aku berlindung dengan-Mu dari api Neraka dan perkataan atau amal perbuatan yang mendekatkan kepadanya. dan aku mohon kepada-Mu  agar menjadikan kebaikan setiap qadla`ku.[4]
Ada hadits sebagai berikut :
عَنْ ابْنٍ لِسَعْدٍ أَنَّهُ قَالَ سَمِعَنِي أَبِي وَأَنَا أَقُولُ اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَنَعِيمَهَا وَبَهْجَتَهَا وَكَذَا وَكَذَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ النَّارِ وَسَلاَسِلِهَا وَأَغْلاَلِهَا وَكَذَا وَكَذَا فَقَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ r يَقُولُ سَيَكُونُ قَوْمٌ يَعْتَدُونَ فِي الدُّعَاءِ فَإِيَّاكَ أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ إِنَّكَ إِنْ أُعْطِيتَ الْجَنَّةَ أُعْطِيتَهَا وَمَا فِيهَا مِنْ الْخَيْرِ وَإِنْ أُعِذْتَ مِنْ النَّارِ أُعِذْتَ مِنْهَا وَمَا فِيهَا مِنْ الشَّرِّ
Dari Ibnu Sa`ad berkata :  Ayahku mendengar ketika aku berdoa :
اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَنَعِيمَهَا وَبَهْجَتَهَا وَكَذَا وَكَذَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ النَّارِ وَسَلاَسِلِهَا وَأَغْلاَلِهَا وَكَذَا وَكَذَا
Ya Allah ! Sesungguhnya aku mohon surga, keni`matannya dan kemewahannya dan ini…………….Dan ini…………Dan aku berlindung kepada-Mu dari api neraka, rantai-rantai dan belenggunya dan ini……………….. dan ini ……………….

Lantas ayahku bilang : Wahai anakku, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah r bersabda : Akan ada suatu kaum yang melewati batas dalam berdoa, berhati-hatilah, jangan sampai kamu tergolong mereka. Sesungguhnya kamu bila di kasih surga, kamu akan di kasih segala kebaikan di dalamnya dan bila kamu di selamatkan dari api neraka, maka akan di selamatkan dari segala kejelekan atau azab di dalamnya.[5]   Hasan sahih , kata  al albani . bab 1480
Menurut riwayat Ahmad ada tambahan sebagai berikut :
قَالَ رَسُولُ اللهr :
إِنهُ سَيَكُونُ قَوْم يَعْتَدُونَ فِي الدعَاءِ ، وَقَرَأَ (ادعُوأ رَبّكُم تضَرُّعا وَخُفْيَة إنَّه لاُ يُحِبُّ المعتدين ).

Rasulullah r  bersabda : Sesungguhnya akan ada suatu kaum yang melewati batas dalam berdoa, lalu membaca ayat :
ادعُوأ رَبّكُم تضَرُّعا وَخُفْيَة إنَّه لاُ يُحِبُّ المعتدين 
Berdo`alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.[6]

Komentar penulis : tambahan bacaan ayat  tersebut dinyatakan oleh Syu`bah sendiri masih meragukan, namun jika dilihat dari sudut artinya memang masih cocok dan benar.

Periksalah hadits-hadits yang kalian sampaikan dalam ceramah-ceramah kalian. Jika tidak tahu, maka belajarlah, dan tanya kepada orang-orang yang berilmu. Janganlah perasaan malu dan sombong membuat dirimu malu bertanya dan belajar sehingga engkau sendiri yang menggelincirkan dirimu dalam neraka, wal’iyadzu billah !!




[1] Surat Hud 46
[2] Faidhul qadir 437/2
[3] al-Mughni 321/1. 
[4] HR. Ibnu Majah/3846/doa. Ahmad/Baqi musnad Ahmad/24498, 24613. dalam kitab Zawaid di jelaskan seluruh perawinya terpercaya. Sedang[4] al-Mughni 321/1. 
[4] HR. Ibnu Majah/ 3846/doa. Ahmad/Baqi musnad, Ahmad/24498, 24613. dalam kitab Zawaid di jelaskan seluruh perawinya terpercaya. Sedang hadits tersebut dari Ummu kultsum dari Aisyah. Ummu kultsum anak Abu bakar Asshiddiq yang lahir setelah Abu bakar meninggal dunia. Demikian tahkik Muhammad Fu`ad Abdul Baqi .
[5] HR. Abu Dawud 1480, al-Musnadul Jami` 196/13, Ahmad 1483.

[6] Surat al-A`raf : 55.


Artikel Terkait

2 komentar:

  1. Tadz, mau tanya nih :
    1. Gimana hukumnya (berdosa nggak) orang yang jarang shalat jama'ah di masjid, dg alasan : di masjid sekitarnya banyak praktek peribadatan yang gak karuan seperti Nyanyi2 sebelum shalat, imam shalatnya juga melakukan hal2 yang gak bertuntunan dari sunnah?.
    2. Apa bener membaca Salam (Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh} sebelum ceramah atau pidato itu gak ada tuntunan dari Nabi Suci Muhammad saw?.
    nakasih ya tadz......

    BalasHapus
  2. Kalau saya memang tidak pernah melakukan salat di masjid ahli bid`ah , tapi di masjid saya sendiri yang sujudnya ke tanah langsung , lihatlah polemik ke 1- 35 tentang salat tanpa alas tapi langsung ke tanah di blog ini.
    Benar, Assalamu alaikum pada permulaan pidato itu tiada tuntunannya . Mungkin ada dari tuntunan Iblis kali.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan