Kamis, April 28, 2011

Muammal vs LBM Jember

Di tulis oleh H Mahrus ali


19-03-2008
ABU TOMANG menulis :
  buat Nahdliyyin-Nahdliyyat, santae bro...!!!

KH Muammal Hamidy, Penulis Kata Pengantar pada buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat dan Dzikir Syirik, hadir dalam debat terbuka yang digelar di ruang Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (12/3) kemarin. Namun, saat itu juga, ia mengakui jika dirinya tak paham dan tak menguasai masalah.

Muammal mengakui ada yang salah dalam menulis kata pengantar. Ia mencontohkan perihal ber-tawassul (berdoa melalui perantara) yang dinilai H Mahrus Ali (penulis buku tersebut) sebagai perbuatan syirik (menyekutukan Allah). Padahal, para ulama ternama yang menjadi rujukan umat Islam dunia hingga sekarang, juga pernah melakukannya.

Alumus pertama Jami’ah Islamiyah, Madinah, Arab Saudi, itu, akhirnya mengakui jika dirinya salah. Tak hanya itu. Ia pun mencabut keterangan yang ada dalam buku itu dan menganggapnya tidak pernah ada serta menandatangani pernyataan kesalahan itu.

Kesalahan lain yang dilakukan Muammal adalah ia mengakui kalau belum membaca seluruh isi buku itu. Padahal, dalam keterangan sebelumnya, ia mengakui kalau sudah membaca semuanya.

Mengetahui hal itu, Abdul Basith, pemandu acara tersebut, akhirnya menghentikan debat terbuka yang tak berimbang itu.

Sebelumnya, pokok bahasan pada debat terbuka itu hanya difokuskan pada dua hal: tawassul dan istighosah. Hal itu dilakukan lantara Muammal memang diketahui tak terlalu menguasai masalah.

Hampir seluruh dasar-dasar yang disampaikan Muammal dibantah KH Abdullah Syamsul Arifin, Ketua Tim Lembaga Bahsul Masail Pengurus Cabang NU Jember, Jatim. [1]

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Kalau saya memantau dari awal hingga akhir debat antara KH Muammal vs LBM Jember itu lewat vcd  , saya bisa menyimpulkan bahwa LBM Jember saat itu tidak memenangkan debat di aula pasca Sarjana IAIN Surabaya itu . Setahu saya , berkali – kali dalil yang di sampaikan oleh KH Abdullah Syamsul arifin itu sudah di nyatakan lemah oleh Pak Muammmal, tapi tidak di gubris. Karena itu, Pak Muammal tidak menyatakan tawassul pada mayat atau minta- minta pada orang mati  di perbolehkan . Pak Muammal tetap menyatakan di larang bertawassul dengan mayat atau minta minta padanya. Karena keduanya itu barang baru dan tidak di contohkan oleh Rasulullah SAW .Dan saya tidak mengetahui para sahabat menjalankannya.  Jadi belum bisa di katakan saat itu ,Muammal di nyatakan kalah.
Dalil yang di pakai oleh KH Abdullah Syamsul arifin sbb:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ  أَنَّهُ خَدِرَتْ رِجْلُهُ ، فَقِيْلَ لَهُ  : اُذْكُرْ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيْكَ ، فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ (صلى الله عليه وسلم) ، فَكَأَنَّمَا نَشِطَ مِنْ عِقَالٍ ".
Dari Ibnu Umar ra, sesungguhnya kaki Ibnu Umar mati rasa,lalu di katakan kepadanya : Sebutlah orang yang paling kamu cintai , lalu dia b ilang : Ya Muhammad SAW  seolah dia lepas  dari tali  HR Bukhari dalam kitab al adabul mufrad.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Al albani menyatakan hadis tsb lemah  , Dhoif adabul mufrad  148/964  dari Abd Rahman bin Sa`d  berkata : …………………..  Ia  juga lemah , Al kalimut thoyyib 236 , bahkan ada yang dari Mujahid , tapi palsu , lihat di al kalimut thoyyib 173/1. Bahkan  dalam al adzkar linnawawi 305/1 di katakan lemah  sanadnya . Sanadnya menurut Ibnus sunni  sbb :
حَدَّثَنيِ مُحَمَّدٌ بْنُ إِبْرَاهِيْمِ اْلأَنْمَاطِي ، وَعَمْرُو بْنُ الْجُنَيْدِ بْنِ عِيْسَى ، قَالاَ : ثَنَا مُحَمَّدٌ بْنُ خَدَّاشٍ ، ثَنَا أَبُوْ بَكْرٍ بْنِ عَيَّاشٍ ، ثَنَا أَبُو إِسْحَاقَ السُّبَيْعِي ، عَنْ أَبِي شُعْبَةَ ،
Muhammad bin Ibrahim Al anmathi  menceritakan kepadaku dan Amar bin Al Junaid bin Isa  berkata : Muhammad bin Khaddast bercerita kepada kami  , lalu  berkata : Abu bakar bin Ayyasy , lalu berkata : Abu Ishak  Assuba`I  dari Abu Syu`bah . [2]

وَ قَالَ الْحَاكِمُ أَبُو أَحْمَدَ : لَيْسَ بِالْحَافِظِ عِنْدَهُمْ .
وَقَالَ ابْنُ سَعْدٍ.........
وَ كَانَ ثِقَةً صَدُوْقًا عَارِفًا بِالْحَدِيْثِ وَ اْلعِلْمِ ، إِلاَّ أَنَّهُ كَثِيْرَ الْغَلَطِ .
Al Hakim Abu Ahmad berkata : Dia ( Abu bakar bin Ayyasy ) bukan hafizh menurut mereka .
Ibnu Sa`d berkata : "Abu bakar bin Ayyasy  perawi terpercaya , alim terhadap hadis dan ilmunya banyak hanya saja  sering keliru ". [3]
Perawi Muhammad bin Khaddasy tidak di cantumkan oleh Ibnu Hajar dan Adz dzahabi dalam kitab Tahdzibnya .  Dan dia bukan murid Abu bakar bin Ayyasy .
Lalu siapakah yang menyatakan hadis tsb sahih . Lalu siapakah para  sahabat selain Ibnu Umar yang melakukan seperti itu. Sayang disini  Tim Penulis LBM NU  cabang Jember  tidak mencantumkan sanadnya sehingga bisa di lacak pengakuan  hadis tsb sahih atau tidak . Dari sanad akan ketahuan identitas perawi – perawinya .
Imam Bukhari , Muslim  tidak mencantumkan hadis tsb dalam kitab sahihnya  , Nasai , Abu dawud , Ibnu Majah dan Imam Ahmad tidak meriwayatkan hadis tsb. Saya mencarinya di kitab Sunan Tirmidzi , tapi saya tidak menjumpainya .
Seorang penyair berkata :
وَإِنْ مَذِلَتْ رِجْلِي دَعَوْتُكِ أَشْتَفِي... بِدَعْوَاكِ مِنْ مَذْلٍ بِهَا فَيَهُونُ
Bila kami kebas ( tidak bisa bergerak ) aku memanggilmu ( kekasihku ) , aku berkeinginan sembuh dengan memanggil namamu  dari kaki yang tidak bisa bergerak lalu bisa ringan penyakitnya. [4]
Jadi penyakit sembuh karena memanggil nama kekasih itu tiada  landasan nya dari Al Quran dan hadis . Ia hanya  perkataan seorang penyair . Dan kalimat orang yang paling kamu cintai dalam hadis lemah itu tidak harus nabi Muhammad SAW , mungkin juga kekasihnya yang bukan nabi , baik lelaki atau perempuan.
Orang – orang yang hobby tawassul itu mirip dengan orang – orang syi`ah . DR Sholahuddin dari Syi`ah mengatakan :
وَالتَّوَسُّلُ بِالنَّبِي وَأَهْلِ اْلبَيْتِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ مَشْرُوْعٌ فِي حَيَاةِ النَّبِي وَبَعْدَ وَفَاتِهِ.

Tawassul dengan nabi dan ahlul baitnya adalah di syariatkan baik waktu Nabi SAW hidup atau setelah meninggalnya [5]
فَلَقَدْ رَوَى الْعَدِيْدُ مِنْ عُلَمَاءِ أَهْلِ السُّنَّةِ وَكَذَلِكَ الشِّيْعَةُ أَنَّ اْلوَسِيْلَةَ هُمُ اْلأَئِمَّةُ الْمَعْصُومُوْنَ مِنْ أَهْلِ اْلبَيْتِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ
Sungguh banyak kalangan ulama ahlus sunnah dan syi` ah yang menyatakan  wasilah adalah  imam – imam yang ma`shum dari kalangan ahlul bait  as.

Saya katakan : Saya tidak tahu dalilnya dari al Quran maupun hadis .

Bila banyak  ulama  besar yang melakukan tawassul pada mayat atau minta – minta kepada orang – orang mati , nabi , wali, dukun , maka saya hanya bisa menyatakan , manakah dalilnya yang sahih dari hadis atau al Quran . Bila  ada , saya bisa ikut mereka . Bila tidak ada , maka dikatakan  bid`ah . Bahkan  bisa dikatakan  syirik , karena termasuk minta – minta kepada selain Allah . Pendapat Imam Syafi`I sendiri menurut beliau suruh buang bila bertentangan dengan dalil yang sahih dan hal ini tidak samar lagi bagi orang yang mendalami ilmu agama  atau orang yang ilmunya masih sederhana. 
Lebih jelas bacalah buku sesat tanpa sadar sbb:



[1] http://www.islamuda.com/?imud=forum&menu=baca&id=1209

[2] Amalul yaumi wallailati  319/1
[3] Mausuatuh ruwatil hadis 7985
[4] Tafsir Thobari  304/12 , Nihayatul arib 125/2

[5] Kitab mihwariyah haditsus tsaqalain fil aqidati wal ahkam , karya DR Sholahuddin
32
Artikel Terkait

3 komentar:

  1. makhrus2. diundang ga datang, bisanya komentar tok. gmn sih syeikul islam makhrus ali

    BalasHapus
  2. Bikinlah buku yang membantah buku - buku saya atau bikinlah artikel yang mengkritisi artikel saya. Nanti akan saya jawab dan saya bantai sampai diam seribu bahasa atau ngomong yang ngawur layaknya orang yang tidak punya ilmu.Kamu kan tahu hasil debat di Pasca sarjana dimana yang benar di salahkan dan yang salah di benarkan. Mereka selalu mengajak debat bukan karena ilmunya benar tapi karena mereka punya massa yang banyak. Saya sudah bikin buku judulnya: Kesesatan debat terbuka kiyai NU di pasca sarjana. Baca lagi disini:
    MANTAN KYAI NU: Judul buku - buku mantan kiyai NU
    14 Jun 2011

    MANTAN KYAI NU: Ayo diskusi dengan saya satu persatu
    26 Jul 2011

    MANTAN KYAI NU: Mengapa saya tidak datang di debat terbuka di ...
    14 Agt 2011

    BalasHapus
  3. biasa pak ustad orang nu emang suka debat, sampai2 bikin buku judulnya kalo g salah, "pintar debat dengan wahaby",, naudzubillah,,,

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan