Minggu, Juli 10, 2011

Da`wah Rasulullah  ke Thaif dusta belaka




Pengarang Berzanji berkata :



Rasulullah   mengajak suku Tsaqif di Thaif , tapi mereka tidak mengabulkan dakwahnya  dengan baik , bahkan memperdaya kaum bodoh , budak – budak lalu mereka mencaci maki kepadanya dengan lidah kotor dan menyakitkan . Mereka melempari beliau dengan batu , hingga kedua sandalnya penuh dengan darah . Rasulullah   kembali ke kota Mekkah dengan sedih , lalu malaikat yang bertugas mengendalikan gunung minta kepadanya  untuk membinasakan penduduk Thaif yang fanatik itu . Rasulullah   bersabda :  Sesungguhnya aku berharap agar Allah mengeluarkan dari tulang sulbi mereka  orang yang  akan menguasai agama
Komentarku ( Mahrus ali ) ::
Tentang kepergian Rasulullah   ke tanah Thaif masih ada ganjalan dalam hati saya , dan saya tidak pernah melihat  hadis sahih tentang hal itu . Kisah itu di ajarkan di kalangan murid – murid madrasahku  , juga di kalangan santri dalam pesantrenku . Inilah kekeliruan yang sulit di bendung dan akan tetap berkembang . Sama dengan menyebarkan kedustaan kepada  murid atau  santri yang ingin kejujuran dan sudah menaruh kepercayaan kepadagurunya . Mengapa hal ini harus terjadi  kepada masarakat  kita ?  Tiada lain sebabnya  karena  kita  malas untuk mengkaji ulang dan kita sudah sibuk dengan urusan dunia  lalu masalah ajaran agama  norok buntek .

Al albani  berkata :

 الخامس : ذَكَرَ ( 1 / 105 - 107 ) قِصَّةَ ذَهَابِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الطَّائِفِ وَدَعْوَتَهُ لِثَقِيْفٍ وَشَجَّهُمْ رَأْسَهُ الشَّرِيْفَ بِالْحِجَارَةِ وَدُعَائَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( اللَّهُمَّ إِلَيْكَ أَشْكُوْ ضُعْفَ قُوَّتِي وَ قِلَّةَ حِيْلَتِي وَ هَوَانِي عَلَى النَّاسِ . . . ) وَقِصَّتَهُ مَعَ عَدَّاسٍ النَّصْرَانِي وَاْنكِبَابَ عَدَّاسٍ عَلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُ رَأْسَهُ وَيَدَيْهِ وَقَدَمَيْهِ . وَذَكَرَ مَصْدَرًا لَهَا ( طَبَقَاتُ ابْنِ سَعْدٍ وَتَهْذِيْبِ السِّيْرَةِ ِلابْنِ هِشَامٍ )
 قُلْتُ : أَمَّا ( الطَّبَقَاتُ ) فَلَمْ يَذْكُرْ مِنَ اْلقِصَّةِ كُلِّهَا إِلاَّ أَحْرُفًا يَسِيْرَةً وَمَعَ ذَلِكَ فَهُوَ عِنْدَهُ ( 1 / 211 - 212 ) مِنْ قَوْلِ مُحَمَّدٍ بْنِ عُمَرَ بِغَيْرِ إِسْنَادٍ وَغَالِبُ الظَّنِّ أَنَّ الدُّكْتُوْرَ لاَ يَعْلَمُ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ هَذَا هُوَ الْوَاقِدِي الْمَتْرُوْكُ كَمَا َيأْتِي
5. Doktor Ramadhan al buthi menyebutkan  dalam kitabnya  ( 107-105/1 ) kisah Rasulullah   pergi ke thaif , dakwah beliau kepada suku Tsaqif , mereka melukai kepala beliau yang mulia dengan batu  lalu beliau berdoa  sbb :
Wahai Tuhanku ! aku mengadukan kepada Mu kelemahn kekuatanku , helahku yang minim  dan rendahku di mata manusia   ……………. )
Lalu kisah Rasulullah   bersama Addas yang  kristen  lalu Addas mencium kepala  , kedua tangan  dan  kedua kaki Rasulullah  , lalu  doktor Al Buthi menyebut juga refrensinya   yaitu kitab Thobaqat Ibnu Sa`d  dan  Tahdzibus sirah  karya Ibnu Hisyam

Aku  berkata : Untuk kitab Thobaqat , maka  hanya beberapa  kalimat yang di sebutkan di sana tentang masalah tsb ( 211- 212/1 ) dari perkataan Muhammad bin Umar  tanpa sanad . Perkiraan yang rajih , doktor Buthi tidak tahu bahwa  Ibnu Umar  disitu adalah al waqidi  yang di tinggalkan kalangan ulama  sebagaimana keterangan yang akan datang.

وَأَمَّا ( تَهْذِيْبُ السِّيْرَةِ ) فَقَدْ ذَكَرَهُ ( 2 / 60 ) مِنْ طَرِيْقِ ابْنِ إِسْحَاقَ بِإِسْنَادٍ لَهُ مُرْسَلٍ إِلاَّ الدُّعَاءَ فَلَمْ يَسُقْ لَهُ سَنَدًا فَقَدْ قَالَ : ( فَلَمَّا اطْمَأَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ - فِيْمَا ذُكِرَ لِي - : اَلَّلهُمَّ . . . )
 وَقَدْ أَخْرَجَ اْلقِصَّةَ بِاخْتِصَارٍ - وَفِيْهِ الدُّعَاءُ - الطَّبْرَانِي بِإِسْنَادِهِ عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ بِسَنَدِهِ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ جَعْفَرَ وَابْنُ إِسْحَاقَ مُدَلِّسٌ وَقَدْ عَنْعَنَهُ وَلِذَلِكَ ضَعَّفْتُ الْحَدِيْثَ فِي ( تَخْرِيْجِ الْفِقْهِ ) ( ص 132 ) وَالدُّكْتُوْرُ عَلَى عِلْمٍ بِذَلِكَ فَلاَ هُوَ يَسْتَفِيْدُ مِنْ مِثْلِ هَذَا التَّحْقِيْقِ هُنَاكَ وَلاَ هُوَ يَأْتِي بِمَا يُنَافِيْهِ ِليَنْظُرَ فِيْهِ وَإِنَّمَا يَكْتَفِي ِبمُجَرَّدِ اْلعَزْوِ ِللْمَصْدَرَيْنِ السَّابِقَيْنِ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّ فِيْهِمَا مَا لاَ يَصِحُّ ثُمَّ هُوَ يَزْعُمُ أَنَّهُ اعْتَمَدَ عَلَى مَا صَحَّ فِيْهِمَا
Untuk kitab tahdzibus sirah , maka di sana di cantumkan  dari jalur Ibnu Ishak  dengan sanad mursal  kecuali Doa , maka beliau tidak menyebut sanadnya .
Pengarang Tahdzibus sirah menyatakan :  Ketika  Rasulullah   tenang  ( setelah di hajar  penduduk Tsaqif )   sebagaimana  yang  di sebutkan kepadaku  , beliau berdoa  : Allahumma ……………………….

Kisah itu  juga di riwayatkan oleh Thabrani bersama doanya dengan sanad dari ibnu Ishak  dengan sanad  dari  Abdullah bin Ja`far dan Ibnu Ishak adalah mudallis dan beliau saat ini meriwayatkan dengan kalimat an atau dari . Karena itu  saya melemahkan hadisnya  dalam kitab Takhrij fiqh  132 .
Doktor Buthi juga mengetahui hal itu , tapi tidak memanfaatkan kajian ini  juga tidak mendebatnya  agar  bisa   di koreksi  ulang  . Dia hanya  cukup dengan menyebut dua sumber yang lalu  . Pada  hal dia mengerti bahwa dalam dua sumber itu  juga terdapat keterangan yang tidak sahih , lalu dia menyatakan bahwa  dia berpegangan dengan  landasan  yang sahih   di dalam kedua  kitab itu .


Dalam hizbut-tahrir.or.id terdapat keterangan sbb :

Rasulullah saw telah memberikan kepada kita seluruh langkah yang memungkinkan untuk mencapai jenjang kekuasaan/pemerintahan. Langkah-langkah Rasulullah saw yang demikian intens dan dilakukan secara terus menerus hingga memperoleh keberhasilan, menunjukkan bahwa apa yang dijalani oleh beliau merupakan metoda (manhaj/thariqah), bukan sekedar cara (uslub). Dan setiap orang yang bergerak dalam aktivitas dakwah, yang menghendaki pada upaya penerapan sistem hukum Islam secara total melalui format Daulah Islamiyah, wajib memahami dan mengambil langkah-langkah Rasulullah saw ini. Metoda ini disebut dengan thalabun nushrah (seruan untuk memperoleh pertolongan/perlindungan).
Thalabun nushrah dilakukan Rasulullah saw. setelah gangguan terhadap beliau semakin keras, yaitu setelah wafatnya paman beliau saw. Abu Thalib. Beliau pergi ke kota Thaif untuk meminta pertolongan dan perlindungan dari Bani Tsaqif, dengan harapan mereka mau menerima seruan beliau. Ketika sampai di kota Thaif, beliau menemui sekelompok pemimpin dan orang-orang terkemuka dari Bani Tsaqif. Beliau mengajak mereka (untuk beriman) kepada Allah. Beliau juga menyatakan maksud kedatangannya untuk meminta perlindungan dan pembelaan mereka kepada Islam, agar mereka berdiri di pihak beliau dalam menghadapi siapapun dari kaumnya yang menentang beliau. Namun mereka menolak. Sekembali beliau ke kota Makkah -di saat-saat musim haji- beliau menemui kabilah-kabilah Arab yang hadir di kota Makkah. Beliau mengajak mereka untuk beriman kepada Allah dan menyampaikan kepada mereka bahwa beliau adalah Nabi yang diutus untuk mereka. Beliau meminta mereka untuk membenarkan sekaligus melindung beliau.
Fenomena ini menjelaskan bahwa Rasulullah saw menempuh manhaj baru yang belum pernah beliau lakukan sebelumnya. Beliau mengkhususkan dakwah untuk mendapatkan perlindungan dari kelompok-kelompok yang memiliki kemampuan untuk memberikan perlindungan. Dengan kata lain beliau menambahkan aktivitas dakwah pada Islam, dengan dakwah untuk mendapatkan perlindungan terhadap dakwah Islam. Fokus dakwahnya ditujukan pada kelompok-kelompok yang kuat guna mendapatkan perlindungan. Beliau terus berusaha mewujudkan perlindungan untuk dakwahnya, sejak beliau kembali dari kota Thaif sampai perlindungan tersebut diperolehnya dari penduduk kota Madinah.
Komentarku ( Mahrus ali ) ::
Begitulah kisah perkembangan dakwah Islam ke masarakat kita dan lainnya di seluruh bumi persada , masarakat selalu di suguhi dengan ajaran kedustaan dan kekeliruan dari leluhur dahulu  tanpa koreksi yang mendetil dan mendalam . Allah tahu bahwa ummat manusia ini di disuguhi dengan kisah nabi yang di lempari dengan batu sampai kakinya berdarah. Bagaimanakah perasaan Rasulullah   yang tidak pernah di lempari batu seperti itu di Tha`if  lalu di katakan begitu . Bagaimanakah perasaan para sahabatnya yang merasa  rasulnya di issukan dengan isssu jahat yang di hembuskan  oleh pendusta dahulu dan di lanjutkan oleh para tokoh atau orang yang di anggap tokoh pada hal dia bodoh seperti kerbau yang menggiring atau mengendalikan manusia . Apakah tidak cocok dengan  hadis :
إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ
مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
    Sesungguhnya berbuat bohong kepadaku tidak sebagaimana  kebohongan kepada seseorang . Barang siapa berbuat kedustaan  kepadaku dengan sengaja bertempatlah di tempat duduknya di neraka ( masuk nerakalah ) 
 Ibnu Ady berkata :
: هَذَا حَدِيْثُ أَبِى صَالِحٍ اْلقَاسِمِ بْنِ اللَّيْثِ الرُّسْغِى لَمْ يُسْمَعْ أَنَّ أَحَداً حَدَّثَ ِبهَذَا الْحَدِيْثِ غَيْرُهُ وَلَمْ يُكْتَبْ إِلاَّ عَنْهُ ،
Ini hadis Abu Shaleh al qasim bin Allaits arrusghi . Tidak terdengar seorang yang meriwayatkan hadis itu kecuali dari padanya  dan tidak ada orang yang menulis hadis tsb  kecuali dari padanya . 
Dan sudah di nyatakan di muka  bagwa hadis itu adalah lemah mursal , tiada sahabat yang menyatakan  seperti itu dengan sanad yang sahih.

Drs. M. Tata Taufik M. Ag menyatakan :
,Penderitaan Rasul saw semakin memuncak setelah wafatnya Abu Thalib
,yang diikuti dengan wafatnya Khadijah umul mu’minin selang beberapa hari
.hingga tahun itu disebut sebagai tahun kesedihan
Kemudian rasul saw meninggalkan Makkah menuju Thaif untuk meminta
perlindungan dari kaum Tsaqif, namun mereka menerimanya dengan kasar dan
kejam, bahkan mengusir dan menganiayanya, kemudian Rasul saw krmbali ke
.Makkah dengan kondisi yang mengkhawatirkan 
Imam Suyuthi berkata :

أَخْرَجَهُ الطَّبْرَانِى كَمَا فِى مَجْمَعِ الزَّوَائِدِ (6/35) قَالَ الْهَيْثَمِى (6/35) : فِيْهِ اِبْنُ إِسْحَاقَ ، وَهُوَ مُدَلِّسٌ ثِقَةٌ ، وَبَقِيَّةُ رِجَالِهِ ثِقَاتٌ . وَأَخْرَجَهُ أيضًا : ابْنُ عَدِى (6/111 ، تَرْجَمَة 1623 مُحَمَّدٍ بْنِ إِسْحَاقَ بْنِ يَسَارٍ) وَقَالَ : هَذَا حَدِيْثُ أَبِى صَالِحٍ الرَّاسِبِى لَمْ نَسْمَعْ أَنَّ أَحَدًا حَدَّثَ بِهَذَا الْحَدِيْثِ غَيْرُهُ وَلَمْ نَكْتُبْهُ إِلاَّ عَنْهُ . وَالضِّيَاءُ مِنْ طَرِيْقِ الطَّبْرَانِى (9/179 ، رقم 162) .


 Hadis tsb  di riwayatkan oleh Thabrani sebagaimana dalam kitab Majmauz zawaid  6/35 . Al haitsami berkata  : Sanadnya terdapat Ibnu Ishak . Dia seorang  perawi mudallis  tapi Tsiqah – terpercaya   dan perawi – perawi lainnya  bisa di percaya .
Ia juga di riwayatkan oleh Ibnu Ady 6/111 tentang riwayat hidup Muhammad bin Ishak bin Yasar  1623 . lalu berkata  : Hadis  itu hanya riwayat Abu Sahleh  Arrasibi . Kita tidak mendengar  orang yang meriwayatkan hadis tsb kecuali dia , juga tidak pernah menulis hadis seperti itu kecuali dia
Ad dhiya`  dari jalur Thabrani 9/179 – 162 
Komentarku ( Mahrus ali ) ::
Setahu saya seluruh penyusun kutubut tis`ah tidak mencantumkan hadis tsb dalam kitab hadis karya mereka. Sedang pernyataan Al Hatsami bahwa Muhammad  bin Ishak  terpercaya , maka kurang lengkap , sebab banyak  ulama  yang menyatakan dia tidak bisa di percaya  , apalagi  dalam jalur Thabarni hampir seluruhnya  melalui dia dan tiada orang lain  sebagaimana  di katakan oleh Al albani . tadi .   Dalam www.mktaba.org ada keterangan  sbb : 
الرَّاوِي: مُحَمَّدٌ بْنُ كَعْبٍ الْقُرَظِي - خُلاَصَةُ الدَّرَجَةِ: ضَعِيْفٌ - الْمُحَدِّثُ: اْلأَلْبَانيِ - الْمَصْدَرُ: فِقْهُ السِّيْرَةِ - الصَّفْحَةُ أَوِ الرَّقْمُ: 126
Perawi bernama Muhammad bin Ka`ab al quradhi -  ini derajatnya adalah lemah  kata  ahli hadis al albani  - refrensi Fiqhus sirah , halaman atau nomer 126 .
Komentarku :
Dalam sirah Ibnu Ishak , hadis tsb di riwayatkan secara  mursal – lemah .
Al azhari berkata :

وَقَدْ صَحَّحَ الْحَدِيْثَ اْلمَوْصُوْلَ الضِّيَاءُ اْلمَقْدَسِي فِي اْلمُخْتَارَةِ.
Sungguh Ad dhiya al maqdisi menyatakan dalam kitab al mukhtarah bahwa  hadis tsb adalah  sahih .
Saya  katakan ;
Al azhari assalafi berkata :
Sekalipun mausul tetap dari jalur Muhammad bin Ishak yang mudallis dan tidak menyatakan  haddatsana  tapi cukup dari fulan ………….
Dan ini kelemahan hadis nya . 
Komentarku ( Mahrus ali ) ::
Bila benar Rasulullah   pergi ke Thaif lalu di lempari batu sampai berdarah kepalanya , mengapa Rasulullah   sendiri tidak bercerita tentang hal itu , sebagai  sesuatu yang sangat berat yang pernah di alaminya . Malah ada hadis sbb :
‏عَنْ‏ عَائِشَةَ، زَوْجِ النَبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  ، أَنَّهَا قَالَتْ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  : هَلْ أَتَى عَلَيْكَ يَوْمٌ كَانَ أَشَدَّ مِنْ يَوْمِ أُحُدٍ قَالَ: لَقَدْ لَقِيتُ مِنْ قَوْمِكِ مَا لَقِيتُ، وَكَانَ أَشَدُّ مَا لَقِيتُ مِنْهُمْ يَوْمَ الْعَقَبَةِ، إِذْ عَرَضْتُ نَفْسِي عَلَى ابْنِ عَبْدِ يَالِيلَ بْنِ عَبْدِ كُلاَلٍ فَلَمْ يُجِبْنِي إِلَى مَا أَرَدْتُ فَانْطَلَقْتُ وَأَنَا مَهْمُومٌ عَلَى وَجْهِي، فَلَمْ أَسْتَفِقْ إِلاَّ وَأَنَا بِقَرْنِ الثَّعَالِبِ، فَرَفَعْتُ رَأْسِي فَإِذَا أَنَا بِسَحَابَةٍ قَدْ أَظَلَّتْنِي، فَنَظَرْتُ فَإِذَا فِيهَا جِبْرِيلُ، فَنَادَانِي فَقَالَ: إِنَّ اللهَ قَدْ سَمِعَ قَوْلَ قَوْمِكَ لَكَ وَمَا رَدُّوا عَلَيْكَ، وَقَدْ بَعَثَ إِلَيْكَ مَلَكَ الْجِبَالِ لِتَأْمُرَهُ بِمَا شِئْتَ فِيهِمْ فَنَادَانِي مَلَكُ الْجِبَالِ فَسَلَّمَ عَلَيَّ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ فَقَالَ ذَلِكَ  فِيمَا شِئْتَ إِنْ أُطَبِّقَ عَلَيْهِمُ الأَخْشَبَيْنِ؛ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  : بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللهُ مِنْ أَصْلاَبِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللهَ وَحْدَهُ، لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا

Aisyah ra menuturkan bahwa ia pernah bertanya kepada Nabi saw : “Menurutmu, penindasan kaummu yang bagaimanakah yang lebih keras dari perang Uhud?”
Sabda Nabi saw : “Aku sering ditindas oleh kaummu, tetapi yang paling keras adalah penindasan di hari Aqabah, yaitu  ketika aku mengajak Ibnu Abi Yalil ibnu Abdi Kulal ke dalam Islam, maka ia tidak peduli kepada ajakanku, sehingga aku pergi dalam keadaan kecewa. Aku tidak sadar sampai ketika aku tiba di Qarnu Tsa’alit. Ketika aku melihat ke atas aku melihat awan telah menaungi aku, dan aku lihat Jibril berseru : “Sesungguhnya Allah telah mendengar ucapan dan jawaban kaum terhadapmu. Kini, Dia mengirim malaikat penjaga gunung kepadamu dan ia akan melaksanakan semua perintahmu.”
Maka malaikat  penjaga gunung memberi salam kepadaku dan berkata : “Hai Muhammad, jika engkau menyuruhku menimpakan kedua gunung ini kepada kaummu yang membangkang, pasti aku akan melaksanakannya.”
Sabda beliau saw : “Sesungguhnya aku hanya ingin agar Allah mengeluarkan orang-orang dari keturunan mereka yang menyembah kepada Allah semata, tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu.” (Bukhari, 59, Kitabu Bad-il Khalqi, 7, bab ketika seorang mengucapkan amin dan para malaikat di langit).

Allu`lu` wal marjan 576/1 Al albani berkata : Muttafaq alaih
Lihat di kitab karyanya : Misykatul  mashobih ,nomer hadis:  5848

Komentarku "

Bila ada  pengalaman yang lebih menyakitkan di Thaif akan beliau sebutkan  dan ternyata tidak ada . lalu  untuk apakah kita ini mengadakan kisah seperti kasus di tha`if . lebh baik kita luruskan dari pada  kita menyimpan ilmu atau membiarkan kekeliruan menyebar di masarakat dan kita akan di tuntut oleh Allah  kelak di hari kiamat Biarlah orang – orang lain sama di bodohi dan kita tidak ingin membiarkan pembodohan itu berkembang di masarakat .


وَقَالَ الصَّالِحِي الشَّامِي فِي كِتَابِهِ (سُبُلُ الْهُدَى وَالرَّشَادِ): (وَرَوَى الطَّبْرَانِي بِرِجَالٍ ثِقَاتٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ جَعْفَرَ...).وَرَمَزَ لَهُ السُّيُوْطِي بِالْحَسَنِ فِي الْجَامِعِ الصَّغِيْرِ.
Assalihi Assyami berkata  dalam kitab Subulul huda warrasyad . Hadis kasus Rasulullah   di Thaif itu riwayat Thabrani dengan perawi – perawi yang  terpercaya  dari Abdullah  , lalu Imam Suyuthi memberikan tanda hasan dalam kitab Jamius shaghir .

Komentarku ( Mahrus ali ) ::
Sungguhpun demikian , tetap dari jalur Ibnu Ishak yang mudallis , tertuduh syi`ah  dan al albani menyatakan lemah di kebanyakan  kitabnya  .

وَقَالَ ابْنُ كَثِيْرٍ فِي الْحَدِيْثِ الْمُرْسَلِ: (وَهُوَ صَحِيْحٌ)
Ibnu Katsir berkata : Hadis Rasulullah   di lempari di Thaif itu adalah mursal ( lemah ) dan inilah yang benar .
Komentarku ( Mahrus ali ) ::
Sudah c ukup menunjukkan kelemahannya  , hadis Rasulullah   di lempari batu di Thaif itu tidak di cantumkan dalam kutubut tis`ah yang merupakan kitab hadis yang populer dan seluruh sahabat tidak meriwayatkannya kecuali Abdullah bin Ja`far dari jalur Ibnu Ishak yang mudallis . Para  Imam Madzhab empat juga tidak kenal hadis tsb ,  Juga orang Thaif tidak meriwayatkannya .
Al azhari al asli berkata :

فَالْحَدِيْثُ مُخْتَلَفٌ فِيْهِ عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ مِنْ وَجْهَيْنِ وَاْلوَجْهُ اْلمُرْسَلُ أَصَحُّ فَالْحَدِيْثُ مُرْسَلٌ تَابِعِيٌّ وَهُوَ حُجَّةٌ عِنْدَ كَثِيْرٍ مِنَ اْلعُلَمَاءِ.

وَقَدْ يَدْخُلُ فِي بَابِ تَقْوِيَةِ الْمَرْفُوْعِ خَفِيْفِ الضُّعْفِ بِالْمُرْسَلِ الْقَوِيِّ فَيَصِيْرُ الْحَدِيْثُ صَحِيْحاً.
وَأَضِفْ إِلَى هَذَا شُهْرَةُ الْحَدِيْثِ وَعَدَمُ إِنْكَارِ أَهْلِ اْلعِلْمِ لَهُ إِلاَّ بَعْضُ الْمُعَاصِرِيْنَ.
Hadis Rasulullah   di lempari batu di Thaif masih hilaf dari Ibnu Ishak  dari dua jalur . Jalur yang mursal yang lebih sahih . Jadi ia adalah mursal tabi`I , dan termasuk hujjah bagi mayoritas ulama . Di samping hadis tsb populer sekali dan ulama  dulu tidak ingkar kepadanya  kecuali sebagian ulama  sekarang .
Komentarku ( Mahrus ali ) ::
Bagaimanakah bisa di katakan mursal tabiin di katakan hujjah dan bisa di buat pedoman , perawi terdapat Ibnu Ishak yang masih hilaf itu dan termasuk mursal tabiin yang lemah dan tidak bisa di buat pegangan  menurut ulama siapapun . Jadi baik yang marfu` atau mursal tetap lemah . Karena itu Al albani menyatakan  lemah dari seluruh jalur . Karena itu tidak bisa di katagorekan hadis mursal tabi`in yang mendukung hadis lemah yang marfu` .  Sebab jalur keduanya dari perawi yang sama . lalu hadis tsb populer dan hampir setiap orang yang mengaji hadis akan  tahu bahwa perawi bernama  Muhammad bin Ishak adalah mudallis  dan ini sudah cukup menunjukkan  kelemahannya  dan  dia  juga  tidak menyatakanm  haddatsana  .


Artikel Terkait

1 komentar:

  1. kendatipun kisah Thaif menurut Mahrus suatu kebohongan, kendatipun tuduhan dusta tidak bisa dibuktikan, tapi bagiku bisa mengambil pelajaran bahwa pada hakikatnya, orang yang tidak mau diajak benar oleh Nabi digambarkan bagaikan anak kecil yang menimpuki Nabi karena memang anak kecil belum mengerti kebenaran, jika sudah tahu pasti tidak mau berlaku zolim, dan hal lainnya anak kecil (belum mengerti kebenaran) sangat mudah sekali dipropokasi oleh orang dewasa, begitulah gambaran orang sekarang orang-orang yang menentang kebenaran dan mudah terpropokasi bagaikan anak kecil, bahwa kebenaran itu datangnya dari Allah, maka apapun sebenarnya yang dkatakan dan ditulis orang lain jika kita tanggapi positif banyak sekali mengandung ilmu yang bisa kita dapati.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan