Minggu, April 24, 2011

Mencuci kaki ibu budaya Jahiliyah



Di tulis oleh H Mahrus ali
Dalam
http://abdaz.wordpress.com terdapat artikel menarik sbb :

Sorga dan Neraka di Bawah Telapak Kaki Ibu


i
Quantcast

Senin, 31 Agustus 2009 | 22:58
Beberapa bulan lalu ada sebuah tayangan televisi yang mempertontonkan seorang anak remaja perempuan mencuci kaki ibunya di sebuah baskom, kemudian airnya diminum. Saya tidak menonton sejak awal dan tidak mau menontonnya sampai akhir. Tayangan menyesatkan itu menggambarkan si anak perempuannya itu berbuat dosa kepada ibunya. Entah dosa apa, tapi tentunya mungkin suatu kesalahan yang dianggap berat oleh ibunya.

Si anak ini ingin memohon maaf kepada ibunya, tapi si ibu tampaknya keberatan untuk memaafkan, terjadilah adegan konyol itu. Perilaku semacam ini entah bagaimana bisa terjadi. Ada kemungkinan berawal dari pemahaman yang keliru terhadap hadits Nabi SAW.
Sorga di bawah telapak kaki ibu, kata Rasulullah. Kata-kata Nabi itu kadang dikatakan sementara orang sebagai sebuah pepatah.
Ketika untuk pertama kali belajar ilmu pendidikan, guru saya mengatakan bahwa pendidik pertama dan utama adalah ibu. Mendidik anak menjadi kewajiban utama seorang ibu. Kewajiban itu tidak mungkin bisa digantikan oleh baby sitter, pembantu atau siapa pun. Namun, tentunya tidak semua ibu bisa berperan dengan baik sebagai pendidik anak-anaknya.
Sebagai seorang anak, berbakti kepada ibu merupakan kewajiban, melebihi kewajiban terhadap ayah, sebagaimana jawaban Rasulullah ketika ditanya oleh seorang shahabat. Sebaliknya seorang ibu yang bertanggung jawab sejak jauh-jauh hari harus mempersiapkan diri untuk menjadi seorang pendidik utama bagi anak-anaknya.
Sebagai seorang pendidik utama yang baik dan bertanggung jawab seorang ibu dapat mengantarkan anaknya untuk bisa mencapai sorga. Sebaliknya, ibu yang tidak berfungsi sebagai pendidik yang baik, bahkan memberikan contoh yang tidak layak sebagai seorang ibu, memiliki potensi untuk menjerumuskan anaknya ke neraka.
Rasulullah SAW melalui haditsnya itu sebenarnya memberikan amanah dan tanggung jawab yang besar kepada ibu untuk mendidik anak-anaknya dengan nilai-nilai Islam , bukan memberikan kekuasaan kepada ibu untuk bisa mengatur anaknya sesuai keinginan pribadinya.
Barangkali ibu-ibu, atau calon ibu memiliki pendapat yang lain. Bagaimana ?
Komentar :  
i
QuantcastIlyas Afshoh berkata :
saya entah kenapa, melihat sinetron yang walau islami,
sering gak setuju
jauh dari nilai nilai islam sesungguhnya
i
Ada orang berkomentar :
Perilaku diatas itu sangat tidak sesuai dengan ajaran islam,maka dari itu kita tidk boleh menyakiti hati orangtua kita terutama ibu kita karena beliau itu telah melainkan kita dengan penuh perjuangan
Abd Aziz berkata :
Betul mas, saya setuju. Terima kasih sudah pada mampir di sini.
Sukses selalu.
Salam.
Guskar menulis :Quantcast
tayangan itu saya pas melihatnya pak.. acara reality show gitu deh..
yg bisa jd sdh didramatisir sedemikan rupa untuk mengaduk2 emosi penonton. saya sependapat bhw tindakan semacam ini keliru.
ibu, yg selama 9 bulan mengandung kita dng penuh kasih sayang, mengorbankan ego-nya demi anaknya.. proses selanjutnya mendidik dan mengajari kita ttg kehidupan ini.., di sinilah mulai mengarah ke surga ataukah neraka
Abd Aziz berkata : Quantcast
Betul, mas. Saya setuju banget. Terima kasih sudah jalan-jalan ke sini. Insya Allah lain waktu saya mampir ke tempat mas. Semoga silaturahim kita terus berlanjut.
Terima kasih.
Salam buat keluarga.
bundadontworry menulis :
Sebagai seorang anak sekaligus juga ibu,saya dapat merasakan betapa dengan melihat anak2 tumbuh sehat saja sudah merupakan kebahagiaan yg luar biasa..
Saya rasa dlm dunia nyata tdk ada ibu yg ingin menjerumuskan anaknya, apalagi dlm ajaran2 agama, krn ibulah yg pertama mengenalkan nilai2 hidup pd anak2nya.
kadang2 sinetron suka berlebihan, malah kadang menjerumuskan,
mungkin ini salah satu alasan saya tdk suka menonton sinetron.
Semoga kita selalu menjadi anak yg berbakti pd kedua ortu kita,dan anak2 kita pun menjadi anak2 yg soleh dan solehah, amin.
Salam.
——————————————
Menurut guskar ( lihat komentnya di atas ) acara itu merupakan reality show yang didramatisasi. Sebenarnya saya sudah lama ingin menulis tentang masalah ini. Apa lagi hadits ini sering dijadikan guyonan di televisi . Sebuah majalah bahkan pernah memuat kartun yang digambarkan ada seorang anak yang melihat telapak kaki ibunya untuk mencari sorga.
Tentang peran ibu yang tidak berfungsi dengan benar sebenarnya pernah disampaikan oleh Prof. KH Ibrahim Hosen,LML, tahun 1994,sewaktu ia menjabat sebagai rektor IIQ dan ketua komisi fatwa MUI.
Juga dua bulan sebelumnya, hal ini dikemukakan oleh Dr. Abdul Muhith Abdul Fatah,
kalau wanita meninggalkan fungsinya sebagai pendidik bagi anak-anaknya di rumah, maka generasi Islam mendatang tak sampai 50 tahun akan hancur.
Terima kasih banyak Bu atas masukannya, saya juga sangat mencitai ibunda yang telah berpulang puluhan tahun lalu, ketika saya masih kelas I SMP.
Salam.
Quantcast
Bagaimanapun peran ibu sangat berperan bagi sang anak jika memang benar memberi pelajaran maka niscaya anak tersebut menjadi anak yang baik Tayangan seperti itu sudah banyak di TV ini seharusnya dikontrol bukan malah dipublikasikan
nice info Pak
Salam Kenal
Salam Sobat Lanskap
———————————————
Betul Mas, saya setuju. Peran ibu memang sangat menentukan. Televisi di negeri kita ini sulit dikontrol . KPI saja tidak dihiraukan oleh mereka.
Terima kasih Mas, sudah mampir di sini.
Salam buat keluarga.
Quantcast
Sinetron sekarang banyak dibuat hanya utk mengeruk materi ketimbang menyesuaikan dengan ajaran islam yang benar..
——————————————————————–
Begitulah Mas, bahkan judulnya seperti film Islami, tapi ceritanya menyimpang dari nilai-nilai Islam.
Terima kasih.
Salam.
Quantcast
IbumuIbumu Ibumu 3 kali..
——————————————————————–
Betul sekali , itu hadis Nabi SAW. Tapi tulisan ini konteksnya bukan ke sana.
Silahkan baca tanggapan saya terhadap komentar bundadontworry di atas.
Terima kasih atas kunjungannya.
Salam.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
  Itulah sharing pendapat yang ada dlm http://abdaz.wordpress.com/2009/08/31/sorga-dan-neraka-di-bawah-telapak-k . Kebanyakan pendapat mereka itu benar sekali  dengan konsep agama Islam . Allah memerintahkan menghurmati kedua orang tua dlm ayat :
وَوَصَّيْنَا اْلإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا وَإِنْ جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ(8)
Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.[1]
Tiada satupun para sahabat yang mencuci kaki ibunya . Kita mengikuti mereka lebih cocok dengan kebenaran .







[1] Alankabut 8
Artikel Terkait

5 komentar:

  1. ya betul, perbuatan yg tak diajarkan dalam islam.
    tp neraka tidak dibawah telapak kaki ibu. hadist jangan dirubah.
    dalam agama islam tidak ada ajaran untuk mencuci kaki ibu bahkan meminumnya.
    tidak ada firman dan hadist mengenai ajaran tersebut.
    itu adalah bid'ah yg dipikir benar tetapi mendekatkan pada kesalahan/dosa.

    BalasHapus
  2. terimakasih banyak atas infonya,sangat bermanfaat sekali untuk saya salam kenal aja....>!

    BalasHapus
  3. makasih sekarang saya sudah tau yg sebenarnya.

    BalasHapus
  4. alhamdllah akirnya saya da mengerti. td rencananya mau cuci kedua kaki ibu saya d bulan Fitri nanti.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan