Kamis, Juni 30, 2011

Kisah pelawak Jayakarta masuk Islam


Group” (Berita yang luput dari Media)
Monday, Aug 11, 2008
Saya pernah membaca cerita dibalik kisah masuk Islamnya Pak Cahyono (Pelawak Jayakarta Group bersama Jojon, Uuk, dan Jhonny). Namun tak satupun cerita itu menceritakan kisah sesungguhnya dibalik hidayah yang diterima Pak Cahyono. (Baca http://www.geocities.com/kebenaran_islam/cahyono.html , http://islam-ku.blogspot.com/2005/10/cahyono-mengapa-aku-pilih-islam.html dan beberapa blog yang lainnya) semuanya kisahnya nyaris 90% sama dan terkesan mengcopy.
Namun dalam kisah ini saya akan mengupas Rahasia dibalik Ke Islaman Pak Cahyono yang saya dapatkan langsung dari Beliau. Saya dipertemukan oleh seorang aktivis perempuan yang suka membaca blog saya di blogspot. Beliau terkesan dengan kisah saya, lalu kami dipertemukan. Saat itulah beliau bercerita panjang lebar bagaimana beliau mendapatkan hidayah dari Allah SWT.
Saat itu Pak Cahyono sedang melakukan Misa di Gereja tempat beliau biasa beribadah. Didekat Gereja itu ada sebuah sebuah mesjid, dan dari arah mesjid itu ada suara Adzan Isya yang masuk keruangan Gereja tempat beliau beribadah. Suara adzan itu begitu merdunya dan sampai membuat hati beliau bergetar hebatnya. Bahkan suara adzan itu seakan-akan tiada pernah hentinya, sehingga ceramah Pastur pun seolah tidak terdengar oleh beliau, padahal pastur memakai speaker di Gereja.
Lalu bergegas beliau pulang kerumah dan menyiapkan pakaian yang akan beliau bawa dari rumah bila misi “Suci” beliau gagal. Setelah itu, Pak Cahyono memanggil anak-anak dan istrinya, lalu beliaupun berkata : “Saya akan masuk Islam karena saya takut masuk neraka, Apakah kalian mau ikut saya, atau kita berpisah ?” Tegas beliau. Spontan anak-anak dan istrinya pun kaget dan protes. Bahkan sang istri pun menuduh beliau telah memiliki Istri simpanan.
Akhirnya karena gagal menarik anak dan istrinya kepada Islam, Pak Cahyono pun meninggalkan rumah. Beberapa waktu kemudian beliau pun bercerai dengan istrinya. Saat itu muncul berbagai berita miring tentang perselingkuhan Cahyono dengan wanita lain, namun berita itupun terbantahkan dengan sendirinya karena memang tak pernah satu pun ada wanita lain seperti yang dituduhkan mantan istrinya kepada Pak Cahyono.
Ada lagi kisah yang sempat terlewat, sebelum beliau masuk Islam, pernah suatu waktu Almarhum Benyamin S berkata dengan nada humor, Almarhum berkata : “No, ente tau gak kalau saat ini kita bisa bersama-sama dan bercanda bareng, kalau nanti kita meninggal kita enggak akan pernah ketemu” lalu pak Cahyono pun bertanya : “lho Memangnya kenapa bang ?” Lalu Almarhum Benyamin S berkata lagi dengan nada candaannya : “Karena tempat ane nanti di surga, sedangkan ente di neraka”
Mungkin saat itu almarhum bercanda, namun apa yang terjadi saat itu Pak Cahyono hati tergetar dan ketakutan. Beliau berkata pada saya : “Tahu tidak dik, saat itu almarhum memang kelihatan seperti bercanda tapi beliaulah salah satu orang yang telah menyadarkan saya tentang azab neraka, Subhanallah… kata-kata itu sampai kini masih terngiang ditelinga saya lho dik “
Sepanjang beliau bercerita tentang perjalanannya menuju Islam, beliau selalu melakukan tasbih, suatu hal mungkin sulit dilakukan oleh seorang yang biasa-biasa saja, walau pun ilmu agamanya tinggi, belum tentu sanggup sambil bercerita dan bertasbih sepanjang hari. Bahkan saat dimobil menuju restoran tempat kami akan makan siang pun beliau selalu bertasbih.
Nah mungkin kisah ini tidak akan pernah saudara-saudaraku dapatkan diblog manapun. Karena beliau hanya bercerita pada orang-orang terdekatnya saja, bahkan pers pun luput mendapatkan kisah eksklusif ini, mungkin ini salah satu hidayah untukku yang bertemu dengan orang yang mempunyai kisah yang mirip (sama-sama Muallaf). Namun aku beruntung mendengarkan kisah ini langsung dari orangnya, yaitu Pak Cahyono.
Komentarku ( Mahrus ali )
Begitulah cahaya petunjuk bila sampai kepada seseorang tanpa memandang tingkat intelektual , states sosial , kasta , darah biru atau hijau , suku bangsa arab atau bukan , di Mekkah atau di Mexxico , Jepang atau Medinah . Seluruhnya itu terserah orangnya , lalu Allah mengabulkannya . Allah berfirman :
اللهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُم وَقُلُوبُهُمْ  إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka lunak di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya [1]
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ
)? Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.[2]
Karena  itu Abu jahal yang  arab itu kafir , dan orang Jawa  muslim .
Setelah itu , terserah orangnya  kemana  dia mau ikut . Bila  ke islam ahli bid`ah , ikut kegiatan dan aktivitas mereka , maka saya sayangkan . Sebab Islam ahli bid`ah banyak di campuri dengan ajaran tradisional Hindu . Jadi islamnya  itu setengah hindu , setengah Islam . Mereka menerima ajaran Islam yang cocok dengan ajaran golongan atau tradisi nenek moyang dan mencampakkan ajaran Islam yang hatinya berontak . Ingat firmanNya :
إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلاً
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasu-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir),[3]




[1] Azzumar 23
[2] Qaf -37
[3] Annisa`  150

Artikel Terkait

1 komentar:

  1. ya ini konten yang menyejukkan, saya tidak ingin menggurui anda, karna anda jauh lebih berilmu dari saya. Namun cara pembid'ahan seperti konten yang lain di blog ini menjadi tidak kondusif untuk mendapatkan hidayah. Ingat, Nabi Muhmammad SAW harus bertakhannus ketika sebelum masa kenabian datang, untuk menyiapkan fikiran dan hati. Jadi mari kita jadikan blog kita menjadi tempat takhannus baik fikiran (proses pencerahan) maupun hati (menjadi pusat perdamaian dan ukhuwwah Islamiyah). Apa begitu sulit bagi anda untuk menyayangi sesama Muslim?
    Untuk konten ini saya minta izin akan kopi paste ke blog saya di http://www.islamshout.blogspot.com
    Syukron

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan